Chapter 6

2K 229 5
                                    

@Handa's Story

Setelah pertemuan kemarin jaejoong menjadi pendiam dan menutup diri dari semua orang, termasuk orangtuanya. Ia merasa terbebani dengan peraturan itu, tapi ia juga tidak bisa mundur. Ia tidak keluar kamar sejak pulang dari mansion jung. Bahkan perkataan yunho kemarin tidak membantunya sama sekali.

"Aku janji, jika kita menikah aku tidak akan melarangmu untuk menggapai mimpimu. "

Perkataan yunho terus terngiang di kepalanya, tapi tetap saja ia risau. Ia memandang jendela kamarnya. terlihat pohon dan langit biru yang Indah. Ia menghela nafas. 'Apa yang harus aku lakukan' adalah pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya.

Jaejoong bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju balkon. Ia naik ke atas pilar yang cukup besar untuk ia pijak. Ia berdiri di atas pilar dan menatap langit cukup lama. Ia memejamkan matanya dan meresapi angin sepoy sore yang sejuk dan menyegarkan.

Ia membuka matanya ketika ia mendengar suara dering ponsel yang dari tadi terus bersuara. Ia memutuskan masuk ke kamarnya dan melihat id orang yang dari tadi terus mengganggunya. Tentu saja ahjussi mesum itu yang mengganggunya.

"Ada apa?. " ketusnya.

Jaejoong mendengar helaan nafas di telponnya. Ia tau pasti itu juga berat untuk yunho dan dirinya.

"Dandanlah yang cantik, nanti malam aku akan menjemputmu. " sahut yunho cepat.

"Ada apa?, kalau untuk perusahaan aku tidak mau. " gumam jaejoong.

"Kita akan dinner dan membicarakan tentang kita. "

"Heeh, baiklah."

"Jangan mengeluh. Aku pastikan kau tidak akan menyesal. "

"Baiklah, baiklah. Dasar cerewet. "

"Dandan yang cantik yah, bye. "

"Hemm. "

Yunho menyenderkan kepalanya pada kursi kebesarannya. Urusan dikantor tidak ada yang rumit tapi urusan Cintanya yang rumit. Ia mendengar dari calon mertuanya bahwa jaejoong tidak keluar kamar sejak kemarin. Ia sedikit khawatir jadi ia berinisiatif untuk mengajak dinner.

Kalau di fikir-fikir ia juga sebenarnya keberatan dengan peraturan tersebut. Ia ingin membebaskan apapun yang ingin di lakukan jaejoong, tapi kalau untuk tidak bekerja ia sama sekali tidak keberatan jikalau calon istrinya kelak tidak bercareer. Ia mampu, ia bisa, tapi kalau urusan mimpi ia juga ingin mendukung.

Yunho menghela nafas, ini akan panjang. Ia harus meyakinkan jaejoong mengenai careernya. Ia akan mendukung apa yang jaejoong inginkan.

Jaejoong terdiam di depan cermin. Ia mengenakan dress selutut berwarna hitam pekat. Ia memutar-mutarkan tubuhnya di depan cermin. Ia terdiam dan menelusuri dress yang baru saja ia beli tadi siang. Sebenarnya ia malas keluar, tapi eommanya memaksa membeli dress baru supaya tampil mempesona. Ia menghela nafas, ia masih ragu dengan keputusannya.

Ia berjalan kearah ranjang dan duduk disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia berjalan kearah ranjang dan duduk disana. Ia mengambil lipstik yang berwarna merah muda dan menggunakannya. Meskipun berat hati ia harus tetap tampil menawan atau eomma nya akan murka.

Ia menoleh ketika pintu kamarnya diketuk dan dibuka. Eommanya tersenyum girang dan mengambilkan tas kecil warna merah yang akan ia gunakan.

"Ayo, kau sudah cantik. Yunho menunggumu dibawah. "

"Eomma?. "

"Hmmmh?. " sahut heechul dengan senyumannya.

"Eomma yakin ingin aku berhenti kuliah?. "

Senyum heechul langsung menghilang digantikan dengan senyum hampa.
"Ibu mana yang ingin anaknya bodoh? Hmmm? Kau kan sudah menerimanya, jadi kau harus mengambil konsekuensinya. "

"Kalau aku tau begini, aku pasti tidak akan terima. "

"Eomma mengerti, kau begitu ingin sekali menjadi salah satu petinggi di kejaksaan, tapi jeoongi-ah menjadi istri dan ibu tidak buruk. Kau bisa memulai kursus memasak, bukankah dulu kau sangat suka memasak?. "

Jaejoong terenyuh dengan perkataan eommanya itu. Begitu mengerti apa yang ia inginkan dan impikan. Mungkin menjadi istri dan ibu tidak buruk juga.

"Atau kau bisa menjadi penulis, kau kan dulu pernah membuat naskah drama?, bukankah itu alasannya kau dekat dengan changmin?. "

Jaejoong tersenyum hampa dan mengangguk. Mungkin ia akan kehilangan mimpinya, tapi bukan berarti ia akan terus meratapi dan terlena. Ia harus membuat mimpi baru yang sesuai dengan seorang istri.

"Sudah, jangan melamun. Yunho keburu pergi nanti. "

Jaejoong terkekeh dan berdiri untuk memakai sepatunya dan berjalan keluar dengan santai. Ia mencium pipi eommanya dulu sebelum beranjak.

Heechul memandang punggung rapuh jaejoong. Matanya berkaca-kaca. Ia merasa akan kehilangan separuh hidupnya karna pernikahan jaejoong. Ia serasa akan kehilangan kebahagiaannya detik itu juga.

Yunho duduk di sofa single yang ada di ruang tamu keluarga kim. Ia melihat jaejoong turun dengan sangat elegan, apalagi baju yang ia kenakan sangat cocok dengan tubuhnya. Cantik, feminim, seksi dan pujian Indah lainnya untuk menggambarkan betapa cantiknya wanita di hadapannya ini. Jantung yunho tidak berhenti berdetak kencang dari tadi.

Yunho mengulurkan tangannya sebagai sambutan untuk Dewi cantiknya.
"Kau sangat cantik." ucapnya sambil tersenyum.

Yunho melihat rona merah di pipi wanita itu. Itu membuat wanita dihadapannya ini terlihat lebih cantik. Ia memutuskan menggandeng tangan jaejoong sampai depan mobilnya. Selama di perjalanan mereka saling bungkam dan tersesat di alam lamunan mereka. Baru ketika mereka sampai perbincangan kecil tercipta.


"Mengenai peraturan itu, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak keberatan kalau kau mau bercareer. " kalimat pertama yunho ketika mereka sampai 15menit yang lalu di restauran favorite-nya itu.

Jaejoong, mendongkak dan melihat mata hitam pekat yunho. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Ahjussi serius?"

"Ya. " jawab yunho yakin.

"Baiklah." ucap jaejoong tersenyum.

"Mau berdansa denganku?". Ajak yunho.

"I can't dance. "

"It's allright, I can teach you. "

"You can dance?." jaejoong terkejut.

"A little bit."

"Someone stiff like you can dance?."

"Kaku begini kalau urusan dance paling jago tau. Aku pernah memenangkan dance competition se kota loh. " angkuh yunho.

"Baiklah ayo. "Jaejoong menerima uluran tangan yunho dan menuju lantai dance di lantai satu. Mereka mendatangi restaurant yang merangkap dengan sebuah clubing. Restaurant yang mereka datangi adalah salah satu tempat terromantis di soul.


Perkembangan mereka selama tiga Bulan cukup memberikan kemajuan yang pesat. Skinship sering mereka lakukan satu Bulan belakangan. Bahkan yunho sudah mengenal cukup dalam seorang kim jaejoong begitupun sebaliknya. Hingga pernikahan mereka hanya tinggal menghitung hari. Segala persiapan pernikahan sudah di ambang batas selsai.

Keraguan yang sering menghigapi jaejoong di hadapi dengan santai. Toh ia pasti akan menikah juga. Meskipun beberapa tahun lagi. Ia menikmati waktunya sebagai calon istri konglomerat jung. Memanjakan diri denga spa, shoping dan perwatan kulit lainnya ia jalani untuk menyingkirkan keraguannya. Ia masih melanjutkan kuliahnya. Ia rasa tidak akan rugi kalau menamatkan pendidikannya. Toh menjadi ibu tidak buruk juga seperti yang ibunya katakan.

.
.
.
.

Sorry for late update. Eyd and typo is mess up.

See you in next chapter. 😘

The Right PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang