Chapter 2

2.6K 158 19
                                    

-Author pov -

Hari esok pun tiba, hari ini menunjukkan pukul 5 sore saatnya para murid murid pulang ke rumah masing masing. Namun, tidak untuk Yuno dia menunggu Reina di depan pagar sekolahnya.

Setelah beberapa menit Reina pun keluar dari kelas dengan beberapa temannya,Yuno yang sedari tadi sangat bosan menunggu nya akhirnya mulai memperlihatkan senyum kepada Reina.

Reina tersadar bahwa Yuno sedang tersenyum kepada nya akhirnya berjalan mendekati Yuno dengan senyum yang dibuat buat.

"Hai Yuno - san, sedang apa di sini? Belum pulang yah?" Bertanya kepada Yuno masih menampakkan senyum nya yang di buat buat itu, "yah, aku menunggu mu di sini Reina-san"

Yuno menjawab dengan senyum tipis namun di balik senyum nya itu terdapat seringai jahat.

"Oh, ada urusan apa menunggu ku?" Tanya Reina dengan senyum nya yang mulai memudar, "Apa kau ada waktu sekarang? Aku ingin mengajak mu ke suatu tempat" ucap Yuno dengan mata yang memohon.

Teman teman Reina yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua hanya memasang wajah bingung.

"Hmm, baiklah" jawab Reina langsung berjalan menuju teman teman nya dan membisikkan sesuatu kepada teman teman nya.

Setelah di bisikkan sesuatu pada Reina, teman teman nya pun mulai memasang raut wajah kecewa dan berkata,"baiklah, tapi besok kita harus pergi yah" ucap salah satu teman Reina.

Reina hanya mengangguk setuju dan berjalan ke arah Yuno "baiklah ayo kita pergi" ucap Reina pada Yuno.

Yuno pun mulai tersenyum lebar dan bergumam di dalam hati nya 'Reina, sebentar lagi ajal mu akan datang'. Dan mulai berjalan dengan Reina di belakang nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Yuno - san, mau sampai kapan kita berjalan?" Tanya Reina yang sudah capek berjalan.

"Kita sudah sampai, kok" ucap Yuno di depan Reina. Reina hanya bisa mengangkat satu alis nya dan menatap Yuno dengan wajah bingung.

Tentu saja dia bingung, bagaimana tidak? Yuno bilang dia akan mengajaknya ke suatu tempat, dan tempat ini adalah hutan.

"Hah? Apa kau gila?! Mengapa kau mengajakku ke hutan?!" Ucap Reina dengan nada sedikit membentak. Yuno hanya diam,dan mengambil tas nya,lalu mengeluarkan sebuah gunting,cutter,dan pisau.

Melihat apa yang di keluarkan Yuno, Reina pun sontak kaget bukan main dan mulai berjalan mundur menjauhi Yuno.

"U-untuk  apa benda benda itu?" Tanya Reina dengan nada yang sangat jelas bahwa ia sedang ketakutan sekarang.

Mendengar perkataan Reina, Yuno pun membalikkan badannya mendekati Reina,"jelas jelas untuk bermain dengan darah mu" jawab Yuno dengan seringai jahat dan menatap tajam Reina.

Reina yang mendengar ucapan Yuno semakin sangat takut,"APA MAKSUDMU?! APA KAU GILA?!" Bentak Reina dengan rasa takut yang terlihat jelas pada wajahnya.

Mendengar ucapan itu Yuno pun mulai tertawa terbahak bahak,"Hahahaha....kau sangat lucu....jelas jelas aku ini gila dan aku akan memuaskan hasrat kegilaan ku dengan cara menyiksa mu sampai mati" ucap Yuno sambil mengusap air mata nya karena tertawa.

Setelah mendengar ucapan Yuno, Reina pun mulai berlari sekencang mungkin menjauhi Yuno.

Setelah beberapa menit berlari, Reina berhenti karena lelah "hosh...hosh....semoga saja dia tidak mengejarku sampai di sini" ucap Reina dan ia pun tersadar bahwa dia berada di tengah hutan yang mengerikan.

'Aku dimana?' Gumam nya dalam hati sambil berjalan menelusuri hutan yang tidak dia ketahui.

Tanpa Reina sadari, Yuno sudah bersembunyi di balik pohon pohon yang besar di samping Reina.

-Yuno pov -

Aku sedang bersembunyi di balik pohon pohon besar ini sambil menatap mangsa ku yang sedang bingung mencari jalan keluar dari hutan ini.

Dengan perahan tanpa suara aku pun berjalan mendekati nya dengan tanganku yang sudah memegang tiga benda yang berbahaya ini. Dan........

HAP

Aku sudah berada di depannya,dan kulihat dia terkejut seperti melihat hantu saja.

"K-KAU MENJAUH DARIKU!!" lagi lagi dia membentakku tapi aku mengabaikannya dan mulai berjalan mendekati nya, kulihat dia ingin berlari.

Namun, aku sudah duluan menancapkan pisau ke kaki kiri nya yang masih terbalut sepatu putih.

"AARRGGHH!!!" Ku dengar dia menjerit dengan suaranya yang indah sambil melihat pisau yang menancap di kaki kirinya.

Saat dia ingin melepaskan pisau itu dari kaki nya, tapi dia terjatuh duduk dan meringis ke sakitan.

Aku pun menunduk untuk mensejajarkan wajahku ke wajahnya, lalu melihat air mata yang sudah membasahi pipi nya "cup.....cup...cup....tidak usah menangis ini tidak akan sakit" ucap ku sambil mengelus pipi nya dengan lembut.

"Hiks...hiks..." terdengar jelas suara dia menangis dan aku pun muak mendengarnya.

Plakk

Aku menampar pipinya karena dia tidak mau berhenti menangis, namun suara tangisnya semakin keras.

Kesal, aku membuka tas ku dan mengambil sebuah obat tidur dan memaksa nya membuka mulut, dia pun membuka mulut nya.

Dan, beberapa saat matanya mulai tertutup akhirnya dia tertidur.

Sekitar 30 menit, aku melihatnya mulai tersadar. Dia sangat kaget melihat dirinya terikat tali di bagian kaki dan tangannya dan tersadar di sebuah pohon besar.

"Nghh...ngh" geram nya yang tidak terlalu jelas karena aku menutup mulutnya dengan sebuah kain.

"Sudah sadar yah? Mau di mulai permainan nya?" Tanyaku lalu mendekati nya dengan sebuah tiga benda tadi, tanpa menunggu aba aba darinya aku pun mulai menggores lehernya menggunakan cutter.

"Ngghh...." dia mengeram kesakitan dan bisa kulihat air matanya kembali membasahi pipi manis nya itu.

Aku menatap lehernya dan terlihat goresan yang kubuat dengan cutter mulai mengeluarkan darah.

Aku lalu beralih melihat mata indah nya yang sedang menatap ku tajam diiringi rasa menantang dan takut, dengan cepat aku menusukkan gunting ku di mata kanannya dan dia mengeram kesakitan seperti tadi, tetapi lebih keras dari yang tadi.

Ku lihat mata kanannya yang tadi ku tusuk dengan gunting sudah mengeluarkan banyak darah hingga matanya tertutupi oleh darah.

"Hahaha....lihat sekarang matamu makin cantik berkatku" tawa ku lepas, menangis nya makin deras ku lihat matanya sudah bengkak karena menangis namun mata kanannya tidak karena tertutupi oleh darah.

Aku beralih ke tangannya dan kulihat kuku nya sangat panjang, aku pun gemas melihatnya.

Dan, aku mulai mengarahkan gunting ku ke arah jari jari nya yang manis itu dan langsung memotong satu per satu jarinya.

Kini darah di tangannya sudah banyak sekali yang keluar karena aku sudah memotong tiga jarinya.

Bosan dengan tangan aku pun kembali beralih menatap wajahnya, ternyata dia masih berani menatapku dengan lantang.

Tanpa basa basi, ku congkel matanya menggunakan gunting ku, sekarang dia sudah buta. Aku merasa bosan, ah ku akhiri saja dengan menusuk jantungnya. Aku memegang pisau ku dan mengerahkan ke jantung nya, dan menusuk tepat di jantungnya.

Yah, sekarang dia sudah mati tak bernyawa lagi. Lalu, aku memotong tubuh nya dan membuangnya ke sembarang tempat di hutan ini. Dan mulai berjalan keluar dari hutan ini tanpa ada rasa bersalah di benakku.

Yosha, akhirnya chap 2 selesai......Hmm, Yuno mengerikan juga yah.... :v

Don't forget to vote and comment,ok? ^^

Ah,sudah dulu yah,sayonara readers chan :)

The PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang