Pertemuan terakhir

185 8 1
                                    


"Hana-chan.. Apa kau mau mendengarkan ku bermain harmonika?" Tanya Kei-kun tiba2.

"Apa kau yakin?" Maksudku, apa tak apa bermain harmonika dengan suasana seperti ini? ._.

"Tentu saja aku yakin. Aku telah berlatih memainkan harmonika ini selama bertahun-tahun. Daijoubu.." Jawabnya dengan santai. "Inilah saatnya...."

Kei memainkan harmonikanya dengan sangat lembut dan Indah. Alunan melodi yg akan membuat siapapun yg mendengar seakan hanyut ke dalamnya.

Aku terus menyaksikan indahnya melodi Indah harmonika kei sampai selesai. Sampai ia berkata...

"Sekarang janjiku sudah terpenuhi, Hana..." Suara nya menggetarkan hatiku.

"A-apa maksud mu, Kei-kun??" Dengan air mata yg tiba2 saja jatuh dan suara yg bergetar aku beranikan diri untuk bertanya. Mencoba membantah pikiran negatif yg terus saja melintas di otakku.

"Aku sudah lama ada disini untuk menunggumu. Menunggu kau kembali. Menunggu mu melihat betapa kerennya aku memainkan harmonika ku..."

"A-aku"

"Aku menyukai mu, Hana.. Sejak saat itu, dan sampai kapanpun. Aku akan tetap menyukaimu."

Air mataku mengalir deras membasahi pipi. Hatiku berdegup kencang, sakit, sesak. Aku menangis sejadi-jadinya. Semua rasa menjadi satu. Tak tau harus berkata apa.

Kei pun datang menghampiriku. Memelukku.

"Hana.. mulai sekarang, jangan pernah tersesat lagi ya. Jangan malu untuk bertanya jalan pada pak polisi. Jangan menerima telepon sambil jalan, kau kan ceroboh. Kau harus lebih hati2 di jalan." Kei tersenyum sambil membisikkanku. "Aku pergi ya.. Sampai jumpa, Hana-chan"












~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hanaa??? Kau sudah sadar?? TOLONG CEPAT PANGGILKAN DOKTER!!"

Aku mulai membuka mataku sambil mengingat apa yg terjadi semalam.

"Hana? Bagaimana keadaanmu? Apa yg sakit? Tell me.." Daddy terlihat cemas menatapku.

"Im fine, dad. trust me." Aku melihat sekeliling. Ini rumah sakit. Ada selang infus ditanganku.

"Apa yg terjadi?" Tanyaku bingung.

Daddy mulai terlihat kesal. "Apa kau tak bisa LEBIH berhati-hati? Apa kau harus menelpon sambil berjalan? Tanpa liat kanan kiri?" Daddy mulai menyerangku dengan pertanyaan2.

"Keep calm, dad." Potongku. Aku tak ingin ia mengoceh terus.

"Kau tertabrak mobil sesaat setelah menelpon di jalan lalu tak sadarkan diri selama seminggu dan kau bilang daddy untuk tenang??" Aku tak mau melihat wajah daddy.

'Wait.. what??'
"Aku tabrakan???"

Aku kembali meneteskan air mata saat mengingat kei. Aku akan terus mengingat nya, alunan musiknya, wajahnya. 'Dan sakuranya..'

"Daddy? Bisakah kita menanam pohon sakura di sekitar sini?"

"Mungkin bisa, tapi kira harus minta ijin dulu tentunya."

Kei, bersabarlah. Kenangan kita takkan hilang. Sakuranya akan segera tumbuh.







~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



"Nee, Hana. Sakuranya indah yaa.." ucap satomi sambil memandangi sang cherry blossom.

"Hm, tentu saja. Dan akan selalu begitu." Jawabku.

Ini musim semi pertama dan sakura yg ku tanam sudah mekar dengan sempurna. Syukurlah aku mendapat ijin untuk menanam pohon sakura disini. Ini pohon sakura terindah yg pernah ada.

"Hana, apa kau yakin ingin masuk ke club musik?" Tanya satomi.

"Tentu saja..." jawabku sambil tersenyum.

"Nande(?)"

"Karna aku ingin seseorang melihat, bahwa aku sangat keren memainkan harmonika, jauh lebih keren daripada dia.."




-THE END-












~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ookay.. ini akhir ceritanya..
Garing yah? Gomen ne 😂
Vote dan comment nya akan sangat berarti buat aku.
Makasih udah sempetin baca.
ARIGATOU MINNAAA ヾ(^-^)ノ

Cherry BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang