chapter 3 : Kota Malfian

66 6 0
                                    

Sedari tadi aku terus berada disamping oligo. Dia sungguh seorang paman yang protektif terhadap keponakannya.

Mau bagaimana lagi, kedua elf itu memang memiliki paras yang cantik jelita tak heran akupun diam-diam sengaja atau tidak melirik mereka terutama silvia.

Hal inipun disadari oleh oligo. Aku harus terus bertahan.

Setelah masalah serangan goblin tadi aku diundang oleh oligo dan lainnya menuju kota malfian dengan mengendarai kereta kuda nan anggun.

Ku ketahui kalau mereka tadi diserang oleh prajurit goblin yang berjumlah abnormal. Apa lagi muncul sosok monster dungeon boss yang ikut menyerang.

Dari cerita mereka aku dapat mengerti kalau ke tidak normalan ini disebabkan oleh sesuatu yang di incar goblin tersebut dan entah apa itu mereka masih menyembunyikannya.

Dengan sisa pasukan yang masih hidup kami melanjutkan perjalanan.

" tuan oligo apakah daerah hutan tadi memang banyak monsternya ya?"

"Tidak juga, walau ada itu hanya monster ranking E atau D Monster yang lebih ganas adanya di dungeon"

Aku tertarik dengan perkataannya.

" anda pasti sangat kuat, mampu melawan boss para goblin"

Clara menatapku dan menjawab.

"Paman oligo itu kestaria elf yang kuat loh.. Dia bahkan menuntaskan dungeon sampai lantai 70"

Dengan berapi-api clara menjelaskannya.

"Ahh tidak juga sura, untuk mengalahkannya tadi kami harus bergerombolan menyerang dan bertahan. Banyak prajurit hebat yang mati saat serangan boss. Bahkan kami lengah dan kehilangan jejak clara"

Dengan nada lemah oligo menundukkan kepala. Aku jadi tak enak hati melihatnya. Pastinya banyak rekan seperjuangannya yang meninggal karena Boss goblin tersebut.

"Jangan sedih paman, para kesatria telah menuntaskan kewajiban mereka. Pastinya dengan damai mereka akan tenang di surga"

Silvia menyejukkan lagi suasana yang suram.

Aku balik bertanya.

"Tuan oligo sebenarnya Lv berapa?"

"Levelku rendah dibandingkan dengan kesatria di keluarga kami hanya berlevel 85"

Wahh pantas saja sekuat itu dia.

Silvia balik menjawab.

"Tapikan paman punya kemampuan unik sendiri"

"Tak perlu dibahas soal kemampuanku silvia"

Sontak gadis elf itu diam menutup mulutnya.

"Ahh Maaf "

Sepertinya banyak rahasia yang mereka sembunyikan. Tapi lain kali saja aku cari tahu.

"Silvia sendiri level berapa, aku melihatnya tadi saat kau mengeluarkan roh berbentuk api, sungguh luar biasa"

"Tidak.. Aku tak sehebat itu. Aku hanya berlevel 30 dan di dungeon aku hanya mampu sampai lantai 40 dengan party yang berjumlah 6"

Hmm aku semakin merasa disebuah game.

"Sura.."

Suara oligo mengagetkanku.

"Ya tuan ...hehee"

Aku tahu maksud pria elf ini.

"Aku lihat kau juga seorang petualang, auramu juga unik walau bisa kutebak levelmu pasti di bawah 10"

BLACK EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang