6

14.5K 1K 22
                                    

Manusia hanya bisa berencana, tapi tetap Allah lah yang menentukan. Kemanakah jalan terbaik yang sudah Allah tentukan untuk setiap hambanya.

Ali berjalan dengan senyum bahagia, dia menaiki podium saat namanya disebut. Menjadi salah satu mahasiswa lulusan terbaik bukanlah keinginannya, dia hanya menjalankan misinya.

Pandangannya mencari dan terus mencari, tidak ada sosok itu dimanapun. " kemana dia ?" Batinnya bertanya.

Dia tidak menemukan sosok Prilly, yang dia lihat hanya kedua temannya yang duduk anggun dengan hijab syar'i.

Acara wisuda berjalan dengan lancar, setiap proses dijalani dengan baik oleh wisudawan dan wisudawati begitupun para orang tua dan civitas. Ali berjalan dengan merangkul sang Bunda yang datang untuk menemaninya, tak segan - segan ia mencium kening sang Bunda didepan banyak orang.

Banyak orang yang terkagum - kagum padanya, disaat banyak sekali para lelaki yang gengsi untuk melakukan hal kecil seperti itu pada ibunya, namun Ali dengan bangga melakukan itu. He treats his mother like a queen.

Mereka tidak menyangka, sosok berwajah dingin itu bisa sehangat sekarang jika bersama ibunya, dan mungkin saat bersama orang - orang terdekat dan disayanginya.

Ali terkekeh, entah bagaimana caranya dia bisa lulus dan wisuda dengan nama aslinya. Itu urusan atasannya dan juga pihak kampus.

" misinya bagus ya Li, mencerdaskan anak Bunda haha ", Ali tertawa renyah karena ucapan Bundanya. " menyelam sambil minum air Bun "

Diluar ruangan pun Ali tetap mengedarkan pandangannya, tetap tidak ada. Bahkan tanda - tanda kehadiran petinggi dijajaran Tentara Angkatan Darat pun tak terlihat.

Ali bertanya saat Salsa dan orang tuanya melewati dia dan Bundanya. " Sal, sorry. Kok Prilly gak keliatan ?"

Salsa yang mendengar pertanyaan Ali mengerutkan keningnya. Dalam benaknya dia bertanya - tanya untuk apa Ali menanyakan Prilly, dan oh apa dia tidak salah dengar saat Ali memanggil namanya, apa dia tau namanya?

" mmm .. gue kurang tau Li " Jawab Salsa santai, namun Ali menatapnya penuh curiga. " yakin? Kamu kan temannya ?"

" aku gak tau Ali ! " jawabnya lagi sedikit ngegas, membuat Bunda Ali yang sedang berbincang dengan kedua orang tuanya melihat kearahnya sekilas.

***

Selepas mengantar Bundanya pulang, Ali segera berangkat ke Markas tanpa makan terlebih dahulu. Dia menggeber motor ninjanya menembus panasnya terik matahari, biarlah jika menjadi hitam dia tidak peduli.

Karena menurutnya jika sudah ganteng dari lahir, mau kulit bagaimana pun juga akan tetap ganteng.

Sesampainya di markas, dia disambut heboh oleh teman - teman timnya. Memberikan selamat atas kelulusannya, Ali tertawa karena hal itu. " udah lah, itu cuma misi doang "

" misi yang begitu enak, gak kayak gue malah jadi tukang baso haha "

" enak Lo jadi tukang baso doang, gue jadi supir angkot "

" udahlah, nih ya. Kalo kalian jadi anak kuliahan itu gak cocok, kalo si Ali mah masih cocok. Buktinya ada yang suka sama dia, eh bukan sama dia deh tapi sama si Zidan " Ali terperangah karena ucapan Satria atau kita kenal Sholeh namun kelakukan minus.

Ali hanya tersenyum tipis dan dipaksakan, ada yang mengganjal dihatinya karena ucapan Sholeh. " udah ayo! Udah ditunggu komandan "

Mereka berempat berjalan menemui komandan mereka, setelahnya keempatnya pun hormat. Tanpa di mintai untuk duduk mereka tetap berdiri dengan tegap dalam posisi istirahat.

" misi ke bagian timur pulau jawa "

***

Cara Allah menjawab doa mu adalah dengan tiga cara, pertama langsung mengabulkannya, kedua menundanya dan ketiga menggantinya dengan yang lebih baik untukmu.

Tidak ada seorang Muslim yang berdoa dengan tidak disertai dengan doa dan memutus hubungan persaudaraan kecuali Allah pasti akan memberikannya salah satu dari tiga hal. Bisa disegerakan doanya untuk dikabulkan, mungkin pula Allah menyimpannya sehingga dibalas di akhirat kelak. Dan kemungkinan pula Allah akan menghindarkan dia dari kejadian buruk yang menjadi ganti setara dari doa kebaikan yang ia panjatkan." - HR. Ahmad

Allah Ta'ala berfirman dalam Qs. Al - Ghafir : 60

' Berdoalah kalian kepadaKu, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian'.

Ali mengusap wajahnya tatkala dia selesai berdoa saat detik - detik dia harus terjun payung, dia memohon agar dia maupun timnya diberikan kesehatan, keselamatan serta keberhasilan dalam setiap misi. Tak lupa doa untuk Bundanya yang menjadi alasan kenapa dia harus kembali pulang dengan selamat dari semua misi.

Sebagai seorang Kapten, Ali melompat terlebih dahulu dari ketinggian 15.000 kaki. Menyisakan enam orang lagi yang siap untuk terjun dan bahkan masih ada yang sulit untuk menelan saliva nya.

Pendaratan berhasil, mereka dengan gesit merapikan kembali semua peralatan yang sudah mereka gunakan.

***

Ketujuhnya bersantai dengan kopi yang sudah mereka buat, bertempatkan di sebuah rumah yang telah di kontrak untuk beberapa waktu di sebuah desa di Ponorogo.

" gimana mau punya bini ya, tugasnya jauh mulu " dumel Satria yang asik menghisap rokoknya.

" bentar, emang ada yang mau sama kita? Yang dielusnya senjata bukan cewek, kalo ngelus cewek tuh cewek keknya merinding deh karena telapak tangan kita kasar hahaha ", semua tertawa karena ucapan Ezi yang bahkan nyaris benar.

" terus - terus, bakalan selalu ditinggal tugas. Dan yang lebih parahnya ditinggal mati ", timpalan dari Ezi yang itu membuat mereka terdiam beberapa saat. Itu yang mereka takutkan, karena nyatanya negara adalah prioritas mereka walaupun nantinya mereka berkeluarga.

Demi Allah saya bersumpah / berjanji :

Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan.

Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan.

Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tentara dan Negara Republik Indonesia.

Bahwa saya akan memegang segala rahasia Tentara sekeras-kerasnya.

Mereka tidak bisa melupakan lima sumpah yang telah mereka ucapkan, apapun kondisinya NKRI harga mati. Saat terdiam dengan pemikiran masing - masing entah kenapa bayangan sosok wanita cerewet itu memenuhi pikiran Ali, dia tidak tau kemana dia pergi. Dan rasanya dia tidak sempat untuk mencari tau karena perintah atasannya.

Sekelebat bayangan saat wanita itu memeluknya dari belakang saat diperpustakaan muncul, segera dia menggelengkan kepalanya dan beristighfar.

" hah " Ali menghembuskan nafasnya kasar membuat anggota timnya melihat kearahnya langsung. " kenapa Kap?"

" lagi galau dia ", nahkan nama Sholeh tapi kelakuan minus, Satria orangnya. Ali sampai melongo karena ucapan anggotanya itu. " galau kenapa?"

Ali menggeleng karena menurutnya dia memang tidak sedang galau, " biasalah cewek, ya gak Kap?"

" jadi gini, ada cewek yang- "

" barang siapa yang mencegah terbukanya aib saudaranya niscaya Allah akan mencegah wajahnya dari api neraka pada hari kiamat - HR At-Tirmidzi no 1931 dan lainnya ", Satria menutup mulutnya saat dengan cepat Ali menimpalinya dengan sebuah hadits yang membuat Satria menggaruk rambutnya.

" gak ada yang galau, bukannya kamu Sat yang galau ?" Tambah Ali dengan sinis kearah Satria membuat lelaki itu diam sedangkan Ali dan yang lainnya terbahak. Padahal Ali hanya iseng saja berkata seperti itu, tapi sepertinya memang kena pada Satria.

____________________________________

@msy.susan
@mesee.story

KALI KEDUA [ PDF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang