Author's Note:
Terkuak di chapter ini, apa yang telah terjadi di balik kejadian pembunuhan bulan April tahun 2019!
________________________________________________________________________
Selasa, 22 April 2020. 15:10
"Aku pernah membunuh 2 orang saat aku masih berumur 5 tahun dan baru saja mengakui hal itu di sini tadi. Itu semua karena aku mengagumimu dan akhirnya punya kesempatan untuk datang menemuimu, Hakata Rei-san."
Salah satu kata yang tak pernah Rei sangka telah keluar dari mulut orang lain. Rei terbelalak melihat wajah Kouta tersenyum tanpa perasaan sedih, atau semacamnya. Kalimat itu membuat Rei menjadi gelisah, dan dia jadi paham kenapa penjaga sel itu terlihat sangat gelisah. Normalnya, kau tak akan percaya pada orang begitu saja, tapi kedua mata Kouta menunjukkan kalau dia serius.
Tapi, Rei belum bisa memastikan kalau Kouta benar-benar jujur atau dia hanya sedang akting saja, jadi Rei tak mau mengambil kesimpulan negatifnya dulu. Untuk sekarang, Rei merasa kalau dia harus mengamati dan menginterogasi lebih lanjut pada Kouta.
"Ini bukan tempat untuk berboh-"
"Aku membunuh kedua orang tuaku sendiri." Kata Kouta tanpa ragu-ragu. Kedua mata itu terlihat serius, sampai-sampai bisa membuat siapa saja yang melihatnya merinding.
Rei kembali tertegun dan terkejut. Banyak yang dia ingin katakana, tapi dia tak bisa mengatakannya dengan benar, itu semua karena tekanan yang diberikan oleh Kouta padanya.
"K- kenapa kau memilih untuk ke sini?"
Kouta tersenyum dan memasang wajah 'bukankah itu sudah jelas' dengan angkuhnya, dan berkata,
"Itu semua demi bertemu dengan senpai-ku tentu saja."
Mendengar itu, Rei tak bisa berpikir lurus lagi. Dia bingung harus berkata apa, karena dia merasa telah membimbing orang ke jalan yang salah. Mungkin, akan ada lebih banyak orang lagi seperti orang yang jadi lawan bicaranya ini, akan mulai bermunculan, memikirkan itu dia jadi stress.
Kouta berjalan ke kasur seberang dan duduk di atas kasur itu layaknya kasur miliknya sendiri. Dengan santainya, dia menguap dan bersender, sambil memeluk kedua kakinya dengan wajah cukup riang.
"Ah, mereka mati sudah lama, sejak aku 5 tahun, jadi sekitar... 8 tahun yang lalu, jadi mungkin aku adalah senpai-nya, ya~?"
Tak akan ada yang senang mendengar kata itu.
"Kedua orang tuaku tak bersalah apa-apa, tapi mereka mati karenaku... bukankah kita berdua ini sama, Hakata Rei-san?"
"... Kau sudah gila..." Rei berbisik dengan dirinya sendiri. Dia tak bisa mengatakan apa-apa kepada Kuta yang terlihat seperti itu, karena dirinya juga punya pengalaman yang mirip dengan Kouta. Membunuh orang tua sendiri, juga adalah dosa yang telah Rei perbuat...
Sama, tapi beda motivasinya. Dilihat dari pandangan matanya Kouta, Rei bisa tahu kalau mereka berdua itu melakukan hal yang benar-benar berbeda, karena dia selama ini berakting dan membiarkan dirinya dihukum.
"Bukankah itu membuat kita sama, Hakata-san~?"
"... Beda..." kata Rei dalam hati.
"Ah iya, ada satu yang membedakan kita, ya~? Jangan-jangan yang kau maksud adalah... kau membunuh orang ketiga itu~?"
Kouta menidurkan badannya di atas kasur sambil nyingkrang dan menatap langit-langit seperti pemandangan yang bagus. "Ternyata ini pemandangan yang kau sering lihat, ya~?" katanya dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boku-tachi no Jinsei Course [Cancel]
Teen FictionIni akan menceritakan tentang kehidupan di sebuah asrama dan tentang masa lalu yang saling berhubungan. Note: Banyak twist-nya ntar. Kalau suka yang banyak twist-nya, baca ya~! Cover by: @cendanipualam