Part 3 : Because of A Letter

312 21 4
                                    

Pic : Lee Hyukjae

Happy Reading! ^^

Donghae POV

Gue berusaha buat memberanikan diri.

"Bantu? Bantu apa?"

"Bantu gue buat..."

"Buat apa?"

"Buat..."

Sorry Henry. Gue yakin dia pasti sebel banget berhadapan sama orang kaya gue. Ya mau gimana lagi, karakter gue ya gini.

"Buat apaan? Lo ngomong kayanya susah banget. Kalem aja kalo sama gue mah. Lo gugup gitu kaya ngomong sama presiden aja."

"Sorry. Lo tau kan gue emang kaya gini? Sorry banget."

"Hmph, ya gue tau sih. Yaudah tadi lo mau minta bantuan gue buat apaan?"

"Buat ini."

Gue nyodorin sebuah amplop berwarna putih.

"Eh? Ini apaan?"

"Dalem amplop itu isinya surat."

"Eh tunggu tunggu, surat? Ini surat apaan? Buat gue?"

"Bukan! Itu surat bukan buat elo. Itu surat buat temen lo yang rambutnya cokelat. Itu bukan surat apa-apa kok."

"Oh gue kira buat gue. Oke ntar gue sampein. By the way, ini surat dalam rangka apaan ya? Gue jadi kepo."

"Bukan apa-apa kok. Gak penting juga. Tolong ntar lo sampein ya. Maaf banget sebelumnya udah ngerepotin lo."

"Kalem aja kali, dia kan temen sekelas gue. Sip ntar gue kasih. Eh lo gak masuk kelas?"

"Gurunya gak masuk dan cuma kasih tugas doang. Tugas yang dikasih udah gue selesein makanya gue ke sini sambil nunggu bel pulang."

"Hmm, oke deh. Gue duluan ya."

"Makasih ya."

"Oke!"

Sumpah ya gue nekad banget! Baru kali ini gue berani ngomong sama Henry. Sebelumnya gue belom pernah sekalipun ngobrol sama dia.

Dia beranjak dari tempat gue berdiri dan kayanya nerusin nyari buku filosofi nya.

"Gue yang salah dan gue udah seharusnya memberanikan diri."

Sebenernya otak gue yang terus maksa gue buat ngelakuin ini. Gue terus kepikiran kejadian kemaren siang dan gue gak bisa seolah-olah gue gak peduli. God kenapa? Kenapa karakter gue kaya gini? Gue cuma minta satu, kasih gue satu sifat aja, sifat 'masa bodo' dan gak peduli sama orang lain! Eh itu dua ya, bukan satu? Oke deh dua sifat itu aja.

------------------------------------------------------------

Hyukjae POV

Gue ambil ransel berwarna hitam milik gue dan siap pulang.

"Hyuk! Yo cus kita pulang!"

"Eunrim mana?"

"Kayanya dia udah duluan."

"Emm. Oh iya tadi lo kemana?"

"Gue ke perpus. Oh iya gue lupa! Untung lo ngingetin gue."

Ngapain tuh anak ngerogoh saku celananya?

"Ngapain lo Ry?"

"Tunggu bentar kali yang, gak sabaran banget ih si ayang."
Mulai kan ni anak minta di tampol.

I Swear, You'll be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang