3. Bertemu lagi

16 1 0
                                    

Atap berwarna putih bersih menjadi pemandangan awal ketika Nelisa membuka matanya. Ia berada di UKS sekarang.

"Maaf soal kejadian tadi" ujar seorang gadis yang mungkin menemani Nelisa selama pinsan atau mungkin... tidur?

"Dimana Defan?"

"Seorang ketua OSIS harus mengurus dan mengawasi kegiatan"

"Jadi Defan ketua OSIS?" Nelisa sebenarnya tidak begitu kaget. Hanya sekedar memastikan. Kemudian gadis itu hanya diam mengiyakan. Nelisa pun memahaminya dan kembali mengingat-ingat kejadian tentang bola tak terduga itu.

"Omong-omong, apakah kejadian tadi disengaja?" Tanya Nelisa lagi ketika makin jelas mengingatnya.

"Tentu saja, pelakunya juga sudah ditemukan"

"Siapa pelakunya? Apa alasannya?" Nelisa begitu penasaran

"Aku kurang tau. Ini kasus kekerasan disengaja yang pertama ada di sekolah ini"

"Begitu ya... memang sih kalau tidak sengaja terkena bola itu sudah wajar. Tapi kalau disengaja, apa salahku?" Keluh Nelisa, mengeluarkan seluruh kekesalannya.

"Ada-ada saja, padahal ini hari pertama" sambungnya

"Jangan dipikirkan terus-menerus" gadis itu tersenyum tulus pada Nelisa lalu melanjutkan kalimatnya "karena kau sudah sadar, istirahatlah dulu. Nanti pukul 10.30 kau harus mengikuti kegiatan pengenalan sekolah. Tanggung jawab itu tidak gugur"

"Baiklah" lalu Nelisa membenarkan posisi bantalnya.

Gadis itu pun beranjak dari kursi yang ia duduki. Kelihatannya gadis itu adalah salah satu anggota dari kepengurusan OSIS sekaligus PMR di sekolahnya.

"Tunggu" cegah Nelisa. Gadis itu menghentikan langkahnya. "Siapa namamu? Perlu aku panggil kak?" Sambung Nelisa.

"Relin. Tidak usah. Jarang sekali ada yang memanggil kak kepada kakak kelas disini. Lagipula kita memang seumuran, bahkan mungkin aku lebih muda darimu dan itu wajar di sini"

"Memang berapa umurmu?"

"Bulan depan usiaku genap 15 tahun"

Relin  kembali berjalan setelah menjawab pertanyaan Nelisa. Terlihat sedikit angkuh, namun angkuh itu membuatnya makin elegan.

Tebakan yang bagus. Masih muda juga ya dia, gue aja udah lima belas taun  minggu kemarin

Pikir Nelisa.

***

"Hei siapa namamu?" Seseorang mengajak Nelisa berkenalan

"Nelisa, kau?"

"Valerie. Mau ke kantin?"

Nelisa mengangguk. Selanjutnya ia mendapat sebuah tepukan di bahunya.

"Defan" ucap Nelisa sambil berekspresi datar "kau sedikit mengagetkan"

"Mau ke kantin?" Tanya Defan

"Aku ke kantin dengan Valerie" jawab Nelisa sembari menoleh ke arah Valerie.

"Kalau kau ingin bersamanya tidak apa-apa. Aku akan ke kentin dengan orang lain" ucap Valerie

"Tidak Val, aku lebih ingin ke kantin bersamamu atau kita ke kantin bertiga" tolak Nelisa, yang semua orang tahu itu bohong. Hanya basa-basi.

"Ah tidak apa-apa" jawab Valerie lalu tersenyum tanda pamit pada Nelisa dan Defan.

"Apa ada yang perlu dibicarakan?" Tanya Nelisa setelah Valerie berada cukup jauh

"Aku ingin memberi tahu kalau sepulang sekolah kau harus mendatangi ruang wakil kepala sekolah"

"Ada apa?" Nelisa bertanya setengah terkejut

"Datang saja"

Nelisa tidak menjawab pernyataan Defan. Ia hanya sibuk mengira-ngira apa yang akan terjadi di ruang guru. Defan pun tetap diam sambil berjalan berdampingan bersama Nelisa.

Canggung mulai datang di antara mereka. Nelisa merasa tidak ada yang perlu ia katakan. Sedangkan Defan sedang sibuk mencari cara untuk mengobrol dengan Nelisa.

"Kau tidak terdengar kaku lagi saat berbicara" ucap Defan setelah mendapat ide topik percakapan

"Aku kan paham dengan cepat. Hanya gaya bahasa, tentu bukan masalah" sahut Nelisa sambil tertawa "aku hanya bercanda Defan, jangan anggap serius" ucap Nelisa lagi karena melihat wajah Defan seperti sedang berpikir keras.

"Sudah sampai, aku pergi dulu" Defan pun mulai melangkah menjauh

"Defan?" Wajah Nelisa terlihat bertanya-tanya

"Aku hanya menemanimu sampai di kantin, ada urusan, aku harus pergi dulu" Defan mencoba menjelaskan maksudnya

"Tapi kau mengajakku ke kantin tadi..." protes Nelisa

"Sebenernya aku hanya bertanya. Tapi kau menanggapi itu ajakan, jadi aku tidak mungkin menolak"

Tidak usah ditanya, pipi Nelisa langsung saja memerah, padahal sebenarnya Defan berbohong agar bisa segera pergi, kenapa? Karena Defan menyesali keputusannya mengajak Nelisa ke kantin bersama karena itu membuat Defan jadi bersikap salah tingkah. Meskipun Defan tahu itu pernyataan yang membuat Nelisa malu, namun bagaimana lagi, disaat seperti itu ia sulit berpikir jernih dan hanya alasan itu yang ada dipikirannya.

"Tapi, aku belum tahu dimana ruang wakil kepala sekolah" Nelisa mencari-cari alasan untuk membuat Defan tetap mau menemaninya.

"Nanti aku akan mengantarmu ke ruangan itu" Defan pun berjalan pergi

"Defan" panggil Nelisa dengan nada kecewa. Defan pun menoleh ke arah Nelisa. "Terimakasih" ucap Nelisa lagi. Nelisa pun tersenyum tanda pamit lalu berjalan menjauh tanpa menunggu jawaban dari Defan. Ia tahu Defan akan tetap pergi setelah menjawab ucapan terimakasihnya, jadi lebih baik ia yang pergi mendahuluinya.

Gue kira dia bakal nemenin gue di kantin, taunya malah gitu! Nyebelin! Lagian ngapain juga gue ngarep ditemenin makan sama Defan?! Dasar oon!

Nelisa berkata dalam benaknya

"Nelisa!" Panggil seseorang. Terdengar seperti suara Valerie.

"Hei!" Sahut Nelisa ke arah sumber suara yang memang benar itu adalah Valerie

"Ayo sini" ucap Valerie yang sedang duduk bersama seorang perempuan tidak jauh dari posisi Nelisa berdiri

Nelisa pun menuruti apa yang Valerie katakan.

"Kau ditinggal kenapa?" Tanya Valerie ketika Nelisa sudah duduk di depannya.

Ia pikir orang-orang di sekitar tidak  mempedulikannya dan padahal Nelisa sudah pergi mendahului Defan. Tapi bisa-bisanya Valerie tetap mengetahui yang sesungguhnya, apa itu artinya Valerie sudah memperhatikan sejak tadi? Memikirkannya membuat wajah Nelisa merah seketika. Melihat itu, Valerie tidak bisa menahan tawanya.

"Bisa tidak, wajahmu tidak merah begitu"

"Diam Valerie! Kau membuatku tambah malu dan kesal mengingat Defan" jawab Nelisa, malu dan kesal bercampur dalam dirinya.

"Tiadak apa-apa kalau kau mau mengaku menyukainya pada kami" ujar seseorang yang sedari tadi berada di samping Valerie. "Maaf kalau terlihat terlalu ikut campur. Oh iya, namaku Lina"

"Aku Nelisa" jawabnya singkat

"Jadi kau suka Defan kan?" Goda Valerie

"Oh aku--" entah kenapa Nelisa berkata terbata-bata kali ini "aku... aku--"

"Aku apa?!"

Menurut kalian part kali ini kepanjangan gak?

Menurut saya sih kepanjangan, maaf ya...

Nanti di part berikutnya bakal diusahain lebih singkat lagi.

Don't forget to give me vomment guys and see ya!

Nauli♡

TeardropsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang