Keesokan harinya, Nenek Frida berniat untuk berangkat menuju Pulau Samora. Awalnya ia meminta Amelia supaya tinggal di rumah Tabib Fakir untuk sementara waktu. Namun Amelia menolak dan bersikeras untuk ikut. Bagaimanapun juga, Amelia tak sampai hati membiarkan Nenek Frida menghadapi masalah ini sendirian.
Sebelum mereka berangkat, Tabib Fakir memberikan beberapa butir gula-gula ajaib, sebagai bekal dalam perjalanan. "Gula-gula ini bisa membuat keadaan tubuh menjadi lebih baik, sehingga tubuh tidak akan cepat lelah. Selain itu, gula-gula ini juga bermanfaat untuk meringankan rasa sakit," jelasnya.
"Terima kasih, Tabib," ucap Nenek Frida. "Nah, kami akan berangkat sekarang. Doakan semoga kami beruntung."
Maka berangkatlah mereka menuju Pulau Samora. Setelah melakukan perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan, akhirnya sampailah mereka di seberang pulau. Saat mereka sedang kebingungan mencari cara untuk menyeberang, tiba-tiba Puri menemukan sebuah perahu kecil yang teronggok di bibir pantai. Maka mereka lalu meninggalkan Garan disitu, dan bergegas menyeberangi lautan. Cukup lama mereka mengarungi lautan dalam cuaca yang cukup buruk, hingga akhirnya samar-samar mereka melihat daratan di kejauhan. Semakin dekat, mereka dapat dengan jelas melihat suatu pulau menyeramkan yang diselimuti kabut. Hati Amelia bergetar begitu ia menginjakkan kaki di tempat tersebut. Nampak disana hamparan hutan belantara yang sangat lebat. Saat mereka mulai menjelajahi tempat itu, sayup-sayup terdengar suara-suara lolongan dan raungan menakutkan yang membuat bulu kuduk berdiri. Walau begitu, mereka harus tetap berjalan untuk mencari Pohon Orka.
Seharian Nenek Frida dan Amelia menyusuri hutan. Ketika sedang beristirahat dan melepas lelah, tiba-tiba mereka mendengar sesuatu. Kedengarannya itu seperti suara rintihan. Mereka bergegas mencari tahu apa yang sedang terjadi. Sejurus kemudian, mereka menemukan seekor anak gorila berbulu merah yang sedang tergeletak. Ia meronta-ronta kesakitan sambil memegangi perutnya. Di dekatnya ada suatu buah. Sepertinya anak gorila itu mengalami keracunan. Nenek Frida dan Amelia mendekati gorila kecil itu dengan sikap hati-hati.
"Tenang, sahabat kecil. Kami akan menolongmu." Nenek Frida mengambil sebutir gula-gula ajaib. "Ini makanlah, agar rasa sakitmu hilang."
Si anak gorila menurutinya. Sesudah memakan gula-gula ajaib, keadaannya berangsur-angsur membaik. Selang beberapa saat, gorila kecil itu mulai mengantuk dan akhirnya ia tertidur pulas.
"Ia akan baik-baik saja," kata Nenek Frida.
"Apa kita akan melanjutkan perjalanan, Nek?"
Nenek Frida menengadahkan kepala. "Nampaknya hari sudah mulai gelap. Sebaiknya kita bermalam disini. Besok pagi kita teruskan perjalanan," ujarnya.
Lewat tengah malam, Amelia dan Nenek Frida terjaga dari tidurnya ketika tiba-tiba burung-burung beterbangan dari pepohonan. Tak lama kemudian, terdengarlah suara-suara menggeram yang menggetarkan hati.
"Sepertinya ada yang tidak beres," bisik Nenek Frida. Didekapnya Amelia yang nampak ketakutan, sembari melayangkan pandangan ke sekeliling.
Sekonyong-konyong dari balik semak belukar munculah segerombolan kera-kera besar yang terlihat menakutkan. Para kera itu mengenakan pakaian serdadu dan menenteng berbagai macam senjata, seperti pedang, kapak, tombak, dan busur panah. Mereka langsung mengepung Nenek Frida dan Amelia. Nenek Frida berusaha untuk tenang sambil terus mendekap Amelia yang ketakutan.
Salah satu pengepung, seekor Gorila hitam besar yang perkasa, mendekati mereka. Sepertinya ia adalah pemimpin gerombolan tersebut. Sang Gorila mendekatkan wajahnya pada mereka sembari menggeram dan mendengus. Nenek Frida memejamkan mata dan menahan napas. Namun gorila besar itu lantas mengalihkan perhatiannya pada anak gorila berbulu merah yang masih terlelap. Setelah memeriksanya sebentar, Sang Gorila dengan hati-hati membopongnya. Sebelum pergi, ia memberi isyarat pada anak buahnya untuk membawa Nenek Frida beserta teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Dari Hutan
FantasyAmelia dijerumuskan ke dalam hutan terlarang oleh dua saudari tirinya yang jahat. Di dalam hutan, Amelia bertemu dengan Groll, Peri ungu yang ditakuti oleh penduduk sekitar hutan. Namun ternyata Groll adalah makhluk yang baik hati. Ia hidup bersama...