Prolog

8.4K 755 48
                                    

Kai memandang wajah Krystal lekat tanpa mau memejamkan matanya, mengamati setiap detail wajah istrinya dengan seksama.

Sudah hampir 3 bulan sejak kematian putra semata wayangnya menyisakan duka yang terdalam bagi Kai namun kini prioritasnya hanya untuk Krystal, ia tau Krystal lah yang paling terpukul dan wajib baginya memulihkan luka yang telah ia goreskan.

Setiap minggu Kai menyempatkan dirinya ke psikiater untuk mengantar Krystal kembali pada jati dirinya.

Do hyung selalu mengingatkan Kai untuk terus memantau Krystal. Terhitung sudah 2 kali Krystal melakukan percobaan bunuh diri.

"Aku mencintaimu" ucap Kai sambil menyelipkan rambut-rambut yang menutupi wajah wanitanya itu.

'Maaf jika semua terlalu menyakitkan bagimu dan aku yang tak sempurna membuatmu seperti ini' batin Kai.

Krystal mengejapkan matanya perlahan membuat Kai tersenyum kearahnya.

"Selamat pagi" sapa Kai. Kai meletakan tangannya tepat dipuncak kepala Krystal membelai lembut rambutnya.

Tatapan sendu Krystal membuat Kai tak menyerah menciptakan suasana sebahagia mungkin sesuai petunjuk Do hyung serta psikiater pribadi Krystal.

"Apa kau lapar? aku akan menyiapkannya untukmu atau" Kai terdiam sejenak mencari-cari ide agar Krystal tak melewatkan sarapannya pagi ini. "Sarapan ditaman bersama monggu sepertinya menyenangkan"

Hanya hitungan detik Krystal berteriak keras dan menutup kedua telingannya erat. Ia terduduk melipat lututnya mendekat dada dengan tangan yang masih menutup telinganya serta tubuh yang bergetar.

Dengan sigap Kai segera menggenggam tangan Krystal mencoba menarik tangan wanitanya dari telinga dan menggenggamnya erat seakan memberikan kekuatan bagi Krystal.

Setelah cukup tenang, Kai memeluk tubuh Krystal erat yang hanya dibalas tangisan kecil Krystal.

"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku" lirih Kai. "Maafkan perkataanku, kita makan disini seperti biasa kan? Jangan menangis, kumohon" Kai terus membelai punggung Krystal perlahan-lahan.

Kai cukup ahli mengambil tindakan ketika emosi Krystal memuncak. Tak sulit baginya untuk memahami segala keadaan dan berusaha semampunya terus berada disamping Krystal.

Krystal mengalami depresi berat semenjak Taeoh pergi. Kekecewaan, terpukul, kehampaan serta rasa bersalah yang amat sangat besar membuat mentalnya terganggu.

Bagi orang awam mungkin mereka sudah membawa Krystal kerumah sakit jiwa namun tidak bagi Kai.

Dia tak akan meninggalkan Krystal entah bagaimanapun keadaannya, seburuk apapun keadaannya bahkan seterpuruk apapun Kai, dia akan terus mengabdikan seluruh hidupnya demi kesembuhan Krystal.

***

"Kuserahkan semuanya padamu, kau tau kan hanya kau yang kupercaya selain Krystal" ucap Kai.

"Jangan terlalu dipikirkan hyung, kau fokuslah pada Krystal" Sehun menatap Kai iba.

Sudah 1 bulan Kai menyerahkan tanggung jawab perusahaan pada Sehun dan hanya sesekali pergi ke perusahaan dalam seminggu.

Terakhir kali percobaan bunuh diri Krystal membuat Kai tak bisa lepas darinya, Kai benar-benar takut kehilangannya.

"Aku berfikir untuk membawanya pergi keluar negri demi kesembuhannya" lirih Kai, terlihat jelas Kai mulai putus asa karna Krystal tak mengalami kemajuan apapun.

"Hyung!" bentak Sehun.

Kai memandangnya penuh tanya dengan tatapan tajam.

"Ini bukan tentang dimana kau mengobatinya" terdengar suara Sehun yang melembut. "Sejauh apapun kau membawanya jika dia tak menginginkan kesembuhan maka tak akan terjadi, hyung"

"Aku benar-benar tak tau apa lagi yang harus aku lakukan" Kai mengusap wajahnyw kasar.

"Kau dengarkan apa yang Do hyung katakan? Krystal hanya butuh motivasi, pujian, perhatian dan jangan membuatnya terpojok yang menimbulkan rasa bersalahnya terus muncul. Ini bukan sehebat apa dokter yang menangani Krystal tapi sehebat apa kau membantu Krystal keluar dari depresinya sebagai seorang terdekatnya" ucap Sehun.

Kai berfikir sejenak meresapi segala perkataan Sehun. Apa selama ini Kai salah dalam bertindak?

'Aku selalu berfikir melakukan hal sesuai sudut pandangku tanpa peduli bagaimana sudut pandang Krystal. Apakah ucapan maafku menimbulkan rasa bersalahnya terus muncul?' batin Kai.

Kilasan memory selama 3 bulan ini terus berputar cepat dipikiran Kai, menerawang kebenaran akan tindakan Kau.

"Hyung bolehkah aku melihat keadaan Krystal sebentar saja" ucap Sehun pelan menyadarkan lamunan Kai.

"Dia dikamarku, mungkin ia sedang tidur. Kau boleh mengeceknya" tak lama mendengar ucapan Kai, Sehun segera meninggalkan ruangan kerja Kai.

"Sebulan, 2 bulan, 6 bulan, 8 bulan, setahun bahkan bertahun-tahun setelahnya aku berharap Tuhan selalu memberiku kesabaran agar tetap disisi Krystal dan bertahan sampai akhir dalam kondisi apapun" Kai menatap langit-langit ruangan berharap Tuhan mendengar doanya.

*****

Menuju happy ending yang masih kurang happy di cerita sebelumnya.

Ini yakin bgt pasti gak sesuai dengan keinginan kalian tapi emg gak ada ide lain buat nerusin cerita ini.

Kebahagiaan yang terindah adalah kebahagian yang datang setelah kesedihan yang berhasil kita lewati^^

EOMMA IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang