Chapter 4

3.2K 438 26
                                    

Kebahagiaan Kai tak dapat terbendung lagi, ucapan bersyukur terus terucap dalam hati Kai. Pandangan Kai tak ingin beralih pada wanita yang kini duduk manis disamping Kai dalam perjalanan menuju Seoul.

Sungguh ia berfikir untuk tetap tinggal di seladen dengan segala cerita manis bersama pujaan hatinya. Banyak hal yang bisa disebut keajaiban terjadi disana. Krystal mulai merespon kalimat-kalimat Kai, walaupun hanya dengan kalimat singkat ataupun hanya anggukan tapi bagi Kai itu adalah kebahagiannya yang tak ternilai.

Mereka melakukan malam panjang dengan pelukan hangat mencoba mengalirkan perasaan terpendam mereka satu sama lain.

"Semoga kita akan selalu seperti ini, Krys" ucap Kai pelan namun pendengaran Krystal masih dapat mendengarnya.

Krystal segera menatap Kai yang berada disampingnya, penglihatan Krystal menangkap seseorang yang tersenyum indah kepadanya. Menyadari senyuman Kai, Krystal menundukkan kepalanya malu.

"Kau yang terbaik, Krys" Kai mengacak rambut Krystal asal namun tak lama ia mengusapnya lembut. Hati Kai tak bisa berbohong, kini ia semakin terpesona dengan Krystal. Tingkah lugu, malu-malu serta wajah memerah Krystal membuat Kai benar-benar mabuk dengan pesona wanitanya.

Walaupun kadang ia merindukan Krystal yang diam-diam mengumpat dibelakangnya saat dulu masih menjadi sekretarisnya ataupun saat Krystal mengomel pada Taeoh karna bocah itu membuat kesalahan.

'Aku merindukan kedekatan mereka, aku merindukan Taeoh' ucap Kai dalam hati, airmatanya pun kini tak terbendung.

"Kai" suara lembut Krystal menyadarkan lamunan Kai, membuat Kai segera mengusap airmatanya.

"Tak apa Krys, aku hanya terlalu bahagia" ucap Kai, menyadari raut khawatir Krystal.

"Tidur lah, kau pasti lelah. Masih ada 2 jam pesawat kita sampai ke Icheon" Kai segera menuntun kepala Krystal dengan sebelah tangannya untuk mendekat dengan bahunya.

Krystal hanya menurut dan sesekali melihat awan dari jendela, seakan ketenangan mulai merasuk pada tubuhnya.

**********

Sehun berdiri mematung melihat kerumunan orang didepannya. Otaknya tak dapat berfungsi dengan baik ketika pemandangan didepannya itu semakin memenuhi kepalanya.

Dret Dret Dret

Suara ponsel Sehun menyadarkan pria itu dan sesegera mungkin mengangkat panggilan tanpa melihat siapa orang yang menelponnya.

"Bagaimana Sehun? Apa kau menemukan cara agar Kai terselamatkan dari para wartawan yang sedang menunggunya di bandara?" ucap seseorang

"Suho hyung?" ucap Sehun yang lebih untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang menelpon adalah Suho.

"iya, ini aku"

"Jujur aku tak dapat berfikir, wartawan yang menunggu dibandara sangat banyak melebihi jumlah saat mereka di depan kantor 2 hari lalu" Sehun mencoba tenang namun ada sedikit kepanikan saat mengucapkan kalimatnya.

"Aku  berfikir kita tak mungkin lagi menyembunyikan rumor ini dari Kai. Yang terpenting Kai dan Krystal dapat melewati para wartawan dengan selamat"

"Hyung kurasa kita membutuhkan banyak bodyguards" Sehun sangat berusaha untuk tenang agar otaknya dapat berfikir dengan cepat.

"Aku akan mengirim petugas keamanan dari rumah Kai, apa 8 orang cukup?"

"Kurasa cukup hyung dan semoga mereka sampai tepat waktu sebelum Kai dan Krystal kembali"

"Baiklah, kututup telponnya. Ah Aku hampir lupa, Sehun-ah kau juga harus hati-hati jangan sampai wartawan mengenalimu"

"iya hyung aku tau itu" ucap Sehun sebelum panggilan itu berakhir.

EOMMA IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang