Aku masih berdiri di depan rumah memandangi kepergian Raga.
"Gina, ngapain disitu aja?" tanya Mamaku dari dalam rumah.
"Ehm, iya ma. Aku nggak ngapa ngapain kok, bentar lagi masuk" jawabku lembut lalu melangkah ke dalam rumah.
Saat aku melihat Mama ku tengah membuat kue kecil, aku jadi teringat ucapan Raga tadi. Dia bilang mau melamarku esok hari. Benarkah? Kalau begitu bukannya harusnya aku mempersiapkan semuanya saat ini. Besok?? Sudah tak ada waktu lagi sekarang.
"Ma" panggilku lalu duduk di depan Mamaku.
"Ada apa sayang?" tanya Mamaku lembut. Beliau memandang heran kepadaku yang masih bingung menjelaskan sesuatu. "Kenapa?" tanya Mamaku
"Raga ma " kataku terputus.
"IyaRaga kenapa?"
"Dia bilang mau ngelamar aku besok" jawabku gugup.
"Lho, yang benar kamu Gina?" tanya Mamaku kaget.
"Iy.. ya dia bilang sih gitu ma" jawabku.
"Cepat kamu lihat di dapur ada bahan makanan apa saja, kalau masih ada yang kurang cepat di tulis apa yang harus dibeli. Oh ya, Mama mau kerumah Pak Dhe kamu ngabarin ini" kata Mamaku yang tiba tiba panik sendiri.
"Ma, jangan panik gitu ma. Aku jadi bingung nih" jawabku semakin gugup.
"Sudah sudah, lakukan apa yang mama bilang" kata Mamaku bijak. "Oh ya, ini kue nya mama masukin oven dulu, lima belas menit kemudian kamu angkat ya, mama mau ke rumah Pak Dhe" kata mamaku yang langsung ke dapur mencuci tangan.
Ohh, Mama, aku tau mama sangat bahagia sekarang. Mama akan berusaha sekuat tenaga demi lamaran ku esok. Begitu mama keluar rumah, aku langsung menuruti kata mama kedapur mencari bahan masakan yang ada. Aduh, gula habis, tepung juga habis, apalagi bahan sayur sayuran sama sekali tidak ada. Telur juga. Aku ikutan panik seperti mama saat ini.
Aku menghempaskan diriku di sofa ruang tamu begitu selesai menulis bahan makanan yang di butuhkan esok. Tak lupa aku mengangkat kue kecil dari Oven. Beberaa menit kemudian terdengar alunan musik dari dalam kamarku. Oh itu handphoneku tengah berbunyi, pasti ada telpon. Aku bergegas menuju kamar. Aku tersenyum, ternyata Raga yang menelpon. Aku masih bertanya tanya heran, kok bisa aku lupa memberi nama nomor Raga di handphoneku.
"Hallo" jawabku lembut "Hallo sayang" jawab suara di seberang sana.
"Eh, ada apa?" jawabku gugup. Aku sangat senang mendengar Raga memanggilku 'sayang'.
"Sudah beritahu Mama belum?" tanya Raga manis. "Udah"jawabku datar. "Ah kamu membuat mama panik hari ini" kataku merajuk.
"Oh, maafkan aku"katanya merasa bersalah.
"Sudah lah, tidak apa apa, Mama sangat senang" jawabku.
"Begitu ya, Bunda juga senang. Apalagi Ayah" jawab Raga akhirnya.
"Oh ya ?? syukurlah kalau begitu. Jadi siapa saja besok yang datang?"
"Hanya aku,ayah, bunda dan pak dhe" jawab Raga.
"Cuma itu?" tanyaku lagi.
"Kenapa memang?" tanya Raga lagi. Aku masih terdiam heran. "Apa kamu mau aku ajak seluruh keluarga besar, sahabatku, tetanggaku, dan juga seluruh warga di kotaku??" canda Raga kemudian.
"Uhh, Raga. " jawabku sambil tersenyum merajuk. Kami bercerita sedikit lalu bergegas mandi karena hari sudah semakin sore.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Dia Pergi (Datang) Kembali
ChickLitKetika kamu pergi aku hanya diam karna itu mau ku. Tapi setelah sekian lama aku menyesali kepergianmu. Aku kehilangan kamu, kamu yang terbaik, hanya kamu. Aku ingin kan kamu disisiku saat ini. Aku butuh kamu. Sangat ~ Gina Aviana Seresti ~