Bagian 3

2.1K 133 1
                                    

"Berjanjilah untuk tidak mengatakannya pada siapapun" ucap seorang gadis bermata amethyst itu pada pemuda berambut pirang disampingnya.

"Ha'i" ucap pemuda itu dengan malas, "Berjanjilah dengan benar, Namikaze-san" balas si gadis dengan sebal.

"Itu tadi adalah berjanji dengan benar versiku, Hinata" ucap pemilik iris safir itu tanpa menatap lawan bicaranya, "Dan berhentilah memanggilku dengan Namikaze-san, Hinata" tambah pemuda yang diketahui bernama Naruto itu

"Terserah kau saja tapi peganglah janjimu itu, dan lalu aku harus memanggilmu apa?" tanya gadis bermarga Hyuga itu.

"Terserah asal kau tak memanggilku dengan Namikaze-san, kau seperti tengah berbicara dengan ayahku" balas Naruto

Kedua orang yang bertetangga itu saat ini tengah berjalan berdampingan ke sekolah mereka. Kushina dan Hikarulah yang merencanakan ini, Kushina berdalih agar Naruto tidak terlambat sekolah lagi, sedangkan Hikaru beralibi agar Hinata tidak tersesat. Dan akhirnya, kedua anak malang yang tak berdaya menghadapi ibu mereka masing-masing itu hanya bisa menurutinya.

"Ehm... bagaimana dengan Uzumaki-san?" tanya Hinata, Naruto yang mendengar itu memutar bola matanya

"Baka, itu sama saja, seperti kau memanggil ibuku" ujar Naruto seraya melirik Hinata yang tengah mengumpat kesal karena tidak terima di bilang baka. "Baiklah, bagaimana dengan Naruto?" tanya Hinata lagi kali ini dengan menatap Naruto yang lebih tinggi darinya. "Baiklah itu lebih baik" balas Naruto.

Tak terasa akhirnya mereka sudah sampai di sekolah, saat sampai digerbang keramat itu Naruto berhenti sejenak, memandang dengan tak percaya pada gerbang berplang Konoha Gakuen itu. Hinata yang melihatnya hanya memandang aneh pada Naruto dan bertanya, "Kau kenapa Naruto?"

"Aku tak percaya bahwa hari ini, gerbang nan besar ini terbuka begitu lebar untukku" ucap Naruto dengan sedikit, ehm ralat –dengan sangat dramatis. Hinata yang mendengarnya hanya bisa cengo, lalu bergumam kecil dan meninggalkan Naruto yang masih memandang tak percaya pada sebuah... err gerbang(?)

__

Aku dan Si Pinokio

Naruto Fanfiction

Disclaimer :

Tokohnya Punya Masashi Kishimoto, tapi tokoh OC dan ide ceritanya milik Author :P

Warning :

AU, OOC, OC, Twins Uchiha, Pasaran, EYD berantakan, Typo betebaran dimana-mana (Asli, susah banget ngilangin penyakit Typo ini), absurd, abal, gaje, pokoknya banyak kekurangannya.

.

DLDR

"Don't Like? Don't Read, Please"

__

Naruto tetap pada posisinya sampai dia tidak menyadari ada dua orang yang sedang berdiri disampingnya, yang satu menatapnya dengan wajah datar sedang satu lagi tengah mencoba mencari apa yang di tatap Naruto. "Apa yang sedang kau lihat Naruto?" tanya salah satu orang itu, yang lantas mengagetkannya.

"Oh, astaga! kau mengagetkanku Sai" ujar Naruto yang sedikit terkejut, "Sepertinya sebentar lagi akan ada hujan badai" ujar seseorang yang baru datang dari arah belakang ke tiga orang yang berdiri di gerbang.

"Hn, kau benar Shikamaru" ucap pria yang tadi berwajah datar, "Aa... aku mengerti dengan yang kau maksud Shikamaru" ucap pria lainnya yang bernama Sai. Dan Naruto yang merasa hanya dirinya yang tak paham mencoba bertanya pada Shikamaru, "Apa maksudmu?"

"Tumben sekali kau tak datang terlambat Naruto, biasanya kau datang saat gerbang ini akan di tutup" ujar pria gendut yang berada di belakang Shikamaru sambil memakan kripik kentang kesukaannya. Naruto pun hanya menghela nafas, saat mengingat bagaimana cara ibunya membangunkannya agar bisa berangkat pagi dan pergi ke sekolah bersama Hinata. "Ini pasti berkat Kushina Oba-san, benarkan Naruto?" tanya Sai pada Naruto, yang langsung di beri anggukan oleh Naruto.

Aku dan Si PinokioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang