WHITE

Morning

"Aku takut sen-diri"

~ ~ ~

Cahaya sang raja pagi tampak menerobos di sela-sela jendela kamar yang tidak terlalu luas ini. Nyanyian sang burung lah yang berperan penting dalam pagi ini. Namja bermata bulat itu tampak menyesuaikan pembiasan cahaya yang masuk ke kamar itu. Namja itu mulai merenggangkan semua otot di tubuhnya.

Ketika matanya sepenuhnya sudah sadar, ia melihat kesebelahnya yang sudah kosong. Dia mulai melipat kasur dan merapikan bantal yang tadi ia gunakan untuk tidur. Dengan perlahan ia mulai melangkahkan kakinya pergi dari kamar itu.

"Sunhyeon-ah..... Good morn- " Sapaan Minghao berhenti saat melihat tidak ada seorangpun disana. "Eoddiya? Sunhyeon eoddiya ?" Langkah Minghao terhenti pada dinding tempel yang berada di dapur.

- AKU BERKERJA. AKU SUDAH MEMASAK-

Begitulah isi note yang tertempel di dinding. Kini Minghao mulai mengerti dan berjalan menuju meja makanan. Setelah makan ia akan membersihkan rumah ini sebagai tanda balas budi mungkin. Padahal ini hari libur tapi Sunhyeon malah bekerja.

~ ~ ~

Ayunan pedal sepeda itu berhenti tepat di sebuah toko. Sunhyeon turun dan mulai memasuki toko yang sudah menjadi tempat bekerjanya selama 2 tahun belakangan ini. Hoodie abu-abu miliknya kini ia turunkan dari kepalanya.

"Ini gajimu selama sebulan." Ujar Kim ahjumma menyodorkan amplop putih pada Sunhyeon. Setelah menerimanya Sunhyeon mulai membungkukkan badannya. "Apa kau masih tidak mau mengeluarkan suaramu? Bahkan ini sudah 2 tahun kau bekerja tanpa suara. Hanya berbicara jika perlu. Ada apa denganmu ?"

"Gwaenchana. Kamsahamnida" setelah mengatakan itu Sunhyeon kembali membungkuk dan mulai keluar dari tempat itu. Sunhyeon terus melangkah menuju rumahnya. Entahlah... Tapi ia ingin cepat-cepat pulang. Apa mungkin ia lelah? Atau karena ada..... TIDAK MUNGKIN !!

Saat membuka pintu ia dikejutkan dengan keadaan rumah yang super bersih. Rumahnya memang tidak berantakan, namun ini... bahkan sangat rapi dan bersih. "Wasseo? Eott-khae ?" tanya minghao yang mucul dengan celemek berwarna merah muda.

 Sungguh manis.

 Sunhyeon hampir saja berdecak kagum namun ia kembali ke ekspresi datarnya. Dengan mantap Sunhyeon melangkah masuk dan berhenti di hadapan Minghao.

"Gomapta"

Tiga suku kata itu mampu membuat Minghao tersenyum. Ia akan terus membuat Sunhyeon berbicara padanya. Walau wajah nya masih datar tapi Minghao tau jika ucapan Sunhyeon itu tulus. Minghao berjanji akan segera mengembalikan senyum Sunhyeon.