Yeah

373 59 0
                                    


Setidaknya itulah yang dapat didengar minghao. Tapi kali ini entah mengapa ia takut dengan gerombolan yeoja yang melontarkan berbagai pertanyaan padanya. "Kajja" Sunhyeon berbalik dan menarik tangan minghao meninggalkan gerombalan yang tampak kecewa. "Tunggu...bekalnya masih di tas" ungkap minghao dengan susah payah.

"Apa eomma yang membiayai mu sekolah disini?" Tanya sunhyeon sambil memasuki kimchi ke mulutnya. Matanya seakan terkunci untuk melihat lawan bicaranya. "Ba-gaimana kau tau, Hyeonnie? Aku belum memberi-tahukannya padamu" Wajah polos minghao yang terkejut menjadi pemandangan yang menyenangkan bagi sunhyeon, meski yeoja itu tak menampakannya

~ ~

"Pulang nanti... Bisakah kita bicara berdua?" Seorang yeoja dengan rambut coklat bergelombang tengah menghadap namja bermata bulat. "Me-mang ada apa?" Tanya minghao penasaran. Bahkan yeoja tersebut tidak menjawab pertanyaan minghao, Ia malah berlari. Entahlah... Minghao benar-benar bingung sekarang di sisi lain ia harus pulang bersama sunhyeon tapi tadi ada yeoja yang ingin bertemu sepulang sekolah. Minghao mengacak rambutnya karena terlalu pusing. Ia baru masuk sekolah namun banyak sekali yang mendekatinya. Saat di china minghao tidak bersekolah di tempat umum,Ia belajar di rumah dengan berbagai guru privat. Itu sebab nya ia terlalu takut saat para yeoja mendekatinya.

"Ada yang aku mau cari di perpustakaan." Ucap sunhyeon tak lepas dari buku catatan miliknya. Ya... di depan terdapat guru yang sedang menulis sebuah penjelasan dan itu membuat tangan sunhyeon bergerak dengan lincah menyalin semua yang ada di papan ke dalam buku miliknya, sehingga ia tidak menatap minghao disampingnya. "Arraseo.aku akan menunggu mu di atap" Mendengar jawaban dari minghao itu membuat sunhyeon menarik sebelah alisnya.

"Ada seorang yeoja yang ing-iin berbi-cara denganku"

"Berdua?"

"Nde"

~ ~

Sunhyeon terus berjalan menyusuri koridor sekolah yang Nampak ramai meski bel pulang sudah terdengar 10 menit yang lalu. Tangannya masih memegang beberapa buku yang cukup tebal untuk bahan pembelajarannya . Ia harus rajin untuk mempertahankan nilainya. Mendapat beasiswa di sekolah merupakan beban yang cukup berat bagi sunhyeon. Yeoja itu harus mempertahankan nilainya agar beasiswa nya tidak dicabut pihak sekolah.

"Kudengar chan mi akan menyatakan perasaannya"

"Pada murid baru itu?"

"Dia namja yang polos. Apa jadinya jika chanmi menyerangnya"

"Matta! Chanmi merupakan primadona sekolah. Ia juga yeoja yang agresif"

"Apa jangan-jangan......"

"Chanmi akan mencium Minghao?!!"

Mendengar perbincangan itu mampu membuat sunhyeon tegang.

Chanmi?

Dia adalah yeoja cantik namun pintar. Bahkan saat ujian sunhyeon dan chanmi selalu bersaing unutk peringkat pertama, walau pada akhirnya sunhyeon lah yang mendapatkannya. Namun kelemahannya ada satu.... Chanmi tak segan-segan untuk memiliki namja yang menurutnya menarik dan melakukan sesutau di luar akal.

BRAKK

Tanpa pikir panjang sunhyeon malah menjatuhkan buku-bukunya dan berlari menuju atap. Ia tidak peduli dengan nasib buku-buku itu. Bahkan jika kepala penjaga perpustakaan akan memarahinya dan meminta uang ganti rugi. Yang terpikirkan nya sekarang adalah minghao. Namja itu sangat lah polos, bahkan terlampau polos.

BRAK

Pintu itu terbuka paksa oleh sunhyeon. Nafas yang tidak beraturan seakan tidak ia pedulikan. Netra obsidian nya tampak mencari sesuatu.

TEPAT

Kini Sunhyeon menghampiri Minghao yang tengah memeluk lututnya.

"Minghao-ya...."

Mendengar suara itu, Minghao menengadah kepalanya dan berlari memeluk Sunhyeon. Hampir saja Sunhyeon terjungkal kebelakang kalau tidak ia tahan. Tubuh Mingaho bergetar dan mulai terdengar isakan kecil di telinga Sunhyeon.

"Uljima ~ . Sekarang kau aman bersamaku. Jebal...Uljima" Sunhyeon mulai mengusap pu

WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang