Part 3 : Cowok Halte Bus

12.6K 483 20
                                    

Happy Reading

'Jangan terlalu berharap! Jika kamu tidak mendapatkannya, satu-satunya orang yang menyesal adalah dirimu sendiri. Jangan bergantung pada yang hal yang tidak pasti. Akhirnya hanya ada dua pilihan, 'menyesal' atau 'berpura-pura tegar'

*****

Salsa POV

"Mbak belum tahu ya. Dia itu keponakannya Bu Dewi, dia siswa baru di sekolah ini." Ucap pak satpam dengan antusias dengan berbisik di telingaku karena takut suaranya didengar orang.

"What...? Kok bisa??" Protesku karena kaget. "Pak Satpam yang serius dong. Emangnya ini jaman apa masih aja ada KKN?"

Gimana nggak kaget coba kalau dizaman ini masih aja ada yang bisa ngelakuin apapun seenak jidat hanya karena tantenya kepala sekolah di sini.

"Itu orang emang ngeselin. Pengen gue cakar muka songongnya itu. Pastesan aja tadi dia boleh masuk sekolah padahal udah telat." ucapku sambil mengangguk-anggukkan kepala mencoba berfikir logis. Tetapi tetap saja ini tidak bisa diterima dan tidak logis.

"Pokoknya Bapak Satpam harus tanggung jawab!!"

Pak Satpan jadi kaget, "Saya nggak ngapa-ngapain kenapa mbak minta saya bertanggung jawab."

"Bukain gerbangnya pak, please."

"Udah-udah. Lebih baik sekarang Mbak Salsa pulang aja. Gerbangnya udah saya tutup. TITIK."

"Pakkkk!!!!" aku masih mencoba.

Tetap aja nggak adil dong. Dia boleh masuk masa aku nggak boleh. Ini namanya KKN dong. Aish... makanya di Indonesia banyak Korupsi. Hal sekecil inipun melibatkan unsur KKN. Dasar payah!

'Gara-gara cowok sialan yang tadi gue jadi susah begini. Sekarang apa yang harus gue lakuin supaya bisa masuk gerbong? Ayo Salsa berpikir-berpikir.'

"Pak Satpam nasib saya gimana dong? Masa saya terus di luar gerbang. Buka gerbangnya dong, Pak. Kali ini aja deh besok-besok janji nggak akan telat masuk deh." aku tanya ke pak satpam sambil nyolek lengannya.

"Boleh ya, Pak. Bolehhh--- ya?"

"Nggak bisa mbak!"

"Bisa pak!!"

"Tetep nggak bisa mbakk.!!"

"Ayolah pak. Bantu saya sekali ini aja."

"NGGAK."

"Terus saya harus gimana dong pak? Saya nggak mau pulang!"

Sambil melihat kearahku, "Yee..mana saya tahu mbak. Tanya aja noh sama tukang ketoprak. Makanya jangan telat masuk. Sukurin."

"Jangan bawa bawa tukang ketoprak juga kali Pak. Ini saya serius lho, Pak. Saya nggak mood becandaan ah. Jam 07.45 acara rapat OSIS dimulai, Pak. Bapak nggak kasihan sama saya?"

"Nggak" jawabnya dengan santai.

"Bapak, nanti kalau bukain gerbang dapat pahala lho. Pak Satpam nggak mau?" jujur aku lelah masih berusaha tawar menawar dengan pak satpam satu ini.

"Pahala dari Hongkong. Yang ada saya dosa karena melanggar aturan. Saya nggak mau bukain." Pak satpam masih teguh dengan pendiriannya. Susah sekali sih

"Satu kali ini aja deh, Pak."

"Nggak bisa. Titik."

"Tap--" Belum selesai gue ngomong eh udah dipotong duluan sama pak satpam.

"Nggak ada tapi-tapian. Kalau kamu masih ngeyel saya akan lapor ke BK. Mau?"

"Pak Satpam------"

"Saya lapor nih ya." Ucapa Pak satpam itu dengan ketus dan sarat dengan ancaman.

My Prosecutor CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang