Chapter 12

509 24 5
                                    

Cklek

"Chan-" "mereka di mana?" tanya Sanha dan Eunwoo bersamaan.
.
.
.
.
.
.
.
"Aishh kupikir kalian di mana" kesal Sanha pada Minhyuk dan Chanwoo. "Mian mian. Habis Minhyuk hyung ingin ke toilet" kata Chanwoo.

Kriing kriing

Hp Sanha berbunyi. Ia melihatnya. Nomor tak di kenal. Tapi ia mengangkatnya.
"Yeoboseyo"
"…"
"Maaf, anda salah sambung"
"…"
"Tapi-.. Tapi anda benar benar salah sambung"
"…"

Sanha membulatkan matanya. Ia menoleh ke Chanwoo. "Apa yang terjadi?" tanya Chanwoo. Sanha hanya menggeleng cepat.

"Hmmh. Kau hanya antifan. Jangan membuatku tambah pusing"
"…"
"Jangan menyumpahi orang sembarangan"

Dengan kesal Sanha menutup telfon itu. Lalu ia menelfon Jinjin. "Aku, ke ruang rawatku dulu ne" kata Sanha lalu mengarahkan kursi rodanya sendiri. Eunwoo hanya mengikuti ke mauan Sanha. Sanha kembali menatap hp nya. Akhirnya telfonnya di jawab Jinjin.
"Yeoboseyo"
"…"
"Aku di telfon"
"…"
"Ne"
"…"
"Penelfonnya bersuara beratkan?"
"…"
"Tapi, kurasa dia ghanya lah anti fan yang ingin membuat kita pusing"
"…"
"Hemm. Iya juga. Tapi.. Jika keadaan ku begini, akan sulit juga kan?"
"…"
"Baiklah. Setelah keluar rumah sakit, kita langsung selidiki"
"…"
"Ne. Annyeong"
Sanha menutup telfonnya. Sanha memijat pelan keningnya. "Heuuhh. Kenapa harus semakin rumit?" gumam Sanha.

Cklek

"Sanha-ya. Ada yang terjadi?" tanya Chanwoo yang tiba tiba datang. "Hm? Aniya. Tak ada apa apa" jawab Sanha setelah kembali mendongakkan kepalanya. Chanwoo masuk ke dalam ruangan Sanha. "Kau bohong ya?" tanya Chanwoo. "Bohong apa?" bingung Sanha. "Aku juga mendapatkan telfon itu" kata Chanwoo. "Mwo? Telfon apa? Kau sedang bercanda?" tanya Sanha. "Jangan pura pura bodoh. Itu bukan anti fan mu. Buktinya, aku juga benar benar di telfon. Aku mendengar semua percakapanmu dari telfon" jawab Chanwoo. "Kau juga?" tanya Sanha "kau serius?" lanjutnya. "Ya, apa kau tak menghafal wajahku saat sedang serius dan bercanda?" tanya Chanwoo.

Di sisi lain~

"Mworago?" tanya Eunwoo. "Chamkan. Bagaimana keadaan dongsaeng ku?" tanya Minhyuk. "Mana kutahu. Kan yang membawamu ke sini Sanha dan Chanwoo" jawab Eunwoo. "Sanha? Bukannya kakinya sakit?" tanya Minhyuk. "Makanya jangan mengurung diri terus. Dia memaksakan dirinya untuk memakai kakinya. Itu untukmu" jawab Eunwoo.

2 minggu kemudian~
"Jadi, sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanya manager pada Jinjin dan Sanha. "Menyelidikinya" jawab Jinjin dan Sanha bersamaan. "Maksudnya, bagaimana caranya?" tanya manager. Sanha mengambil hp nya. Ia mengecek apakah orang itu menelfon lagi atau tidak. Tapi.. Ada yang aneh. Ada sesuatu yang baru ia sadari. Orang itu menelfon secara pola. "Ya, ya lihat, manager hyung, Jinjin hyung, lihat ini" kata Sanha sembari memperlihatkan layar hp nya ke managernya dan Jinjin. "Ada apa?" tanya Jinjin. "Orang itu menelfon secara pola" jawab Sanha. "Lihat ini" kata Sanha. Jinjin dan managernya melihat telfonnya. "Benar sekali!" seru manager. "Dan jika itu benar. Kurasa 5 menit lagi, dia akan menelfon kita" kata Jinjin.

5 menit kemudian~

Kriing kriing

Semuanya langsung menatap hp Sanha. "Tepat sekali!" seru Jinjin senang. Sanha mengangkat telfonnya lalu men-speaker-nya.
"Yeoboseyo" -Sanha-
"Aku ingin kita bertemu sekarang juga" -orang itu-
"Bertemu? Kapan? Sekarang?"
"Tidak. Hari ini. Pukul 9 malam. Di gedung belakang agensi mu"
"Hmmm. Baiklah"
Orang itu menutup telfonnya. "Kalau begitu, nanti malam langsung saja kita ke sana" kata Sanha. "Jangan! Kurasa kau harus sendirian ke sana. Aku, dan manager hyung akan secara diam diam ke sananya. Eottae?" usul Jinjin. "Benar juga!" seru manager dan Sanha bersama.

22.00 KST
Sanha memakai topi dan masker hitamnya. Ia berjalan ke gedung belakang agensinya itu.

"Akhirnya kau datang" kata orang itu. Yang selama ini meneror Jinjin, dirinya dan managernya. "Jujurlah. Siapa kau sebenarnya?" tanya Sanha. Orang itu membuka kaca mata hitamnya. "Jangan bilang kau..." orang itu membuka maskernya. "CHANWOO!" kaget Sanha. "Apa yang kau lakukan? Apa yang kau lakukan selama ini?" tanya Sanha sangat kaget. "Jeongmal minhae. Ini satu satunya cara untuk memberi tahumu" jawab orang itu. Yaitu Jung Chanwoo. Ya dialah orangnya. "Bukannya waktu itu kau bilang kau mendapat telfon itu juga?" tanya Sanha. "Hehe. Itu bohong. Kau tak marahkan?" tanya Chanwoo setelah menjawab. "Aniya. Gwenchana. Aku yakin kau juga tertekan" jawab Sanha dengan senyumnya.

"Sesungguhnya, aku juga baru menyadari ini setelah aku mendapatkan mimpi yang sangat buruk. Sungguh, awalnya aku juga tak percaya. Tapi, setiap aku tidur itu lagi itu lagi yang menjadi mimpiku. Sungguh, aku bingung. Hingga akhirnya aku sadar jika itu adalah kebenaran yang sesungguhnya" jelas Chanwoo. "Mungkin ini memang takdirnya. Kau menjadi kakak tiriku dan pastinya aku menjadi adik tirimu" kata Sanha sembari menatap langit. "Ya.. Itu kebenaran" balas Chanwoo. "Hmhm pantas saja dari dulu aku merasakan hubungan lain" kata Sanha dengan senyumnya. "Dengan sangat jelas aku juga merasakan itu" kata Chanwoo. "Ngomong ngomooong... Kau tak marah padaku kan?" tanya Chanwoo. Sanha menggeleng pelan. "Serius? Kau tak marah padaku?" tanya Chanwoo dengan senang. "Yaaa" jawab Sanha lalu menoleh ke Chanwoo dengan senyumnya "hyung" lanjutnya. "Gomawo!!!" seru Chanwoo lalu memeluk tubuh Sanha. "Ekheumm. Kalian seperti pasangan baru saja" kata seseorang yang tak diundang.
Sanha dan Chanwoo langsung melepas pelukannya. "Ahahaha apa sih Minhyuk" kata Sanha dan Chanwoo bersama.

Kriing kriing

Hp Minhyuk berbunyi. Dengan cepat Minhyuk menjawabnya.
"Yeoboseyo"
"…"
"Hah?! Langsung opearsi saja!"
"…"
"Hu-um?"
"…"

"Apa? Apa yang terjadi Minhyuk?" tanya Chanwoo. "Dongsaeng ku harus segera di operasi. Tapi sebelum itu harus dibayar terlebih dahulu administrasi nya" jawab Minhyuk.
"Katakan pada dokter nya, administrasi akan segera dibayar" kata Jinjin yang datang entah dari mana. "Ka-kau?" bingung Minhyuk. "Cepatlah! Kau mau dongsaeng mu mati eoh?" tanya Moonbin yang merangkul Minhyuk dari belakang. "Ahaha gomawo" kata Minhyuk. "Jangan sungkan. Sekarang, semuanya adalah temanmu" kata Eunwoo yang berada di belakang Jinjin. Mj hanya tersenyum.

"Baiklah. Saya akan segera ke rumah sakit"
Minhyuk menutup telfonnya.
.
.
.
.
.
.
.
"Operasinya, berhasil" kata dokter setelah keluar dari ruang operasi. "Syukurlah" senang Minhyuk. "Mungkin sebentar lagi ia akan siuman" kata dokter nya. "Kamsahamnida dok!" kata Minhyuk.

"Eeuunghh" lenguh dongsaeng Minhyuk. "Minsuk!" seru Minhyuk lalu langsung memeluk dongsaeng nya yang bernama Minsuk itu. "Hyung" gumam Minsuk. "Kau tak suka hyung peluk eoh?" tanya Minhyuk. "Hehehehe kalian juga seperti pasangan baru!" seru Chanwoo. "Yak!! Kau balas dendam ya?" kesal Minhyuk. "Ehehehe jangan begitu dong Minhyuk" kata Sanha lalu merangkul Chanwoo. "Ya, kalian itu bukan pasangan. Tapi kalian kakak beradik mengerti?" kata Moonbin dengan senyumnya. Semuanya tertawa. Dan akhirnya para manusia hidup bahagia/?😂😂😂😂😂😂

Is he my brother? YES


Ending macam apa ini?
Gak bener banget
Pengennya pas selese readers udh 1k
Tapi reality nya 900 juga belom
Disitu kadang saya merasa syedih/?
Tapi gak papa deh
Masih ada yang mo ngevote
Setidaknya ada lebih dari satu readers mo nungguin tohh☺/*geer thoor
Ya gapapalah author kegeeran☺ #biarkanauthorsenang
Makasih yang masih setia ngevote dan ngeread ff ini.
Meskiiiiii pada siders semua yang penting masih ringan tangan buat ngevote☺😂☺

Cukup sampai sini pidato author gak guna ini.

Pai pai~

Is He My Brother?| fanfiction Sanha Astro & Chanwoo IkonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang