Author pov
Mata hazel itu terus saja terpaku pada sosok gadis yang duduk menunduk dalam di pinggir ranjang. Ada kemarahan yang tersirat di mata itu. Sesekali dia mendengus kesal kearah gadis itu. Hanya ada mereka berdua di kamar itu.dan Keduanya masih sibuk berkutat dengan pikiran masing masing tanpa mau menghancurkan situasi tenang d antara mereka.
Seakan tersadar dari pikirannya, calvin bergerak cepat. Dia mengambil beberapa obat2an yang ada di dalam kamar nya. Tak selang berapa lama, calvin sudah menunduk untuk menyejajarkan wajah mereka. tanganny memegang sebuah baskom yang berisi air panas dan kompres.untuk seSaat tatapan mata mereka bertemu. Nadine hanya memperhatikan apa yang mau laki2 di depannya lakukan. Wajah mereka sangat dekat. Membuat nadine menahan nafasnya beberapa detik.
Bahkan hembusan nafas calvin terasa hangat di pipinya. "Dimana ini? Pertanyaan nadine membuat tangan calvin yang hendak membasuh luka di sudut bibirnya berhenti. Calvin melirik sebentar mata pemilik suara itu dengan tajam. Mendapati sang memilik mata itu pun sedang menatapnya tak kalah tajam. Berusaha membaca apa yang ada di dalam otak nya. "Haruskah aku jawab? Jawab calvine acuh. Dia mengurungkan niatnya untuk mengobati luka nadine. Entah kenapa setiap di dekat nadine, perasaan dan otaknya jadi kacau. Saat pertama kali bertemu dia bahkan membiarkan nadine melukai pipinya. Dan sekarang dia juga membiarkan tangannya terluka demi nadine. Calvine memijat kepalanya yang agak pening dengan telapak tangan Kanan nya.
"Shit! Umpat calvine saat dia lupa telapak tangan kanannya sedang terluka karena kejadian tadi. Nadine menoleh, menatap sosok laki laki tinggi yang sedang meringis di depannya. Telapak tangannya kembali mengeluarkan darah segar. Tangan itu terluka karena dia. Nadine tidak tahu kenapa calvine selalu menolong nya.walau dia tidak bisa membohongi bahwa dia masih sangat membenci sosok itu.
Tapi nadine tidak dapat menghentikan tubuhnya yg bergerak sendiri. Tangannya meraih lengan kokoh calvin untuk duduk di samping nya. Calvin tidak menolak perlakuan nadine. Mata nya hanya mengawasi dengan awas apa yang mau di lakukan nadine.
"Aku akan mengobati mu! Nadine mengusap lembut telapak tangan besar calvin dengan air hangat.mata masih dapat menangkap rintihan pelan calvin. "Tidak perlu merasa bersalah! Calvin menarik paksa telapak tangannya. Membuat mata amber nadine membesar karena sebal. "Aku bisa mengurus diri ku sendri! Calvin bangkit dari duduk nya. Melangkah untuk meninggalkan nadine yang terpaku seorang diri di pinggir ranjang.
"Kau harus bertanggung jawab! Teriak nadine ke arah calvin yang sudah ada di ambang pintu kamar. Nafas gadis itu memburu. "Kau harus bertanggungjawab! Ucapnya lirih. Calvin menoleh kebelakang. Menangkap sosok nadine yang menatapnya dengan tatapan kosong. Jubah yang menutupi tubuhnya jatuh saat gadis itu berusah bangkit dari posisi duduknya. Calvine berusaha mengalihkan matanya dari tubuh telanjang nadine. Pikirannya kacau sekarang. Kacau hanya karena seorang gadis datang dan memporak porandakan otaknya.
Nadine menutupi bagian atas tubuhnya dengan tangan mungilnya. Menunduk malu saat melihat mata calvine terpaku pada tubuhnya. Calvin mendekati nadine dengan lambat. Dia membuka perlahan kancing kemejanya. Tentu saja hal itu membuat nadine ketakukan. Dia mundur beberapa langkah untuk menghindari calvine. "Jangan menghindar! Calvine menangkap bahu nadine. Merasakan halusnya permukaan kulit gadis di depannya.
Entah ada apa dengan nadine. Dia hanya terpaku melihat calvine yang sudah membuka kemejanya. Biasanya nadine akan berteriak atau menendang orang orang yang berusah menyakitinya. Tapi kini, dia hanya terpaku menatap tubuh atas calvine. Ada banyak bekas luka di dada calvine. Ada banyak orang yang meninggalkan bekas luka untuk calvin.
Calvine mengarahkan tangannya ke belakang nadine. Nadine pikir dia akan mendapatkan sebuah pelukan hangat dari laki laki didepannya. Tapi ternyata tangan calvin dengan cekatan memakaikan kemeja nya yang kebesaran ke tubuh nadine. Membuat gadis itu tertenun didepannya. Bahkan calvine dengan sabar mengancingi satu persatu kemeja yang sudah melekat di tubuh nadine. Nadine tidak berkomentar apaa apa. Lidahnya seakan kelu. Saat dia d samping calvine.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gengster
RomanceMereka merampas ayah, dan ibu ku. Mereka pembunuh berdarah dingin yang harus ku basmi. Mereka menghancurkan hidup dan impian ku. Mereka membawa ku ke dunia hitam mereka. Dan mengenalkan aku pada mu. Hingga aku sadari mereka dan kamu adalah kehidupan...