PART 4

3K 95 2
                                    


Author pov*

"Aku tidak akan memasuki dunia kalian! Nadine menunduk, menyembunyikan gemetar tubuhnya dengan apik. Mata ambernya memerah. Mengisyaratkan pemiliknya sedang di landa ke kalutan. Pikirannya kacau. Bahkan dia tidak tahu apa yang dia pilih adalah pilihan yang benar atau salah.

"Sekalipun ayah dan ibu ku pemilik dunia itu!

"Aku tidak ingin hidup di dunia itu! Lanjut nya. Bibir merah mudanya bergerak lemah. Nadine dapat menangkap kekecewan lewat tatapan mata calvine. Tapi calvine tidak memiliki hak apapun atas diri nya. Calvine bahkan tidak memiliki hak untuk memaksa nadine terus berada disini.

Laki laki itu terdiam agak lama. Sementara gadis di depannya beralih membelakangi nya untuk melihat lukisan ke dua orang tuanya. Rahang gadis itu mengeras. Orang tuanya melakukan banyak dosa di dunia ini. Orang tuanya membunuh banyak jiwa di dunia ini.

"Biarkan aku pergi! Rengek nadine ke arah calvine. Laki laki tinggi itu masih diam terpaku d tempatnya. Mata nadine membulat, mengunci tatapan calvine. Calvine mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin terlalu lama menatap wajah sempurna gadis di depannya.

"Biarkan aku pergi calvine! Jika kamu memaksa ku untuk tetap bertahan disini. Kamu juga akan membuat aku menjadi seorang pembunuh seperti kedua orang tua ku kan?? Nadine tidak dapat membendung emosinya. Perlahan air matanya jatuh. Menyusuri tulang pipi dan pipinya yang merona. Dia menunduk dalam dalam. Menyembunyikan tangisannya dari calvine.

"Berhenti berbicara yang aneh aneh! Bentak calvine dingin. Jika nadine bukan Putri ketua. Dapat calvine pastikan, dia akan melayangkan beberapa pukulan ke perutnya karena berani menghina ketuanya.

"Siapa yang kamu maksud pembunuh bodoh?? Maki calvin. Jemarinya mencengkram erat bahu nadine. Mengguncang tubuh gadis lemah di depannya dengan frustasi. Apa yang di kira gadis itu sangat jauh dari kenyataan sebenarnya. Nadine tidak memberontak saat calvine mengguncang bahunya. Mata nadine hanya terpaku pada lukisan kedua orang tuanya.

"Ayahh.. ibu!! Kalian adalah orang baik bukan? Gunggam gadis itu lemah.

"Kami tidak pernah membunuh siapapun! Sadarkan diri mu! Bersih kan semua fantasi di otak mu tentang kami! Calvine menghempaskan tubuh nadine ke sofa yang tak jauh dari posisinya. Gadis itu jatuh terduduk di sofa dengan agak keras karena hentakan calvine. Laki laki itu melemparnya dengan kasar padahal biasanya dia tidak pernah berbuat kasar kepada nadine.

Saat kebohongan dan kebenaran membaur menjadi satu. Nadine bahkan tidak yakin pada siapa dia harus bertanya sekarang. Calvine mengatakan hal yang sangat berbeda dari kehidupan keluarganya. Semua nya membaur menjadi satu. Luka, rasa sakit dan amarah ikut serta mencampuri rasa yang harus nadine kecap.

" Tuhan,apakah Kau sangat membenci ku? Hingga Kau membuat ku harus merasakan sakit ini! Nadine merintih pelan. Memeluk dadanya dengan ke dua tangannya. Berusaha meredam rasa sakit yang berasal dari hatinya.

Tapi niat nya sudah bulat. Entah keputusannya itu salah atau benar. Nadine sudah menentukan jalannya sendiri. Entah semua yang calvine katakan sebuah kebohongan atau kenyataan. Nadine sudah menentukan ke arah mana dia harus berjalan.

"Ada apa ini?? Dennis muncul di balik pintu seraya menghampiri sahabatnya yang sejak tadi membisu didepan nadine. Mata dennis melirik sekilas nadine yang sedang duduk dengan tatapan kosong. "Cantik! Sangat cantik! pantas saja calvine menyukainya! Gunggam dennis.

"Calvine ada apa dengan mu?? Dennis menepuk bahu calvine dengan lemah. Berharap sahabatnya berhenti melakukan hal bodoh di depan gadis cantik yang di sukainya.

Nadine melirik dennis sebentar. Sebelum dennis kembali menatapnya dan menyodorkan tangan kanannya ke arah nadine dengan senyuman. "Dennis. Nama ku dennis! Nadine tidak berniat membalas jabat tangan dennis. Dia bangkit dan menatap dennis dengan lekat. "Apakah semua laki laki disini sesempurna calvine dan dennis! Gunggamnya pelan.

My GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang