Calvine pov*
Sudah 1 bulan semenjak kepergian nadine, hati ku di landa perasaan aneh hari ini.. Awalnya ku kira itu adalah hal biasa karena rasa bersalah ku. Tapi perasaan tidak enak itu terus berlanjut hingga senja. Aku berjalan mondar mandir di dalam kamar ku. Masih terekam dengan jelas saat gadis itu terlelap di ranjang ku..
Ahh.. mungkin aku hanya terlalu mengkhawatirkannya. Aku membaringkan tubuh ku ke ranjang. Berusaha mengusir bayangan gadis itu dari otak ku.
Ohh sial, seluruh otak ku hanya di penuhi oleh dirinya. Dan sekarang aku terbakar karena menghawatirkan kondisinya. Aku benar benar seperti laki laki remaja yang sedang jatuh Cinta.
Tapi perasaan apa ini..
entah kenapa, aku rasa dia memanggil nama ku.Aku mengacak ngacak rambut ku dengan frustasi. Apa yang harus aku lakukan sekarang.. benarkah dia sedang membutuh kan ku? Benarkah dia sedang dalam masalah sekarang??
Aku menyambar kunci mobil ku dengan cepat. Bergegas menuju bagasi. Ku lihat dennis tersenyum kearah ku. Terimakasih kawan karena selalu mendukung ku.
Tiba tiba Ellise muncul dan membuat ku menghentikan langkah ku.
"Jangan pergi!jangan temui gadis itu! Perintahnya."Menyingkirlah Ellise aku sedang terburu Buru! Ucap ku dingin.
Ellise sepertinya tidak berniat untuk pergi. Aku melambaikan tangan pada dennis. Berharap dia mau menolongku untuk lepas dari sini. Dennis berlari kearah ku."Ellise. Sudahlah, ayo aku akan buatkan jus tomat kesukaan mu!! Dennis merangkul ellise. Ellise menatap ku tidak terima.
Dengan mudah dennis membawa ellise menghilang dari hadapan ku. Aku tersenyum bangga ke arahnya. Dia dapat di andalkan dalam segala hal.
Ku pacu dengan cepat mobil sport ku. Perasaan ku berkata aku harus dengan cepat menemukannya. Perasaan ku tidak pernah salah. Pasti sesuatu yang buruk sedang terjadi. Bersabarlah nadine. Aku mohon bertahanlah. Aku akan menyelamatkan mu sekali lagi.
___
Benar saja, ku dapati rumah nya sangat ramai.
Sial, sangat berbahaya disini. Aku harus bertarung serius sepertinya saat ku lihat mobil Aldo terparkir di depan rumah Nadine. Ada banyak cecunguk yang harus di bersih kan. Dan bahkan aku tidak membawa senjata apapun.sungguh bodoh..
Aku berjalan mengendap endap. Berusaha tidak membuat suara apapun. Dan mulai menyerang mereka satu persatu. Aku memukul tenggkuk mereka membuat mereka langsung pingsan dan tidak menyusah kan ku.
Mata ku memerah. Ku ambil sebilah pisau yang sudah tidak berpemilik. Nafas ku tersenggal sengal. Aku sangat murka sekrang. Mereka lebih rendah dari sampah. Aku membidik sasaran.dan melempar pisau itu.
"Ahhh!! Rintih Aldo. Pisau itu menggores sangat dalam kemaluannya. Dia merintih sesaat kemudian mencari siapa pelaku nya. Matanya menangkap mata ku. Mata kami bertatap. Saling bertukar kebencian.
Aku bersumpah akan membunuh nya.dia sudah memperlakukan nadine seperti wanita murahan.
"Akan ku pastikan kejantanan mu terpotong habis jika kamu memasuki nya! Ancam ku.Aldo bergegas memakai celananya. Dan menyruh orang orang yang memegangi nadine untuk melepaskan gadis itu. Aldo jalan tersungut sungut karena kesakitan. Aku sengaja tidak mengenai terlalu dalam.
"Akan ku balas nanti! Dia berlalu disusul para bawahannya.
Jika saja aku tidak melukai kemaluannya. Akan sulit bagi ku melawannya.
Aku menatap gadis itu. Dia tergesa gesa memunguti pakaiannya. Matanya memergoki ku sedang menatapnya. "Maafkan aku! Aku memalingkan wajah ku yang memerah. Padahal aku sudah melihat tubuhnya 2 kali. Tapi tetap saja. Jantung ku berdetak sangat cepat saat aku melihat nya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gengster
RomanceMereka merampas ayah, dan ibu ku. Mereka pembunuh berdarah dingin yang harus ku basmi. Mereka menghancurkan hidup dan impian ku. Mereka membawa ku ke dunia hitam mereka. Dan mengenalkan aku pada mu. Hingga aku sadari mereka dan kamu adalah kehidupan...