PART 6

2.4K 101 2
                                    

And your love so strong like a pill i take it.

If i lay in pain, by my side would you stay?

*Calvine pov

Aku memacu mobil ku dengan kecepatan penuh. Bagaimanapun juga aku ingin membawa nadine secepat mungkin ketempat yang aman. Memastikan nya beristirahat dan memastikan tidak ada seseorang pun yang melukainy lagi.

"Kau baik baik saja?? Tanya ku kearah nadine. Ku lihat ada beberapa memar di wajahnya. Bahkan sudut bibirnya kembali robek. Gadis itu menoleh lemah kearah ku. Menarik sedikit sudut bibirnya untuk membuat senyuman kecil. Dia tampak sangat Indah. Mataku terpaku pada wajahnya yang bekilauan di terpa sinar matahari senja. Helaian rambut di sekitar wajahnya mampu membuatku terdiam beberapa saat karena keterpanaan ku. Sudah sejak lama aku ingin menatap wajahnya sedalam ini.

"T...terimakasih! Ucap nadine lemah. Dia menunduk sambil mengatakan nya.

Entahlah, aku bukan pria angkuh dan dingin jika dihadapannya. Aku tidak bisa bersikap dingin dan mengabaikan gadis di samping ku ini. Andai saja dia tahu, aku selalu memujanya selama ini. Aku hanya tersenyum kecil kearah nya. Tidak berniat membalas ucapanny dengan kata2 lain. TUHAN. aku sudah cukup bahagia ketika dia ada disamping ku.

"Calvine! Panggilnya.

"Kau akan membawaku kemana? Tanyanya lemah. Aku menatapnya dengan tajam. Wanita ini, apa dia masih pantas bertanya seperti itu pada laki laki yang sudah menyelamatkannya??
Dia masih saja keras kepala..Bahkan setelah nyawa nya hampir hilang.
Aku tidak tahu bagaimana aku bisa memiliki perasaan sedalam ini pada wanita keras kepala di sampingku ini.

"Aku akan membawamu ketempat yang aman! Ucap ku dingin. Ada sedikit kekecewaan saat dia meragukan keputusan ku.

"Tidak bisakah, kita pergi saja?? Mobil yang ku pacu berhenti tiba tiba. Menimbulkan bunyi decitan saat ban mobil ku bergesekan dengan aspal jalanan. Aku terkejut karena ucapannya. Langit juga sudah gelap. Dan sekarang aku menepikan mobil ku di pinggiran hutan pinus California hanya karena ucapanny. Dapat ku lihat mata ambernya menatap ku dengan tanya. Tapi bukan dia yang harusnya bertanya. Aku yang harusnya bertanya..

"Apa maksud mu kita pergi saja? Tanya ku datar. Menyembunyikan detupan jantung ku yang terpacu dengan kencang. Dia memandang ku gugup. Lidah nya membasahi bibir bawahnya yang kering. Ku rasa dia gugup. Nadine mengubah posisi duduk nya menghadap ku. Mata nya terlihat serius.

"Kita pergi saja! Kita berdua pergi saja. Tinggalkan gengster mu! Kita bisa hidup berdua bukan?

Deg..deg...

Apa aku salah dengar? Dia memintaku membawanya pergi. Dia ingin hidup berdua dengan ku. Dalam hati, tentu aku sangat senang. Bagaimana tidak, wanita yang ku cintai meminta ku untuk hidup berdua berasama nya. Tentu saja aku senang. Sampai tak terasa wajah ku memanas.

Tapi tetap saja nadine, aku rasa itu bukan hal yang benar.

"Nadine, aku tidak bisa meninggalkan mereka. Mereka sudah seperti hidup ku! Ucapku pelan. Mencoba membuat nadine paham. Nadine memalingkan wajahnya dari pandangan ku. Membuatku agak kecewa ketika tidak bisa menatap wajahnya.

Aku dapat melihat sedikit guratan kecewa di mata ambernya.

"Kalau begitu lepaskan aku! Ucapnya penuh penekanan. Aku mengacak ngacak rambut ku dengan frustasi. Bagaimana bisa dia meminta ku untuk memilih?
Dia begitu keras kepala. Dan aku membenci kekeraskepalaannya.

Aku menatap gadis disampingku dengan tajam. Bagaimana bisa dia begitu membenci gengster yang orang tuanya ciptakan. Dia menaikan kakinya ke atas jok mobilku. Membuat sedikit dress ny merosot dari pahanya. Dapat ku lihat kakinya yang putih. Dengan mudah gadis itu membendamkan wajahnya di antara dengkul kakinya.

"Tidak nadine jangan menagis! Ucapku lemah. Dia menggelengkan kepalanya. " aku tidak menangis! Aku kelelahan! Jawabnya dengan datar.

"Aku tidak bisa menjaga mu dan menjaga mereka dalam waktu yang bersamaan nadine!bagaimanapn juga, aku di besarkan bersama mereka. Dan sekarang bagaimana bisa aku meninggalkan mereka. Aku mohon mengertilah!

Dia tidak merespon ucapan ku. Aku tahu dia hanya sedang berpura pura tertidur sekarang. Apa yang harus ku lakukan untuk meyakinkan seorang gadis..

"Aku lelah! Berhentilah bicara! Jawabnya dengan pelan. Tapi aku tahu, dia marah pada ku karena aku tidak bisa memilihnya sepenuhnya.
Jemari ku bergerak tanpa bisa ku kendalikan. Aku mengusap lembut ujung kepalanya. Membuat mata amber itu mendongak dan menubruk mata hazel ku. Aku terdiam sesaat. Merasakan sesuatu penghangat di dalam sana. Sehangat tatapanny pada ku. Aku tidak bisa menghentikan lengan ku yang menariknya kedalam bekapan di dadaku. Dia tampak terkejut. Tapi tidak ada perlawanan darinya saat aku memeluk tubuhnya dengan erat. Menyatukan dada ku dengan dadany yang lembut. Berusaha menghangatkan tubuhnya dengan kehangatan tubuh ku.

Ini gila.ini benar benar gila.
Kurasa ada sesuatu yang salah di otak ku.
___



*Nadine pov

Entah apa yang ku lakukan. Saat mulutku mengatakan apa yang tak seharusny ku katakan. Aku mengutuk diri ku saat tersadar bahwa aku memintany pergi membawa ku. Sungguh memalukan. Sungguh mengelikan..bagaimana bisa aku meminta nya untuk pergi dan membawa ku bersamanya. Aku membendamkan wajah ku ke kaki ku untuk menyembunyikan wajah ku yang sudah memerah padam.

Mulut sialan..

"Aku lelah! Berhentilah bicara! Ucap ku pada nya.

Tiba tiba kurasakan usapan halus di kepala ku. Membuat ku sangat merasa nyaman. Apakah itu jemarinya?? Apakah itu jemari Calvine?
Aku mendongakkan kepala ku, mendapati mata hazelnya hanya terpaku pada ku. Deg deg... jantung ku kembali berdetak tak karuan. Bagaiamana bsa dia menyentuh ku begitu lembut? Jemarinya memainkan lembut helaian rambutku. Membuat sesuatu didalam tubuh ku memanas.

Mulut ku kelu. Otak ku menyuruh ku untuk mendorongny agar menjauh dari ku. Tapi bahkan mulutku terasa kelu. Aku tidak mampu berbicara di bawah kukungan mata hazel nya. Aku seperti tersihir oleh tatapan teduhnya.

Aku bahkan membiarkan tangan kokoh nya menarik ku masuk kedalam bekapanny. Dia membekap ku sangat erat. Aku menyandarkan kepala ku di bahu nya. Merasakan detakan jantungnya yang tak beraturan di dada ku. Perasaan apa ini. Aku membiarkan dia mengusap lembut punggung ku. Bagaimana bisa aku membiarkan seorang laki laki memeluk ku. Tidak ada seorang laki laki pun selama ini yang ku izinnkan memeluk ku seperti dia memeluk ku. Ku rasakan nafasnya hangat mengenai permukaan leher ku.

TUHAN. aku sungguh sangat nyaman bersamanya. Bolehkah aku terus bersandar di bahunya seperti ini? Tuhan. Perasaan apa ini? Seperti ada aliran listrik yang sekarang mengalir di pembuluh darah ku. Apakah aku mulai menyukainya??

Atau yang lebih parah..
Apakah aku mencintai nya??

"Tidurlah! Aku akan menjaga mu! Suara bariton itu mengagetkan ku. Aku kembali membendamlan wajah ku pada ceruk lehernya. Merasakan helaian halus janggutny bergesekan dengan permukaan kuliat wajah ku.

Jemari ku menyusup ke belakang punggung nya. Saling memautkan jemari disana. Membalas pelukannya..

Apa?? bahkan tanpa ku sadari sekarang Aku balas memeluknya..

My GengsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang