Ch.7

76 3 1
                                    

Hari ini Jimin hyung, Taehyung hyung dan Hopie hyung mengajakku untuk berjalan-jalan mengelilingi kota seoul. Sudah lama semenjak aku berhubungan dengan Chayoung nonna, aku dengan hyung-hyung yang lain tidak mempunyai waktu untuk bermain bersama seperti ini. Sambil-sambil untuk menenangkan pikiranku.

"Jungkook-ah" Hopie hyung membuka suara memanggilku

"Ne, hyung?"

"Mau minum?"

"Ne?"

"Aku tau kau pernah sesekali minum tanpa sepengetahuan kita, maka dari itu untuk apa kau terlihat begitu terkejut saat aku mengajakmu minum?"

"Daebak, kau minum?" Taehyung hyung bertanya padaku

"Eoh"

Memang apa salahnya jika aku minum? Aku sekarang sudah menginjak 20 tahun, jadi tidak ada salahnya kan? Lagipula aku hanya minum jika aku tidak bisa menahan rasa stressku saat ujian, sesekali tidaklah buruk.

"baiklah, kajja kita minum. Go go go go!!" Hopie hyung menarik lenganku dan Jimin hyung, diikuti Taehyung hyung dibelakang, menuju sebuah tenda tempat biasa orang-orang menikmati soju.

Kami sudah disini selama hampir 3 jam. Udara disini sungguh cocok untuk minum soju, udara yang dingin dan kami meminum soju yang terasa hangat bagi tubuh kami. Didepan meja sudah terdapat 4 botol kosong, tidak sulit bagi kami untuk menghabiskan 4 botol soju tersebut. Ditambah lagi, kita mempunyai masalah masih-masih hari ini.

"Ahjumma, 2 botol soju lagi" teriak Taehyung hyung setelah itu ia meneguk segelas soju di depannya.

"Eoh, Chayoung?" Jimin hyung mengarahkan telunjuk tangannya kearah luar tenda tempat kami berada.

Seorang perempuan dengan baju dress selutut berwarna putih, berjalan mendekati kami. Jujur saja, pandanganku sedikit kabur saat ini dan diriku tidak begitu sadar. Cantik, hanya itu yang ada dipikiranku sekarang saat melihat wajah perempuan itu dengan samar-samar.

"Jungkook-ah" ucap perempuan itu saat ia sudah berada tepat di depanku.

Chayoung nonna. Untuk apa ia berada disini?

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, Jungkook-ah"

"Chayoung, apa kau tidak mempunyai malu? Untuk apa kau datang kesini saat sudah mencampakkan uri Jungkook" Ucap Taehyung hyung sambil mencoba berusaha berdiri.

"Mianhae, bukan maksu-"

"Sudahlah nonna. Aku sudah menunggu nonna menjelaskan semuanya sejak kemarin, tapi sekarang aku tidak peduli dengan penjelasan apapun . Apa nonna tau? Aku sudah meyakinkan diriku kalau nonna tidak akan melakukan hal seperti itu dibelakangku, tapi ternyata semua yang aku yakinkan salah. Apa aku sudah melakukan sesuatu hal yang membuat nonna merasa tidak nyaman denganku? Apa aku menyakiti nonna selama ini? Apa nonna sudah merasa bosan padaku? Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan selama kemarin. Tapi sepertinya-"

"Jungkook-ah"

"Aniyo nonna, tidak usah mengkhawatirkan diriku. Kau lihat sekarang? Aku baik-baik saja, lebih baik nonna memikirkan apa yang lebih nonna butuhkan. Daripada memikirkan apa yang akan terjadi padaku, dan akhiri saja semuanya sekarang. Pikirkan saja kebahagiaanmu sendiri, dan aku memikirkan kebahagiaanku sendiri juga. Jauh lebih baik jika kita tidak berurusan satu sama lain sekarang" Jelasku panjang lebar, aku sama sekali tidak tau bagaimana keadaan fisikku sekarang. Yang bisa aku lakukan hanya tersenyum, menunjukkan bahwa aku baik-baik saja meskipun tidak bersamanya.

Dengan susah payah, aku berdiri dari dudukku. Nonna membantuku berdiri, dengan cepat aku menepis tangan nonna yang menahanku agar tidak terjatuh.

"Hyung, aku pergi duluan. Tidak usah pedulikan diriku, bersenang-senanglah, aku akan langsung pulang" pamitku, setelah itu aku berjalan menjauhi hyung-hyung yang lain dengan jalan sempoyongan.

Sedangkan Chayoung nonna? Aku tidak begitu memerhatikannya. Aku akan berusaha melupakannya, yang terpenting sekarang hanya diriku sendiri. Jika aku memikirkannya itu semua hanya akan memperburuk keadaanku dan semakin membuatku sulit untuk melupakannya.

Saat ini sulit bagiku untuk berjalan. Dengan keadaan sadar tak sadar dan kepala yang pusing, aku memaksakan diriku untuk terus berjalan sampai kerumah.

BRUKKK

Pada akhirnya pertahananku runtuh. Aku tergeletak dijalan tepat saat seseorang dengan rambut blonde berada di hadapanku. Laki-laki itu berlari kearahku, mengguncangkan-guncangkan tubuhku dengan kedua tangannya.

"Agashi!!! gwaenchanayo? Agashi!! Agashi, ireonayo"

Laki-laki itu, sepertinya aku mengenalnya.

Tiba-tiba saja pandanganku gelap. Aku sama sekali tidalii merasakan apa-apa lagi, hanya ketenangan yang aku rasakan.





TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butterfly / Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang