"Nah Fellic apakah kau senang hari ini?" tanya ayah Fellic
"Tentu saja ayah" jawab Fellic sambil memakan gulali besarnya
Ayah Fellic menatap putrinya dengan mata sendu, tangannya mengacak rambut Fellic perlahan. Membelai dengan sangat lembut seolah surai halus itu akan terlepas dari kulit kepala putrinya.
"Ayah, aku ingin ke kamar ku, aku ingin istirahat yah" ucap Fellic setelah menghabiskan gulalinya.
"Ayo" ajak ayah Fellic sambil memeluk pinggang putrinya.
***
"Fellic kau istirahatlah, ayah akan kembali ke kantor ada beberapa dokumen yang harus ayah tanda tangani. Ingat kau harus istirahat, jangan membuat ke onaran lagi, sudah cukup kau membuat para suster dan dokter disini kesulitan mengatur mu" ucap ayah Fellic sambil menyelimuti putrinya.
"Apa kau mendengarkan ayah Fellic?" tanya ayah Fellic sambil menatap Fellic tajam. Fellic hanya terkekeh mendengar ceramahan wajib dari ayahnya itu.
"Fellic"
"Ayah, bukan aku yang membuat ke onaran dan membuat mereka kesulitan mengatur ku! Ayah tahu kan aku ini adalah putri ayah yang manis, aku tidak pernah menyulitkan siapapun ayah. Mereka saja yang membuat diri mereka sulit. Kalau mereka mau membiarkan aku bermain dan menghirup udara segar pasti tidak akan sulit" ucap Fellic membela dirinya.
Ayah Fellic hanya menghela nafas. Jawaban yang sama. Memang bukan rahasia lagi kalau Fellic sering membuat ke onaran, keributan atau menyulitkan para suster dan dokter yang akan memeriksa dan memberikan obat kepadanya. Seluruh devisi bahkan mungkin seluruh orang, suster, dan dokter rumah sakit ini sudah tahu tentang Fellic dan segala kelakuannya.
Putrinya ini sebenarnya adalah anak yang manis dan penurut. Hanya saja sikap keras kepalanya lah yang membuat segala keinginan dan apapun yang ia minta harus segera di turuti. Jika tidak maka dia sendiri yang kan mewujudkannya dengan caranya sendiri. Selain itu ayah Fellic sadar jika putrinya ini kesepian. Tidak memiliki teman. Ia pun sering sekali meninggalkan putrinya sendiri. Tapi bukan berarti dia mengabaikan putrinya, hanya saja perusahaannya tidak bisa ia tinggalkan. Tidak ada yang bisa ia percaya untuk membantunya mengurus perusahaannya itu. Tapi walau begitu, sesibuk apapun dia, dia pasti akan berusaha untuk memberikan sedikit waktunya untuk menemani putri kecilnya ini.
"Baiklah, baiklah Fellic. Tapi apapun alasannya ayah tidak mau mendapat telpon bahwa putri ayah yang manis ini membuat ulah lagi. Mengerti?" tanya ayah Fellic
"ay ay ay captain" jawab Fellic sambil memberi hormat kepada ayahya. Ayah Fellic tersenyum dan mengacak rambut putrinya.
"Sekarang tidurlah, besok dokter baru mu akan datang"
Fellic memejamkan matanya. Badannya bergerak-gerak mencari posisi nyaman untuk tidur. Ayah Fellic membelai kepala Fellic sambil menatap wajah tidur damai putrinya mengantarkan putrinya ke alam mimpi.
"Good Night little Princess" ucap ayah Fellic setelah mengecup singkat kening putrinya.
***
Pagi hari yang harusnya masih tenang dan damai tapi telah membuat seluruh pasien penghuni rumah sakit terbangun akibat suara kegaduhan dari salah satu kamar pasien.
"Nona, nona Fellic tolong berhenti, anda harus kami periksa" ucap seorang suster yang berusaha membujuk Fellic. Sementara suster yang lain sedang merapikan kamar Fellic yang sudah kembali seperti kapal pecah. Berantakan. Fellic tidak memperdulikan ucapan suster itu dia masih tetap asyik melompat-lompat di atas kasurnya. Para suster itu tampak sudah mulai kesal dengan tingkah laku Fellic tapi mereka mencoba untuk tetap sabar karena mereka tahu ini lah resiko yang akan mereka terima jika menangani Fellic.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET A DOCTOR [ H O L D ]
Romansa"Dasar dokter muda jelek, baru juga jadi dokter tapi udah sombong dan ngatur-ngatur! Liat aja nanti bakal aku bikin gak tenang jadi dokter pribadi aku!" - Fellicia Andriana. "Dasar anak kecil sialan! Berani-beraninya dia ngelecehin pekerjaan aku! O...