SHIT!

2.6K 110 7
                                    

Alaska menatap bocah di hadapannya. Tangannya menggenggam plastik berisikan batu es untuk mengompres rasa nyut-nyutan di kepalanya. Matanya menatap tajam bocah 'japlak' yang kini balik menatapnya sinis.

'Bocah sialaaan!!!!! Arrrrrrggghhhhhh!!!!! Kepala ku sakit semua rasanya rambut ku pada rontok! Sebenarnya dia ini turunan apa sih?! Arrggh! Harus aku apakan bocah ini biar kapok?' Batin Alaska

'Rasain! Aku belum puas menjambak rambutnya itu! Kalo bisa kepalanya lepas sekalian dari badannya' sungut Fellic

'Harus ku apakan bocah kurang ajar ini? Aku kirim saja dia kerumah sakit jiwa biar di isolasi? Tidak, tidak yang ada nanti dokter dan suster disana malah ikutan gila. Atau aku lapor saja pada Ayahnya? Tidak! Yang ada Ayahnya hanya akan mengucapkan kata maaf, dan putri 'waras'nya ini pasti hanya akan diam sambil berjanji palsu! Ah! Begini saja biar aku kirim saja ke perbatasan israel, biar dia bisa membasmi pasukan israel disana, bisa berbuat onar seenaknya, siapa tahu dia bisa menghentikan perang disana. Lumayan kan bisa berjasa buat negara, kalau masih hidup syukur-syukur dapet gelar pahlwan. Tapi kalau tinggal nama? Ya tetap saja akan dapat gelar hanya saja pahlawan tak bernyawa! Hahaha!' pikir Alaska kejam.

'Dokter setan ini senyum-senyum sendiri pasti dia sudah gila karna otaknya hampir keluar tadi! Atau jangan-jangan dia---"

"APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!" teriak Alaska. Bagaimana tidak tanpa ancang-ancang peringatan sekalipun Fellic menyiram Alaska dengan segelas air tanpa dosanya. Bahkan mimik mukanya terlihat biasa saja, seperti apa yang dia lakukan bukan perkaran besar.

"Hm, aku baru saja menyadarkan mu dari gangguan mental yang hampir saja menimpa dirimu!" kata Fellic santai.

"Kau yang gangguan Mental Bodoh! Arggggghhhh! Entah dosa apa yang di lakukan rumah sakit ini sampai memiliki pasien onar seperti dirimu! Harusnya mereka menendang mu saja dari sini!" Maki Alaska.

"Lihat! Lihat! Siapa yang gangguan mental disini? Aku atau kau? Kau yang berteriak! Bahkan pada pasien mu sendiri, harusnya rumah sakit ini yang menendang mu keluar karena telah berlaku kasar pada pasiennya!" Balas Fellic Pedas.

Alaska melototkan matanya, benar-benar sudah! Benar-benar emosinya di batas ubun-ubunnya! Fellic benar-benar sudah menginjak-injak harga dirinya sebagai dokter. Hidungnya kini sudah kembang kempis menahan amarah yang melonjak-lonjak. Sementara Fellic hanya menatapnya santai, merasa puas karena sudah berhasil mempermainkan emosi dokter tampan di hadapannya ini.

He? Dokter tampan? Mungkin Fellic sudah terkena katarak atau rabun jauh, bagaimana bisa dia berfikir Alaska tampan? Akh, sepertinya dunia akan berakhir. Pikirnya.

"Dokter!" pintu ruangannya terbuka menampilkan Farhan diikuti suster dan dua bodyguard Fellic.

"Ada apa Farhan? Kenapa kau kesini? Seharusnya kau di kamar mu sekarang" kata Alaska.

"Heeee.... kakak ini kan, kakak yang bersembunyi di bawah kolong meja tadi! Dokter siapa kakak aneh ini? Kenapa dia berpakaian acak-acakan, terus gak pake sendal lagi, apa dia pasien disini?" tanya Farhan menatap Fellic sinis

"Ya dia pasien tapi pasien rumah sakit jiwa!" jawab Alaska dengan senyum miring.

"Kakak ini orang gila?! Kenapa bisa disini? Pantas saja paman gede ini menangkapnya tadi! Aku pikir maling! Habis tampangnya, tampang gak normal sih!" ucap Farhan Polos.

Alaska hampir saja menyemburkan tawanya bagaimana dengan lucu dan polosnya Farhan mengucapkannya, sementara Fellic sudah seperti banteng betina yang siap mengamuk mendengar kalimat Farhan barusan.

"Farhan sebaiknya kau kembali ke kamar mu. Kau tahu? Kau telah melanggar peraturan di rumah sakit ini agar tidak berkeliaran sembarang tanpa pengawasan. Apalagi untuk anak kecil seperti mu. Bahaya kau tahu? Bagaimana jika sesuatu terjadi pada mu? Apa yang harus aku katakan kepada Tante mu? Dia pasti akan sedih jika sesuatu terjadi padamu. Jangan ulangi ini lagi, kau mengerti?" nasehat Alaska.

MEET A DOCTOR [ H O L D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang