Alaska melakukan pemeriksaan rutin ke setiap kamar pasiennya. Hari ini jadwalnya bertugas di bangsal Fellic. Ah gadis itu, gadis itu benar-benar gadis yang merepotkan pikirnya. Apa yang terjadi beberapa hari yang lalu benar-benar hal yang tak terlupakan baginya. Bagaimana mungkin gadis itu bisa bertindak ceroboh hampir membahayakan dirinya sendiri, seandainya saja, seandainya saja ia telat barang satu detik, mungkin gadis itu tidak akan ada di dunia ini. Dan sekarang entah apa lagi yang akan di perbuat gadis itu. Apa gadis itu sama sekali tidak memikirkan nyawanya? Setidaknya apa dia sama sekali tidak memikirkan perasaan ayahnya jika sampai sesuatu terjadi kepadanya? Begitu asik memikirkan Fellic tanpa dia sadari ruang prakteknya terbuka.
"Anda dokter Alaska?" tanya seorang dokter di hadapannya.
"Ya, saya Alaska" jawab Alaska.
"Perkenalkan, saya Ando, Ando Prakarsa. Dokter mutasi dari rumah sakit Pelita Husada" kata dokter Ando sambil mengulurkan tangannya.
"Alaska, Alaska Ferdinand. Dokter baru di rumah sakit ini" kata Alaska membalas uluran tangan dari dokter Ando.
"Senang bertemu dengan anda dokter Alaska. Saya cukup banyak mendengar tentang anda di rumah sakit ini. Anda dokter baru tapi sudah banyak mendapatkan perhatian"
Alaska tersenyum tipis. "Anda terlalu berlebihan dokter. Saya hanya dokter muda yang baru di terima disini. Saya juga masih butuh banyak belajar" terang Alaska.
"Anda di tugaskan di bangsal mana?" tanya Alaska.
"Saya di tugaskan di bangsal Anak-anak" jawab dokter Ando.
"Dokter maaf mengganggu, tapi dokter Alaska harus segera ke bangsal VVIP. Nona Fellic kembali mengacau" kata seorang suster yang masuk kedalam ruang praktek.
"Baiklah, dokter Ando sepertinya saya harus duluan, pasien saya menunggu" kata dokter Alaska.
"Baik dokter. Semoga kita bertemu lagi" kata dokter Ando.
****
Sementara itu di bangsal VVIP Fellic kembali membuat ulah.
"Nona, sebaiknya nona segera minum obatnya, ini sudah lewat dari jam minum obat nona seharusnya" kata suster.
Fellic mengabaikan apa yang di ucapkan oleh suster tersebut. Dirinya asik memainkan boneka teddy di pangkuannya.
"Apa Boo? Tidak usah minum obat? Apa? Obatnya tidak enak? Iya obatnya memang tidak enak." Kata Fellic, seolah-olah dirinya tengah berbincang-bincang dengan bonekanya tersebut.
"Nona, jika nona tidak meminum obatnya sekarang, kami akan di marahi oleh dokter Alaska" kata suster itu lagi.
"Apa peduliku! Kalau kalian di marahi kan bagus!" kata Fellic acuh
"Nona, apa nona sama sekali tidak kasian kepada kami? Jika dokter Alaska sampai tahu, ia bisa saja melaporkan kami kepada kepala devisi" ucap suster itu lagi.
"Aku tidak akan minum obat sebelum dokter itu datang" kata Fellic acuh.
"Ta-tapi nona---"
"Aku ada disini? Lalu kau mau apa?" kata Alaska. Alaska kini berdiri di depan pintu, seketika Fellis dan suster itu terkejut, namun dengan cepat Fellic mengembalikan air mukanya kembali.
"Dok-dokter" ucap suster itu terbata-bata.
"Suster, keluarlah biar bocah ini aku yang tangani" ucap Alaska.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEET A DOCTOR [ H O L D ]
Romance"Dasar dokter muda jelek, baru juga jadi dokter tapi udah sombong dan ngatur-ngatur! Liat aja nanti bakal aku bikin gak tenang jadi dokter pribadi aku!" - Fellicia Andriana. "Dasar anak kecil sialan! Berani-beraninya dia ngelecehin pekerjaan aku! O...