Chapter 1
"Tadaima..." ucap seorang pria blonde yang bernama Namikaze Naruto yang baru saja membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Karena masih jam 7 malam, biasanya akan dikunci ketika sudah jam 9 malam.
Gurat lelah terlihat sekali diwajah tampannya. Dasi yang serasa mencekik lehernya dari tadi pagi itupun sudah ia longgarkan, jas hitamnya ia sampirkan di bahunya yang kokoh dan lengan kemeja berwarna
biru itupun ia gulung sampai siku.Hmmm...Percayalah, meskipun pria Namikaze ini agak sedikit berantakan namun ia tetap terlihat keren. Kkkk
"Daddy pulaaaang,,,"teriak seorang anak kecil yang kira kira berusia 7 tahun itu sambil berlari untuk menerjang Daddy nya.
"Bolt, jangan berlari begitu, nanti kau jatuh sayang. "Ucap laki laki tampan dan sedikit eumm manis dibelakang anak kecil bernama Bolt itu.
"Tidak akan Mom, aku inikan hebat. Ya kan Dad? "Jawab Bolt sambil menoleh melihat wajah Daddy nya untuk meminta persetujuan.
Naruto hanya tersenyum simpul dan berkata "Tentu. "
Sasuke hanya mendengus melihat kelakuan anaknya itu. Anaknya? Ah bukan, tapi anak pria blonde bernama Naruto yang kini sudah sah menjadi suaminya itu bersama mendiang istrinya yang dulu.
"Bolt sebaiknya kau lanjutkan mengerjakan PR mu dan biarkan ayahmu mandi."
"Yes Mom!" Jawab anak kecil bernama Bolt itu seraya hormat bak seorang tentara kepada komandannya.
"Naruto, sebaiknya kau segera mandi, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu."kata Sasuke seraya mengambil tas kerja suaminya.
Naruto hanya melirik Sasuke datar dan "Hn." Berjalan menuju kamarnya.
Sasuke yang masih berada di depan pintu ruang tamu itu memandang punggung Naruto dengan sendu.
'sampai kapan kau akan terus memperlakukan aku seperti ini Naruto?' Batinnya pilu.
Anak kecil yang bernama Bolt atau Namikaze Boruto tersebut sudah menyelesaikan tugas sekolahnya, dan iapun kini sedang menonton Tv bersama sang Mommy. Sasuke.
Ia terus berceloteh riang ketika tokoh favoritnya di Marvel itu menyerang musuh musuhnya. Dan Sasuke hanya tersenyum dan menanggapi seadanya dengan tangan yang mengelus rambut pirang sang anak yang duduk disebelahnya dengan kepala yang menyender padanya.
"Zzzz..." eh? Sasuke menunduk dan melihat mata anaknya sudah terpejam. Ketiduran?
"Tumben sekali, kau sangat lelah ya hari ini, hm?"
Dan iapun segera menggendong Boruto untuk dipindahkan ke kamar.Ketika akan menaiki tangga menuju ke lantai 2, ia melihat suaminya yang akan turun, untuk makan malam. "Naruto, tunggu sebentar aku akan menghangatkan lauknya."
Katanya.Naruto hanya diam dan melihat anaknya digendongan sang istri.
Sasuke segera naik menidurkan Boruto dan kembali turun untuk menyiapkan makan malam untuk suaminya.
Kini Naruto dan Sasuke sudah berada dimeja makan dengan Naruto yang duduk di kursi yang biasanya digunakan kepala keluarga dan Sasuke duduk disebelah kirinya.
"Besok disekolah Boruto ada pertemuan orang tua, apa kau akan datang? " Sasuke berusaha membuka obrolan di tengah suasana yang selalu hening dan dingin itu. Ia yakin jika menggunakan nama Boruto suaminya itu akan mau bicara padanya.
"Akan ku usahakan." Jawab Naruto pendek, dan melanjutkan acara makannya.
"Oh, baiklah. Aku akan berangkat lebih dulu bersama Bolt dan kau bisa menyusul jika ada waktu. "
Hening. Seperti malam malam sebelumnya.
"Naruto, tak bisakah kau mulai menganggap ku sebagai istri dan ibu Boruto?" Sasuke bertanya dengan memandang wajah Naruto sendu.
7 tahun menjadi istri Naruto tak pernah sekalipun pria itu menganggap nya istri. Jangankan istri, Naruto menganggap ia ada pun Sasuke ragu.
Naruto yang ia kenal dulu tidak seperti Naruto yang berada dihadapannya sekarang. Naruto yang dulu adalah orang yang sangat ramah dan suka tersenyum pada siapapun.
Tapi lihatlah sekarang, pria itu bagai orang yang baru saja bangkit dari kutub utara. Sangat dingin. Dan ia tau, itu hanya ditunjukkan untuknya. Ketika bersama teman temannya yang lain Naruto masih mau berbicara walau hanya sedikit, dan tetap menunjukkan senyumnya, walau ia tau itu palsu.
Ketika bersama Boruto ia akan bersikap sebagaimana layaknya seorang ayah. Lain lagi jika bersamanya, pewaris Namikaze itu akan menatapnya seolah benci padanya.dan ia tau alasannya.
Naruto yang mendengar itu langsung menghentikan gerakan menyendoknya dan menatap pria dihadapannya. "Jangan berharap.dan Boruto bukanlah anakmu."
Srekkk
Naruto segera berdiri dari kursinya dan pergi ke kamarnya begitu saja.
Brakk!
Sasuke tak terkejut ketika mendengar bantingan pintu itu. Sudah biasa ketika ia membahas hal ini.
"Kenapa, Kenapa Naruto? "Air mata tanpa kebijaksanaan itu mengalir di pipi putih Sasuke.
"Aku tau kau marah padaku karena menuruti wasiat istrimu, tapi asal kau tau aku melakukan ini bukan semata mata karena dia, aku mencintai mu Naruto, hiks, , aku sangat mencintaimu bahkan sebelum kau menikah dengannya. " lirih Sasuke dengan kepala menunduk dan menggigit bibir bawahnya untuk menahan agar isakan tak keluar dari mulutnya.
Naruto.
Tak bisakah kau mencintaiku?
Tbc.
Saya menulis dengan otak dan jari saya sendiri, jika ada sesuatu yg sama dengan apapun jangan nuduh saya yang nganu nganu.ok?