Pair : NaruSasu (GaaSasu)
Warning : Yaoi, humu, gaje, dlll
Typo everywhere
Don't Like Don't Read
Enjoy....
.
.
'Akan lebih baik jika kau yang menggantikan Hinata terkubur didalam sana.'
Kalimat kejam yang terlontar dari bibir suaminya masih mengiang begitu jelas ditelinga Sasuke. Berputar putar tanpa jeda layaknya sebuah kaset rusak dan bagaikan belati yang sangat tajam yang menikam jantungnya tanpa henti.
Apa benar benar tidak ada kesempatan untuknya? Tidak adakah setitik harapan yang mampu menguatkannya? Kenapa takdir begitu kejam padanya. Membolak-balikkan hatinya dengan indahnya sepercik harapan lalu menukarnya begitu cepat dengan pedihnya kenyataan.Mungkinkah, ini benar benar saatnya untuk dia menyerah?
"Mom~~~".
Anak kecil itu memanggil 'ibunya' dengan lirih, menyentuh pipi basah sang ibu yang terduduk lemas dihadapannya.
Grepp
Sasuke mendekap Boruto dengan cepat dan erat. Ia gigit bibir bawahnya kuat untuk menahan isakkannya, namun membiarkan airmatanya jatuh membasahi bahu sang putra.
"Maaf.... Maafkan aku..."gumam Sasuke dengan suara gemetarnya.
"Mom..."
"Maaf telah membuat ibumu pergi, maaf telah membuat ayahmu menderita, maaf telah membuatmu berpisah dengan ibumu, maaf..."
"Mom..."Boruto ingin menghentikan segala ucapan Mommy nya yang terdengar sangat memilukan di telinganya. Tetapi Sasuke sama sekali tak memberinya kesempatan untuk berbicara membuat mata biru jernihnya ikut meneteskan airmata.
"... Telah menghancurkan keluargamu."lanjut pemuda Uchiha itu. Dia tidak peduli dengan siapa dia berbicara. Dia hanya ingin menumpahkan segala beban yang menumpuk dan menghimpit dadanya hingga membuatnya terasa sulit hanya untuk bernafas. Dia ingin mengakui segala dosanya dengan sang anak yang meskipun bukan darah dagingnya.
Sasuke melepas pelukannya dan menghapus airmata yang masih saja terus mengalir dari kedua onyxnya. Menatap dalam mata yang sama persis dengan yang dimiliki oleh suaminya namun terlihat lebih jernih yang kini juga basah dengan liquid diujung matanya.
"Boruto, aku ingin mengatakan yang sejujurnya padamu..."ucapnya. Dia tahu, mungkin ini terlihat kejam dengan mengatakan fakta yang menyakitkan pada seorah bocah yang bahkan belum genap berusia sepuluh tahun. Tapi Sasuke tak ingin menutupi lagi, dia ingin sang anak mengetahui segalanya bahwa...
"Apa?"tanya Boruto.
"Sebenarnya aku... Bukan ibumu."
Kepala bersurai kuning milik Namikaze kecil itu menunduk, menyembuhnyikan raut terlukanya dari sang ibu. Giginya menggigit kecil bibir mungilnya.
Sungguh, Sasuke tak tega sebenarnya pada bocah yang tengah tertunduk di depan matanya ini. Tapi ia harus menekan rasa itu dan tetap menjelaskan fakta yang sebenarnya.
"Ibumu adalah Hyuuga Hinata. Ya, Hinata yang makamnya sering kita kunjungi. Dialah ibumu yang sesungguhnya." cairan bening kembali menetes dari onyxnya.
"Bukan aku..."
"Aku tahu." Boruto tiba tiba mengangkat kepalanya dan menghentikan ucapan pria dewasa yang merupakan istri dari ayahnya.
