Raya POV
Keesokan paginya aku bangun dengan raut wajah yang tidak bisa di deskripsikan. Ini ulangtahunku! Aku langsung bersiap menuju ke sekolah. Untuk beberapa sms yang aku terima semalam sudah aku balas.
*flashback*
From : Adam
Maafin gueFrom : Adam
Please, jangan benci gueTo : Adam
Iya gapapa Dam, anggep aja enggak ada kejadian apa-apa. Gue juga enggak bakalan benci lo kok. Yaa kecuali kalo lo masih nyebelin, haha.From : Bian
Ciee yang besok ultah!To : Bian
Hmm, siapa ya? Haha*flashback end*
Aku menuruni tangga dengan pancaran senyuman yang lebar. Aku melihat rumah dalam keadaan kosong. Kemana semua orang?
Saat aku menuju anak tangga yang terakhir, tiba - tiba bang Raffi dan bang Reno mengejutkanku dengan muncul secara serempak ke depan wajahku.
"Surprise!!" kata mereka.
Mereka meneriakiku seraya membawa cupcake dengan lilin di atasnya serta melepaskan confetti. Yang dapat aku lakukan hanyalah tersenyum lebar karena ternyata mereka masih mengingat ulang tahunku.
Aku mengucapkan permohonanku dalam hati. Setelahnya, aku menuju meja makan. Sambil menyantap sarapanku, aku ber-skype ria dengan orangtuaku yang berada di luar negeri.
Menuju ke sekolah, aku terpaksa menggunakan taksi. Abang - abangku sengaja meninggalkanku dengan alasan aku terlalu asyik dengan obrolanku saat sarapan tadi.
Memasuki sekolah, aku sudah di sambut dengan teriakkan seseorang yang benar - benar aku sayang saat ini.
"HAPPY BIRTHDAY SAYANGKU!" teriak Nina yang berlari menuju ke aku. Dia langsung memelukku dan mengucapkan wish nya padaku.
"Makasih banyak Nina. Lo emang sahabat gue yang paling baik! Tadi pagi, pas gue tiup lilin, gue berdoa sama Tuhan semoga gue enggak di pisahin sama lo." jelasku padanya.
"Uuh tayang tayang, jadi malu nih gue haha." balasnya.
Padanganku teralih ke arah belakang Nina. Kulihat seorang laki - laki sedang melepas helmnya, menuruni motor sport nya dan berjalan ke arahku dengan tampannya. Seluruh siswa perempuan baik kakak kelas maupun seangkatan denganku yang berada di sekitar koridor tersebut tidak dapat melepaskan pandangan mereka ke arahnya. Di tambah lagi, dengan sesuatu yang ia bawa di belakang tubuhnya seraya menuju ke arahku.
"Happy Birthday Raya! All the best for you yaa! Nih, gue punya sesuatu buat lo." katanya, sambil memberikan se-bouquet bunga mawar.
Yang dapat aku lakukan hanyalah kaget dan tak tau harus bagaimana. Ku ambil hadiah tersebut dengan gemetaran.
"Ma.. Ma.. K.. Ka.. Sih banyak loh." hanya itu yang dapat kuucapkan.
"Semoga lo suka ya, Ray." tambahnya dengan senyumannya yang khas.
"Sumpahguesukabanget." kataku cepat. Saat aku menyadari apa yang baru saja aku katakan, aku langsung membelalakkan mataku. Dasar malu - maluin!
Saat aku ingin mengatakan sesuatu, tiba - tiba saja seseorang memisahkan jarak antara aku dan Nina. Ia menabrakkan dirinya dan menarik tanganku menuju ke lapangan indoor sekolah.
"Dam, lepasin gue!"
Yang diminta langsung melaksanakan tugasnya. Aku meringis kesakitan sambil menatap sinis ke arah Adam.
"Dikira enggak sakit kali." omelku padanya. "Lagian lo kenapa sih? Asal lo tau ya, tadi tuh gue lagi ada di the most romantic moment!"
Adam hanya menatap ke arah bawah dengan menunjukkan tatapan 'emang? bodoamat' nya. Ke bawah? Ya, benar. Kalian sadar kan kalau tinggiku hanya sedagunya?
"Gue gak suka ngeliatnya." jawabnya santai.
Adam... Cemburu? Please bilang iya. Bahkan dengan cara dia nunjukkin hal itu aja sudah membuatku senang setengah mati. Bagiku, ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah diberikan Adam.
Berbicara tentang ulang tahun, sampai detik ini Adam belum mengucapkan apapun. Apa alasan sebenarnya dia membawaku kesini? Sepertinya akan ada surprise. Tapi apakah iya?
"Ray, lo udah gila ya? Senyum senyum sendiri gitu." katanya padaku.
Aku langsung menghentikan aktifitasku.
"Tadi tuh norak tau gak." katanya seraya berjalan meninggalkanku sendiri.
What? Tidak ada apa - apa? Tidak ada sesuatu yang terjadi? Lalu apa maksudnya semua ini?
"ADAM!!"
-
Sepulang sekolah, Nina memutuskan untuk mengajakku ke sebuah cafė yang baru buka di dekat sekolah.
Sesampainya disana, kami memesan makanan. Sambil menunggu pesanan kami mengobrol tentang hal - hal memalukan pada saat kami pertama bertemu.
Oh iya, aku bertemu dengan Nina pada saat awal masuk sekolah, dimana aku belum mengenal siapapun. Nina pertama kali memperkenalkan dirinya saat hari kedua masuk sekolah.
Tak menunggu begitu lama, pesanan kami datang.
"Gila, lo harus tau penampilan lo dulu kayak gimana." katanya sambil menyeruput minumannya.
"Ih, lo mah bikin gue inget kan. Jelas - jelas gue masih nerdy banget waktu itu." protesku.
"What? Lo gak sadar apa Ray? Lo itu dulu bening banget udah kayak lampu taman. Karna lo cantik makanya gue mau temenan ama lo, hahahahaha." tawanya.
Sumpah Nina manusia garing.
"Eh iya Ray. Nih hadiah buat lo. Happy Birthday baby!" katanya sambil memelukku.
Aku menerima hadiah tersebut dengan sukacita. Saat kubuka, ternyata ia meberikan aku sepasang flat shoes.
"Nin, sumpah ini lucu banget! Makasih banyak!" kataku memeluknya lagi.
Tiba - tiba pintu café terbuka dan muncullah sesosok pangeran tampan yang menuju ke arahku.
"Eh kak udah dateng? Nah kalo gini kan enak. Kakak pesen aja dulu. Mumpung kita belum makan nih." pinta Nina.
"Hmm, gausah deh kalian aja. Gue udah bawa minum." katanya sambil menunjukkan sebotol soda.
Aku memohon izin kepada orang tersebut sambil membawa Nina ke toilet.
"NINA LO GILA YA?!" teriakku padanya.
"Ahh Nina lo gak asik banget! Hari ini kan harusnya momen kita berdua aja!"
Aku merengek.
"Ah Raya jangan lebay gitu dong. Bilang aja lo seneng kan gue undang Bian kesini? Ya gak ya gak?" ledeknya sambil menaik turunkan alisnya.
Apa boleh buat? Karena dia sahabat terbaikku jadi aku memutuskan untuk mengikutinya.
Setelah kami selesai makan, tiba - tiba saja Nina mendapatkan sms yang mengharuskannya untuk pulang.
Gue tau Nin lo bohong, dan ini semua rencana lo. Dasar teman! batinku.
Suasana jadi terasa canggung. Tidak ada yang memulai obrolan sama sekali. Tapi, tak lama kemudian Bian mulai membuka suara.
"Hmm Ray, abis ini lo enggak ada acara kan?" tanyanya memulai pembicaraan.
"Enggak sih, emang ada apa?" balasku.
"Kalo hari ini kita nonton, mau? Ya anggep aja hadiah ulang tahun dari gue gitu."
Nonton? Dengan seorang cogan macam dia? Siapa yang enggak mau?!
"Boleh.." jawabku.
"Akhirnya lo mau juga gue ajak. Yaudah, yuk jalan." ajaknya.
----------------------------------------------
maaf ya semuanya author update lama banget
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger
RomanceKamu. Iya kamu. Orang asing yang selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Orang asing yang tiba tiba muncul di kehidupanku. Aku tidak pernah merasa risih, tapi malah menikmatinya. Apakah kamu bisa menggantikan "dia"? Ya, aku harap begitu. SLOW UPDATE