Keesokan paginya, aku berjalan menuju kelas dengan tidak semangat. Aku merasa pusing sekali tadi pagi. Jujur saja, aku sudah sarapan, aku juga tidak tidur terlalu malam.
Aku memasuki kelas dan menduduki tempat dudukku. Nina yang sudah berada disana terlebih dahulu terlihat terkejut.
"Lo kenapa Ray? Muka lo pucet! Lo udah makan?" tanyanya khawatir.
Aku hanya membalasnya dengan mengangguk.
"Semalem tidur malem atau enggak?" tanya Nina kembali sambil memegang keningku.
Aku membalasnya dengan menggeleng.
"Lo ujan-ujanan?"
Aku menggeleng.
"Lo galau malem-malem di balkon ya?"
Aku menggeleng.
"Lo berendem di kamar mandi?"
Aku menggeleng.
Nina terlihat mengambil nafas panjang. Aneh memang aku bisa demam seperti ini padahal aku tidak melakukan apa-apa.
Bel berbunyi menandakan masuk. Jam pertama di isi oleh pelajaran olahraga. Ayo Ray! Lo harus semangat!
Kami memasuki ruangan indoor kolam renang. Aku langsung menuju ruang ganti dan meninggalkan barang barangku di dalam loker yang telah disediakan.
Aku langsung antusias mendengarnya. Dengan lunglai namun bersemangat aku memasuki ruangan tersebut. Ternyata, kelas lain sedang mengadakan intruksi yang dipimpin oleh seorang guru. Tetapi hanya laki lakinya saja, karena yang perempuannya sibuk di ujung lapangan ber-gossip.
Guru kami, Pak Har, menyuruh kami untuk berkumpul di pinggir kolam.
Saat aku sedang berjalan, tiba tiba saja ada orang yang menyenggolku dan terjeburlah aku ke dalam kolam.
Sebenarnya aku bisa berenang, tapi kali ini aku sedang sial. Susah sekali rasanya untuk bertahan. Aku berusaha untuk berteriak meminta tolong dan setelah itu semua menjadi gelap.
Author's POV
Saat seorang laki laki berjalan mundur, tanpa ia sadari bahwa dibelakangnya ada Raya. Dan Raya pun tercebur ke dalam kolam renang.
"Eh eh! Tolongin dong!!" teriak Raya di dalam sana.
Teman temannya banyak yang tidak mempercayainya. Ya karena Raya jago berenang. Mana mungkin dia tenggelam.
"Apasih Ray gak lucu!"
"Udah Ray ayo naik sini udah mau pemanasan, malah nyebur duluan."
"Raya modus ah mentang mentang di dorong sama cogan."
Begitulah kata teman teman Raya. Sedangkan Raya sendiri, masih berusaha minta tolong.
"TOLONGIN WOY KAKI GUE KERAM!!" setelah itu, suaranya semakin lama semakin mengecil. Bahkan, Raya tidak juga muncul ke permukaan.
Laki laki yang tidak sengaja menyenggol Raya tadi langsung menyeburkan dirinya ke dalam kolam renang untuk menyelamatkan Raya.
Saat Raya ditemukan, ia langsung membawanya kepinggir kolam. Ia menidurkan Raya dan menekan nekan dadanya agar jumlah air yang tertelan bisa berkurang. Sesekali laki laki itu mendekatkan telinganya di dada Raya untuk memastikan masih berdatak atau tidak.
"Eh eh! Bangun dong! Jangan bikin gue ngerasa bersalah! Sumpah gue gak sengaja. Ayo dong bangun." katanya sambil menepuk nepuk pipi Raya.
Ia masih melanjutkan aktifitasnya. "Eh lo semua jangan diem aja! Gimana ini? Bantuin gue dong!" teriaknya.
"Eh, lo temennya kan? Mending lo kasih dia nafas buatan deh. Daripada gue dipenjara gara gara ngebunuh anak orang?" katanya sedikit membentak kepada Nina.
"Eh? Gue? Kasih nafas buatan? Enggak ah! Entar gue dikira lesbi." jawab Nina enteng. Orang orang disekitar justru tertawa.
Laki laki itu mengambil nafas panjang dan mengangkat kepala Raya. Tangannya yang satu lagi mengangkat kakinya untuk menuju uks. Laki laki itu menempatkan kepala Raya ke tubuh shirtless nya.
Sesampainya di uks, laki laki tersebut menempatkan Raya di atas tempat tidur, dan membiarkan pihak uks yang menanganinya.
Selang beberapa lama, laki laki itu masih berada di uks menunggu Raya untuk bangun. Kini, pakainnya sudah berganti menjadi pakaian olahraga.
Karena merasa bosan, ia memilih untuk mengecek iphonenya.
"Lo siapa?" tanya perempuan yang ia tunggu.
"Oh, hai cantik. Lo udah bangun? Mau minum atau enggak?" tanyanya lembut.
"Gue nanya sama lo. Lo siapa?" tanya Raya yang ketus.
"Oh kenalin, gue Bian." ucap laki laki itu sambil tersenyum.
Raya mencoba untuk bangkit, dan Bian membantunya. Raya memperhatikan tubuh Bian dari atas ke bawah, sepertinya ia mengenali laki laki ini.
"Lo anak baru ya? Kelas berapa?" tanya Raya polos.
"Oh, enggak kok. Gue anak lama tau. Gue kelas 11." jawab Bian dengan senyumannya.
"Oh Bian yang itu. EH APA? BIAN?! JADI ELO ORANGNYA? BIAN YANG ANAK BASKET ITU? BIAN YANG MANTANNYA GAK KEITUNG? SUMPAH DEMI APA? LO NEMENIN GUE KAN DARI TADI? LO JUGA KAN YANG..." teriakan histeris Raya di hentikan oleh kecupan lembut Bian dipipinya.
Mata Raya langsung terbelalak, "maksud lo apa, hah?!"
"Lagian lo berisik banget sih, gue kan cuma mau.." omongannya terpotong karena teriakan seseorang dari luar uks.
"RAYAAAAA!!!!!"
"Yaampun Raya! Lo gapapa kan? Mana yang sakit? Bilang sama gue! Eh tapi kok, badan lo panas begini? Oh iya tadi kata kak Davi lo demam." kata Nina panjang lebar.
Sesaat setelah Nina masuk, masuklah Raffi, Adam, dan Reno. Saat pandangan Adam bertemu dengan pandangan Bian, terlihat jelas ada penyesalan di dalam sana. Tetapi Bian bersikap seolah-olah tidak terjadi apa apa.
"Bye beautiful, semoga cepet sembuh ya! Gue main ke kelas lo besok!" pamitnya yang langsung meninggalkan ruan uks.
Raya sempat bingung dengan ucapan Bian tadi. Buat apa dia main ke kelasnya? Toh mereka juga baru kenal. Pandangannya teralihkan oleh Adam. Pandangan Adam masih saja penuh dengan penyesalan.
"Dam? Lo kenapa?" tanya Raya.
"Lo kenal dia?" tanyanya dengan pandangan yang sayu.
"Ya ampun kak! Jelas lah Raya kenal dia. Siapa yang gak kenal dia? Dia kan termasuk cogan di sini trus ya dia tuh.." omongan Nina terpotong akibat mulutnya di bekap oleh Raffi, yang langsung Raffi bawa ke luar uks.
"Gue baru kenalan tadi." jawab Raya singkat.
"Gue mau lo jauhin dia!" omongan Adam kini berubah jadi dingin. "Dia gak pantes buat lo! Jangan pernah tukeran nomor sama dia, saling nyapa, bahkan nge-date sama dia!"
Raya yang merasa tidak bersalah malah bingung. Jelas, kenapa Adam ngelarang Raya buat berhubungan sama Bian? Bahkan nyapa?!
"Lo kenapa? Apa urusannya sama lo?" kata Raya membela.
"Ya karna gue peduli sama lo!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Halooooooooooooo readersssssss!!!
Kalian nunggu lama ya? Apa biasa aja? Aduh kasian banget author-_-
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger
RomanceKamu. Iya kamu. Orang asing yang selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Orang asing yang tiba tiba muncul di kehidupanku. Aku tidak pernah merasa risih, tapi malah menikmatinya. Apakah kamu bisa menggantikan "dia"? Ya, aku harap begitu. SLOW UPDATE