Part 8 - Syanis

100 3 0
                                    

Dia siapa?

"Eh kenalin, ini Syanis. Nis, kenalin ini Raffi, Reno, dan Raya." Adam memperkenalkan kami satu persatu.

Kami semua menjabat tangan yang Adam sebut bernama Syanis tersebut. Dia cantik, putih, tinggi, badannya bagus, rambut yang bergelombang pada ujungnya di biarkan terurai. Dia terlihat sangat sempurna. Berbeda denganku, aku tidak setinggi dia dan aku tidak cantik.

"Nah Syanis ini yang bakalan jadi vokalis kita. Dia anak ipa kelas 11." Adam lagi lagi memperkenalkannya. Daritadi Adam membanggakan dia terus, apa dia naksir? Yaampun Ray, mau Adam naksir atau enggak ya itu urusan dia lah.

"Loh vokalis?" Raffi mengernyitkan kening, "gue malah minta Raya buat jadi vokalisnya."

Aku yang menyadari apa yang baru saja Raffi katakan langsung senang dan berusaha meninggalkan ruangan. Tetapi usahaku gagal karena tanganku di tarik oleh Reno.

"Ehh apa-apaan lo dek? Mau kabur?"

"Iyalah! Kan vokalisnya udah ada. Ya mending gue pergi kan?"

Hening.

Suasana hening sesaat.

"Gini aja!" Adam membuyarkan keheningan yang terjadi. "Kita adain aja audisi."

"Boleh juga tuh! Kita adain 2 kali audisi. Yang pertama mereka akan nyanyi solo, yang kedua bakalan nyayi duet sama lo, Dam." kata Raffi. Wah wah. Apa apaan ini?

Semua yang ada di dalam ruangan tersebut malah mengangguk menyetujuinya. Kecuali aku jelas.

Babak pertama.

Syanis menyanyikan sebuah lagu yang diiringi oleh Raffi, dan wow! Suaranya indah sekali. Sekarang giliranku untuk menyanyi. Meskipun aku biasa bernyanyi bersama Raffi dan Reno, tapi kali ini aku merasa gugup sekali.

Babak kedua. Saatnya duet. Pertama kali duet di lakukan oleh Syanis dan Adam. Kalian tau? Mereka terlihat serasi! Mereka terlihat seperti sangat menikmati lagu tersebut. Seolah olah, saat itu dunia hanya milik mereka berdua. Ew.

Sekarang giliranku. Adam membiarkan aku yang memilih lagunya. Akhirnya aku memilih lagu "Need You Now". Aku menyanyikan bagianku.

Picture perfect memories scattered all around the floor.

Reaching for the phone 'cause I can't fight it anymore.

And I wonder if I ever cross your mind?

For me it happens all the time.

Saatnya kami berduet.

It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now.

Said I wouldn't call but I've lost all control and I need you now.

And I don't know how I can do without.

I just need you now.

Adam menyanyikan bagiannya.

Another shot of whiskey, can't stop looking at the door.

Yaampun suaranya! Kenapa enak banget?!

Wishing you'd come sweeping in the way you did before.

Mata kami bertemu. Yaampun tatapan itu.

And I wonder if I ever cross your mind?

For me it happens all the time.

Kami pun selesai menyanyikan lagu ini. Pandangan kami tidak pernah lepas sejak awal. Namun itu semua di hentikan oleh tepukan Reno pada Adam. Orang yang di tepuk terlihat terkejut.

Raffi, Reno, dan Adam keluar dari studio untuk berunding. Aku dan Syanis tidak ada yang berbicara satupun. Akhirnya mereka kembali ke dalam studio.

"Gimana? Kalian deg degan?" tanya Reno mencairkan suasana.

Banget woy!

"Oke. Gausah basa basi ya? Kita langsung aja kasih tau pemenangnya. Pemenangnya adalah..."

Tadi katanya gamau basa basi. Ini malah sok sok-an bikin penasaran.

"... Raya. Sorry ya Nis? Kita gak milih lo ada alesannya kok." lanjut Reno memelas. Oh jadi dia gak ikhlas gitu?

"Iya Nis. Kita gak milih lo karna suara lo itu alto, sama kayak Adam. Menurut kita kalo 2 vokalisnya sama sama alto, ya berarti gaada variasinya. Jadinya kita milih Raya yang suaranya sopran. Sekali lagi sorry ya Nis, gue sama Reno milih Raya bukan karna dia adik kita kok!" Raffi meyakinkan.

"Iya enggak apa apa kok. Thanks ya udah kasih gue kesempatan buat nyoba. Gue balik dulu ya?" Syanis menjawab. Cih, sok imut.

Adam terlihat iba melihat Syanis. Syanis menyalami Raffi dan Reno. Aku melihat ada secangkir susu yang sedang menganggur. Aku memilih mengambilnya dan meminumnya tanpa perduli apa yang sedang mereka bicarakan.

"Gue pulang ya Raya!" pamitnya padaku. Adam meminta maaf kepada Syanis karna tidak bisa meloloskannya dan tidak bisa mengantar pulang. Syanis memakluminya. Adam langsung memeluk Syanis dengan erat.

Aku yang melihat pemandangan tersebut langsung tersedak. Semua mata langsung tertuju padaku. Termasuk Adam dan Syanis yang langsung melepaskan pelukkannya. Karna merasa malu, memilih untuk pergi.

"Sorry, mau ke kamar mandi sebentar." kataku melewati Syanis dan Adam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sorry ya guys updatenya lama banget! Gaada inspirasi soalnya! Haha

Perfect StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang