Chapter X

4.4K 519 57
                                    

Skylar Otsu's

Presents...





--





Siapa saja akan menjadi sosok yang berbeda jika berada di atas tempat tidur. Termasuk Wu Shixun. Pemuda tinggi maha tampan yang kulitnya seputih salju. Shixun yang aktif dan usil akan menjelma menjadi orang yang pendiam. Tentu saja.

Lagipula siapa yang akan bernyanyi ketika sedang tidur? Kecuali dia sedang mengigau. Shixun juga bukan salah satu manusia yang mengalami sleepwalker. dr Jadi semua itu mustahil.

Si bungsu Wu itu hanya akan menjadi pendiam dan terlihat sangat lugu saat terlelap. Tidak akan ada yang tahu jika bibir ranum pemuda itu sudah banyak mengucapkan kata-kata menyakitkan, untuk seseorang.

Semalam si tampan itu baru menyentuh ranjang ketika jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi, jadi tidak mengherankan jika pagi ini Shixun sedikitpun tak terganggu dengan bunyi alarm yang berasal dari ponselnya.

Tidur terlentang, selimutnya jatuh di bawah tempat tidur tanpa ranjang miliknya dan kepalanya nyaris melewati tepian tempat tidur.

Seperti bukan seorang anak yang sempat menolak untuk pulang beberapa hari yang lalu.



.
.




"Aku sudah menyiapkan air untuk mandi, Kris"

Suara Tao yang lembut dan sedikit serak menyita atensi pria berambut kelam yang duduk di balik meja kerjanya. Senyumnya terbit saat melihat pemudanya yang menjulurkan kepalanya di celah pintu ruang kerja yang terbuka, kemudian ia menganggukkan kepala.

"Aku akan segera mandi" ucapnya.

"Cepatlah, airnya bisa tidak hangat lagi nanti"

"Iya sayang, aku akan segera kesana" melihat kepala bersurai sama sepertinya mengangguk, lalu menarik diri dan menutup pintu ruangannya.

Kris mendesah lelah, kemudian merenggangkan otot tubuhnya yang kaku. Sedikit menguap saat mematikan laptop miliknya, kemudian merapihkan beberapa dokumen yang berserakan di atas meja.

Pria dewasa itupun beranjak meninggalkan ruang kerjanya, menenteng sebuah map berwarna merah gelap di tangan kanannya. Kedua kaki panjangnya berjalan santai menuju kamar utama yang ternyata pintunya tak tertutup.

Tao berdiri membelakanginya, tengah membuka tirai kaca jendela kamar mereka yang besar, mengikat kain sewarna musim semi itu dan menjadikannya lebih rapih serta enak dipandang.

Kris meletakkan berkas yang dibawanya di atas tempat tidur yang telah tertata rapih, bergerak mendekat tanpa suara, dan melingkarkan kedua tangannya dipinggang ramping Tao yang selalu menarik meski tertutup kaos yang si manis itu kenakan.

Lelaki tampan itu tertawa kecil saat Tao memekik terkejut akibat perbuatannya. Dan pemuda manis itu kini menatap horor padanya. Membuatnya menerima sikutan di perutnya dan wajah kesal Tao.

"Kenapa masih disini? Cepatlah mandi, kau harus berangkat bekerja 'kan?" katanya, berusaha melepaskan pelukan lengan kokoh Kris di pinggangnya.

"Iya iya, aku akan mandi setelah ini" Kris semakin mempererat pelukannya, menggelamkan wajahnya di ceruk leher Tao. Sukses membuat Tao tak berkutik di dekapannya dan si manis itu sampai merengek meminta untuk dilepaskan.

Bukannya Tao tidak suka, ia hanya merasa agak geli dengan tingkah Kris yang manja seperti ini. Suaminya itu memang selalu berlaku lembut padanya setiap saat, ketika mereka hanya berdua di kamar, maupun saat mereka berdua berada di luar. Bahkan di depan Chan Lie pun Kris tidak segan untuk menunjukkan sikapnya yang lembut itu.

Forever Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang