Chapter VII

6.5K 558 65
                                    

"Tuan Zitao! Sudah, biar Bibi saja yang bekerja! Tuan duduk saja ya"


Bibi Fei segera merebut alat pel dari tangan Tao saat melihat pemuda manis itu datang dari arah kamar mandi belakang. Membuat istri baru Wu itu kebingungan ketika wanita berusia setengah abad yang bekerja pada keluarga itu bersikeras untuk mengambil alih alat pel.

"Tidak apa Bi. Aku sudah terbiasa bersih-bersih di rumahku yang dulu, Bibi tenang saja" ucapnya, kembali meraih alat pel yang di rebut Bibi Fei. Tapi wanita itu menghindarinya cepat.

"Tidak Tuan. Sebaiknya Tuan Zitao duduk saja, Tuan sedang tidak sehat 'kan?"

Tao menunduk melihat kaki kanannya yang kini terbalut perban tipis. "Hanya terkilir Bi, tidak apa" masih berusaha mengelak.

"Bukankah Tuan juga sedang tidak enak badan? Tadi Tuan mengeluh kalau badan Tuan sakit semua 'kan?"

"Itu--"

"Tuan Zitao duduk saja ya? Biar Bibi saja yang bekerja, ini sudah menjadi tugas Bibi"

Tao menatap penuh keraguan pada wanita berumur itu. Terbesit rasa tak nyaman ketika wanita yang berusia sama dengan kedua orangtuanya memanggilnya dengan sebutan yang tak biasa. Dan lagi, ia tak nyaman jika harus duduk diam sementara melihat orang lain(yang menurutnya lebih pantas beristirahat) bekerja.

Tapi meski dirinya berusaha meyakinkan Bibi Fei, wanita itu tetap saja tidak mengizinkannya untuk membantu. Padahal rumah Kris cukup besar, dan pasti melelahkan jika bekerja seorang diri.

Tao menggigit bibir melihat wanita dengan rambut yang dikepang itu beranjak ke lantai 2 membawa alat pel. Memperhatikan Bibi Fei sejenak, lalu tatapannya beralih ke bawah, pada kaki kanannya yang terkilir, lalu menghela nafas kecil.

Hari sudah semakin siang, dan Bibi Fei belum selesai bekerja. Hal itu sungguh membuat Tao tak enak hati. Ia tak terbiasa duduk diam menunggu, tapi apa yang dikatakan wanita itu memang benar. Tubuhnya masih terasa pegal dan bagian pantatnya juga masih terasa perih, belum lagi kaki kanannya yang terkilir.

Semakin membuatnya lambat untuk beraktifitas.

Tao menghela nafas panjang ketika memutuskan untuk bergerak kearah Ruang Tamu. Melangkah tertatih dan perlahan, hingga ia menghentikan langkahnya tepat di dekat dinding pembatas bernuansa bata merah yang memisahkan bagian depan dengan bagian dalam rumah.

Dinding yang dijadikan untuk memajang beberapa foto, serta terdapat meja laci bernuansa putih gading yang digunakan untuk meletakkan perabotan hiasan dan vas bunga.

Netra sehitam malam miliknya bergerak menelusuri foto-foto yang terpajang di dinding itu. Tanpa sadar tersenyum miring melihat foto-foto Kris, Chan Lie, dan Shixun yang sepertinya diambil diwaktu yang lalu.

 Tanpa sadar tersenyum miring melihat foto-foto Kris, Chan Lie, dan Shixun yang sepertinya diambil diwaktu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forever Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang