(chapter 7)

7.9K 517 33
                                    


Still Flashback

Haerim pov

Aku menatap derasnya hujan yang turun di balik jendela kamar Jin oppa, kejadian sore ini benar-benar membuat semuanya berantakan. Aku dan Jin oppa berakhir di rumahnya setelah kejadian tadi, kami membatalkan semua rencana kencan yang sudah Jin oppa susun dengan baik, moodku benar-benar kacau.

Aku merasakan sepasang lengan memeluk perutku, deru nafasnya menyentuh bahuku. Pantulan bayangan kami di kaca yang ada dihadapanku memaksaku untuk mengalihkan perhatianku padanya.

"Sudahlah, kita akan memperbaiki semuanya lagi. Yoongi dan Hana hanya perlu waktu"

Aku melepaskan tubuhku dan berbalik menatapnya.

"Heosok juga mengatakan hal yang sama"

Kedua matanya membulat menandakan ia cukup terkejut dengan apa yang baru saja aku katakan, namun ia berusaha terlihat tenang kemudian menarikku ke dalam pelukannya.

"Aku minta maaf... aku merusak persahabatan kalian"

"Aku juga merusah persahabatanmu"

Aku menenggelamkan wajahku di dadanya yang hangat mendapatkan kenyamanan yang sangat aku butuhkan.

"Meskipun perang dunia ketiga Pecah, aku akan tetap bersamamu"

Aku mengangkat wajahku, agar aku bisa menatap wajahnya yang rupawan dan kata-katanya yang baru saja berhasil menenangkanku seperti obat bius.

"Kau tahu aku sangat mencintaimu"

Jemarinya memegang wajahku dengan lembut, memaksa mataku untuk menatapnya. Aku menemukan kesungguh-sungguhan dan kejujuran di sana. Bisakah aku menyimpan momen ini di dalam sakuku? Agar saat kapanpun aku merindukannya aku bisa mengeluarkan dan merasakannya lagi.

Bibirnya yang penuh menyentuh bibirku dengan lembut berubah menjadi lumatan-lumatan halus yang memabukku. Tanganku bergerak memeluk lehernya, merasakan sensansi luar biasa menyentuh perutku. Tanganku meremas pelan bahunya saat lidahnya melesat di dalam mulutku bergerak dengan lihai. Aku sering bertanya di dalam otakku apakah ia sering melakukan hal ini, tapi kebodohan mendorongku untuk percaya bahwa saat ini ia adalah milikku, tak peduli apa yang pernah ia lakukan yang penting sekarang, di detik ini ia bersamaku, menjadi milikku.

Punggungku menyentuh ranjang Jin oppa yang empuk dan aku baru menyadari aku sudah tidak memakai bajuku lagi, hanya berbalut Bra dan celana Jeans yang aku kenakan. Aku terdiam saat aku berada di antara kedua kakinya dan ia berdiri berlutut di sana melepaskan sweater biru yang ia kenakan.

Aku tidak pernah melihat namja topless sebelumnya, ini pertama kalinya dan hebatnya aku bahkan tak lari terbirit-birit seperti saat salah seorang namja tukang Bully di sekolahku mencoba memelukku. Hasrat sudah mengalahkan segala ketakutan bodoh itu.

"Kau seperti kupu-kupu, sayangnya orang hanya melihatmu ketika kau sudah menjadi indah dengan sayap yang menawan, mereka mengabaikanmu saat kau masih menjadi ulat kecil yang tidak berdaya"

"Tapi kau di sana saat aku menjadi kepompong"

Kami terkekeh pelan dan ia kembali menciumku dengan panas.

"Kau hanya milikku"

*******

Flashback end

Aku mengurut tengkukku yang sakit, aku sudah duduk berjam-jam di depan laptopku sibuk dengan tugas kuliah yang semakin menumpuk. Aku menatap deretan kotak ramen yang sudah kosong berserakan di sekitarku dan minuman kaleng di mana-mana. Aku bahkan tidak punya niat sedikitpun membersihkan tempat ini, aku tak pernah sejorok ini.

Noona [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang