PART ONE - Chapter 1

259 16 9
                                    

Kamar baruku berada di lantai dua dan dipaling ujung. Saat aku berdiri didepan kamarku ini, tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan sendirinya. Aku yang kaget mundur ke belakang beberapa langkah, sampai akhirnya aku yakin bahwa tidak ada makhluk yang keluar dari dalam sana. Semua keberanian sekuat tenaga kukumpulkan untuk memasukki kamar yang besar, pengap, gelap dan kotor itu.

Nyaris tak ada sedikitpun cahaya yang masuk ke kamar ini, kecuali dari lampu yang menempel dilangit-langit. Semua yang ada disini sudah berdebu dan entah berapa lama kamar ini tak lagi digunakan. Aku tak tau ada berapa makhluk selain aku, yang mungkin sudah lebih dulu menempati kamar ini.

Di rumah sebesar ini aku baru bertemu satu orang-ibu kost-tapi ia langsung pergi setelah memberi tau letak kamarku. Aku mulai berpikir ulang untuk tinggal di kamar kost yang mengerikan ini. Seperti berada di dalam rumah hantu. Kamar ini seribu kali lebih sepi dan lebih menyeramkan dibandingkan rumah Cika-sahabatku-yang katanya dulu bekas rumah noni-noni Belanda dan sering ada penampakan disana.

Aku terlonjak saat pundakku ada yang menyentuhnya dan langsung berbalik badan. Seorang pria yang tingginya mungkin sekitar 170 cm dengan tampang yang cukup keren dan cool, berdiri tepat didepanku sekarang adalah makhluk yang memegang pundakku dari belakang. Beberapa menit kami hanya saling pandang dan tak ada dari kami yang mengeluarkan suara. Aku yang sudah tidak betah dipandangi oleh pria itu, mencoba membuka pembicaraan.

" Hmm, aku Cacha penghuni baru di kost ini. Kamu anaknya ibu kost ya?"tanyaku ragu.

" Aku bukan anaknya ibu kost. Aku juga salah satu penghuni kost disini, namaku Ken."jawabnya kemudian menyunggingkan senyum manis yang bisa membuat cewek-cewek pada kesengsem.

" Oh, jadi ini kost campuran ya? Ada berapa orang disini?"

" Disini ada sembilan kamar, lima kamar di lantai satu dan empat kamar lagi di lantai dua. Semua kamar disini udah ada penghuninya, jadi kamu tahu kan kira-kira disini ada berapa orang. Dan ada pembantu dan penjaga kost yang kamarnya di lantai satu juga."

" Kamar kamu di lantai satu atau dua?"

" Kamarku ada disamping kamar kamu. Kamu mau beresin kamar ini sekarang atau nanti? Kalo aku bisa, pasti aku bantu."

" Mungkin aku baru akan membereskan kamar ini besok karena semua barangku masih di rumah temen aku. Makasih udah mau bantu, mungkin besok temenku juga bakal bantu."

" Ooohh, kalo kamu butuh bantuan kamu ketuk aja kamarku kalo nggak kamu bisa telpon aku. Ini nomer handphone aku."

Aku mengambil kartu nama milik Ken dan memasukkannya ke dalam tasku.

" Kalo gitu aku makasih banyak ya dan aku mau pamit pulang dulu."

Aku dan Ken keluar dari kamar yang nantinya akan menjadi kamarku. Setelah aku menguncinya aku menuruni tangga ditemanni oleh Ken. Ia menceritakan para penghuni disini. Ada tiga cewek dan lima cowok yang kost disini-termasuk Ken-, hanya saja mereka semua sedang ada acara masing-masing. Ada yang kerja, kuliah dan ada yang mungkin sedang nongkrong, biasa anak muda.

Ibu kost tidak pernah tinggal dirumah ini. Ia lebih memilih tinggal dirumah kontrakannya di komplek sebelah karena tidak mau mendengar suara berisik anak-anak kost, itu semua kata Ken. Dan ada satu orang pembantu dan juga seorang tukang kebun sekaligus penjaga rumah kost ini, yang kamarnya berada di lantai 1 dekat dapur, itu juga kata Ken.

Setelah keluar dari gerbang, aku langsung menuju rumah Cika dengan mobil kesayanganku.

######

Sudah sejak tadi pagi aku dan Cika juga dibantu Ken membersihkan kamar baruku. Hari ini aku sudah bertemu dengan tukang kebun dan pembantu disini juga dua penghuni lain yang ramah, nama mereka Reina dan Tara.

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang