PART THREE - Chapter 15

18 1 0
                                    

Republish: Nov 21, 2020

Selamat berakhir pekan, semoga suka dengan chapter kali ini :)

Hampir satu bulan aku berada di Bandung. Dua hari lalu Cika pamit pulang ke Jogja karena mamanya akan mengadakan acara keluarga di rumahnya, yang mengharuskan Cika untuk ada di rumah. Setelah acara makan malam di rumah Oma Ishabella, aku sudah jarang bertemu dengan Ken. Orang tua Ken dan Kevin yang pulang lebih dulu ke Jogja karena tidak bisa terlalu lama meninggalkan pekerjaan beliau.

Ken di biarkan saja di Bandung sekaligus untuk pemulihan kesehatannya dan ditemani Kanaya untuk membantu dan menemani oma.

Akitivitasku di rumah hanya membantu bunda dan tante di catering. Kadang kalau aku bosan, aku meminta Kak Dimas untuk menemaniku jalan-jalan, sisanya hanya nonton TV, makan, tidur dan berkelana mencari suasana baru. Entah kenapa, mengingat ucapan Ken membuatku enggan menemuinya. Bukan tidak mau menemuinya untuk seterusnya, lebih tepatnya aku belum siap bertemu dengannya saat ini.

Aku berencana untuk pulang ke Jogja, aku sudah cukup kangen dengan Tante Rasti, semua penghuni kost dan kamar kostku. Sore ini aku akan mengambil tiket kereta yang sudah aku pesan via telepon kemarin.

######

Tepat pukul 16.00 aku meluncur ke statiun kereta untuk mengambil tiket pulang ke Jogja. Stasiun di Bandung sangat ramai sore ini. Aku terus berjalan menerobos kerumunan orang-orang yang berdiri menunggu kereta datang ataupun mereka yang baru saja keluar dari kereta.

Aku berhasil sampai di depan loket tiket. Dihadapanku sudah ada perempuan yang usianya mungkin sudah kepala tiga. Dengan ramah dia melayaniku.

" Selamat sore mbak, bisa saya bantu?"sapa ramah si mbak penjaga loket.

Aku membalas senyum yang dia sunggingkan. " Iya mbak, aku mau ambil tiket kereta ke Jogja."

" Mbak udah pesan?"

" Iya. Atas nama Cacha mbak."

" Oke, tunggu sebentar ya mbak saya cek dulu."lanjutnya setelah menggerakkan mouse komputernya. " Iya mbak, tiket kereta api tujuan Yogyakarta untuk besok Rabu, tanggal 8 Februari 2012 pukul 06.00 atas nama mbak Cacha."

" Iya mbak, makasih ya."kataku kemudian menyodorkan uangnya.

Setelah memasukkan tiket di dalam tas, aku bergegas keluar dari area yang sekarang semakin penuh dengan manusia. Sampai di parkiran stasiun, ketika aku hendak mendekat ke mobilku aku merasa mengenali laki-laki yang sedang menutup pintu mobil Nissan X-Trail hitam. Aku berusaha untuk menghindar darinya, tapi itu tidak mungkin. Satu-satunya jalan untuk aku bisa sampai di mobilku, aku harus melewati Ken.

Aku berusaha sesantai mungkin ketika bertemu Ken. Aku masih ragu untuk menyapa Ken lebih dulu, alhasil Kenlah yang menyapaku lebih dulu. Tak banyak yang kami bicarakan. Ken hanya mengatakan tujuannya untuk membeli tiket kereta untuk nanti malam. Kemudian aku pamit untuk pulang. Begitu aku masuk ke dalam mobil, aku langsung tancap gas pulang.

######

Tadi malam bunda sudah membantuku membereskan baju dan barang-barang untuk pulang ke Jogja. Segala macam oleh-oleh untuk penghuni kost dan Tante Rasti sudah aku siapkan. Setelah sholat subuh, aku buru-buru pulang dan bersiap-siap untuk berangkat ke stasiun.

Sekitar pukul 05.15 aku sudah masuk mobil. Bunda dan Kak Dimas yang mengantar aku ke stasiun. Di dalam mobil aku menelpon ayah untuk pamit pulang ke Jogja. Sekitar tiga puluh menit kami sampai di stasiun. Setelah menunggu lima belas menit, aku kemudian pamit kepada bunda dan Kak Dimas.

Begitu peluit kereta berbunyi, kereta segera melaju di atas rel besi. Aku hanya menghabiskan waktu di kereta untuk membaca novel, tidur dan mendengarkan musik.

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang