PART THREE - Chapter 12

26 1 0
                                    


Republish: 21 Juli 2020

Maaf update-nya telat.. Hope you like it! Jangan lupa vote and comment!

-----------------------------------------------------------------------

Pagi ini Ken sudah menelpon memastikan aku ikut melanjutkan pencarian Kayla atau tidak. Aku mengatakan untuk tetap ikut. Melihat aku berganti baju bunda langsung menanyakan kemana aku akan pergi padahal tadi malam aku pulang lebih dari jam sepuluh. Aku masih belum mau menceritakan yang sebenarnya, aku takut jika menambah orang yang tahu akan semakin susah dan repot.

Setelah aku mendengar suara mobil masuk halaman rumah, aku segera pamit pada bunda. Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan bunda yang belum ingin aku jawab sekarang, Ken aku minta untuk tetap di mobil. Cika yang mengira aku pergi untuk jalan-jalan langsung cemberut karena merasa dirinya ditinggal dan tidak diajak.

Di dalam mobil ternyata sudah ada satu penumpang di bangku belakang. Ya siapa lagi kalo bukan Sherin, hantu gadis kecil manis yang sekarang nyuekin aku dan lebih milih bareng sama Ken. Dia langsung tersenyum lebar saat aku duduk dikursi samping sopir dan langsung aku cuekin.

Rencana Ken hari ini adalah mendatangi orang-orang yang kenal Lexa ataupun Kayla. Ternyata mencari Kayla, orang yang hilang gara-gara Lexa lebih sulit daripada mencari alamat di tempat yang baru pertama kali kita datangi. Sampai siang ini kami belum berhasil tahu dimana Lexa menyekap Kayla, padahal sudah hampir enam jam sejak pukul delapan tadi aku dan Ken berputar-putar di jalanan kota Bandung.

Sepertinya Ken mulai lapar karena tiba-tiba dia berhenti di area parkir tempat makan yang menyajikan mie ayam, bakso, nasi goreng, tekwan, dan lain sebagainya, tanpa menanyakan aku mau makan atau tidak. Sebelum aku turun Sherin merengek meminta aku untuk senyum kepadanya.

" Nggak mau, habis kamu sekarang lebih sering sama Ken sih, terus aku dicuekin."kataku pura-pura ngambek.

" Ih, Kak Cacha cemburu ceritanya? Iya deh sekarang aku temenin kakak lebih sering daripada Kak Ken."rayu Sherin.

" Emm, gimana ya? Nanti deh aku pikirin mau nggak ditemenin sama kamu."kataku sambil meninggalkan Sherin di dalam mobil.

######

Sembari menyantap mie ayam pangsit pesanannya, Ken terus menanyakan tempat-tempat dimana Lexa dulu pernah mengajakku pergi. Aku terus berpikir dan mengingat tempat-tempat itu, sambil mengaduk-aduk semangkuk bakso di hadapanku. Tapi mungkin karena aku sudah tidak ingin mengingat tentang Lexa lagi makanya aku masih belum bisa ingat tempat yang paling Lexa anggap markasnya.

Setelah aku dan Ken selesai makan, kami memilih istirahat di taman dekat rumah makan tadi. Sambil makan ice cream aku melihat Sherin yang masih berusaha mendapat kembali perhatianku dengan tingkahnya yang lucu dan aneh-aneh. Tiba-tiba Sherin duduk diantara aku dan Ken.

" Kalo jalan-jalan kayak gini aku jadi inget sama mama papa."kata Sherin tanpa ada ekspresi sedih disana.

" Kenapa emang?"tanya Ken.

" Ya karena sekarang aku kayak lagi diapit sama mama sama papa. Papanya Kak Ken dan mamanya Kak Cacha. Hhehehe..."jawab Sherin sambil cengengesan.

Aku pura-pura menjewer telinga Sherin. " Kamu kan lagi ngerayu aku biar aku nggak ngambek lagi, kenapa sekarang kamu malah ngejek aku?"kataku.

" Habisnya Kak Cacha gitu sih, ngambek. Ya udah aku ejek aja biar kakak ngomong."

" Udah sih Cha, maafin aja. Lagian kan Sherin lagi seneng aja di samping aku, biasanya juga kalo di kost dia sama kamu. Atau kamu nggak rela Sherin deket-deket aku, kamu cemburu ya kalo Sherin deket sama aku."goda Ken.

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang