Terik sinar menyengat saat upacara membuat kepala cenat cenut bagai kepala mau pecah.
Berlangsung khidmat tetapi tidak denganku, berdiri tidak tegak sedari tadi.
Bagai bumi berputar,terus,dan terus
Gelap.
"Ayo dong bangun,jangan bikin aku khawatir kayak gini"suara itu terdengar samar.
"Bangun eh" suara kedua terdengar hingga ketiga kalinya.
Kedipan mata perlahan kulakukan.
Bayang. Semua disekitar terasa blur."Syukurlah,bagaimana keadaanmu?ada yang sakitkah?nih minum dulu"kata orang itu sambil menyondorkan segelas air minum.
Baru kusadari ternyata dia yang mengkhawatirkanku. Buat apa?
Perhatianmu seakan memberikan jawaban atas perasaanku,apakah benar begitu?entahlah."Makasih' satu kata yang hanya terucap dari bibirku.
Mungkin masih trauma atas perhatian dia yang hanya suntingan belaka.
Palsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
PuisiKetika cinta tak terbalas aku hanya bisa menunggu dan merasakan rasa sakit.