7. Angry And Worry

256 30 0
                                    

Hari ini pelajaran olahraga bersama. Jadi, setiap sebulan sekali di hari selasa, perkelas akan dibimbing oleh senpai kelas 2. Kelas 1-1 akan dibimbing kelas 2-1. Lalu kelas 1-2 akan dibimbing kelas 2-2. Dan seterusnya. Anak kelas 3 memiliki jadwal yang tersendiri. Dan beruntungnya, aku akan dibimbing oleh kelas Sei, yaitu kelas 2-1.

"Nah, hari ini materi kita adalah basket. Bagi para anak kelas 2, kalian semua sudah menguasai dasar-dasar permainan basket bukan? Nah, sensei minta untuk kalian mengajarkan itu pada para kouhai kalian."Ujar sensei yang mengajarkan pelajaran olahraga ini. Aku lupa siapa namanya. Setelah instruksi selesai diberikan, semua anak kelas 2 berpencar mencari adik kelas yang akan diajar oleh mereka. Aku melihat sekeliling, Yuuka-chan diajari oleh senpai perempuan, yang kalau tidak salah dia pemain inti di tim basket putri sekolahku. Dan beberapa teman sekelasku sudah mulai diajari oleh beberapa senpai.

"[Name]..."Aku menengadahkan kepalaku, ternyata itu Sei. Ia menatapku dengan senyuman yang paling kusukai itu.

"Kau mau mengajariku? Aku tak tahu apa-apa tentang basket loh."Ujarku sambil tertawa pelan.

"Kenapa tidak? Aku akan membimbingmu dengan sabar sampai kau bisa melakukannya."Sei mengambil bola basket yang tergeletak di lantai gym. Lalu mulai mengajariku mengenai dribble dan shoot.

"Letakkan jari-jarimu dengan benar, lalu ukur kira-kira jarak yang akan bolamu tempuh. Setelahnya, dorong dengan kekuatan yang pas."Aku mencoba seperti apa yang dikatakan Sei. Setelah mengira-ngira jaraknya, aku melemparkan bolaku. Dan Masuk! Ini percobaan pertama! Aku menatap Sei dengan tatapan senang.

"Sei! Bolanya masuk! Padahal ini percobaan pertamaku!"Seruku senang. Sei dengan bangga mengelus-elus surai [Hair Colour]ku. Setelah aku selesai berlatih, kami beristirahat. Kami berbincang di pinggir lapangan santai, hingga-

BUAAK!

Sebuah bola basket mendarat tepat di hidungku. Aku meringis kesakitan, tanpa sadar air mataku mengalir karena sakit. Setelah beberapa detik, aku baru sadar kalau hidungku juga mengeluarkan darah segar. Dengan spontan, aku menahannya dengan jari-jariku, agar tak ada darah yang berceceran di lantai.

"Siapa yang melempar bola itu?"Aku mendengar suara Sei dengan nada yang lebih buruk daripada yang kudengar di Maji Burger kemarin itu. Aku menatapnya yang sedang berdiri menghadap siswa-siswi yang kini terdiam dan tak bersuara sedikitpun. Gym sangat hening, hingga Sei memecah keheningan.

"Aku bertanya, dan kalian tak menjawab? Apa mulut kalian itu tak ada gunanya? Apa harus kupotong lidah kalian agar kalian tak bisa berbicara lagi?"Untuk pertama kalinya aku mendengar Sei berujar dengan kata-kata pedas seperti itu. Lalu tak lama ada yang menjawab pertanyaan Sei.

"T-Takebayashi yang melakukannya senpai!"Sei menatap pria yang bernama Takebayashi itu. Kalau tak salah, dia sekelas denganku.

"Temui aku di ruang osis sepulang sekolah. Jangan berusaha kabur atau kau tahu akibatnya."Ujar Sei. Lalu ia menggendongku ke ruang kesehatan.

Sesampainya di sana, ia menidurkanku di atas kasur. Lalu mengambil kain untuk menyeka darah yang masih mengalir dari hidungku.

Sekitar 4 kain penuh dengan bercak darahku. Untungnya setelah itu, tidak ada darah yang keluar dari hidungku lagi.

"Daijoubu ka, [Name]?"Tanya Sei. Tatapan matanya membuat dadaku hangat.

"Daijoubu, hidungku sudah tak mengeluarkan darah bukan? Setelah istirahat aku akan masuk kekelas."Ujarku meyakinkan.

"Tidak, kau harus tetap disini. Lagipula, habis ini pelajaran terakhir. Aku akan meminta izin pada gurumu sehabis ini. Nanti sepulang sekolah, aku akan mengantarmu. Tidak ada penolakkan."Akhirnya aku mengiyakan ucapan Sei. Toh, walaupun aku tak mau, pada akhirnya dia akan memaksa dan aku diwajibkan untuk menerimanya.

Aku merasa senang dengan semua yang Sei lakukan padaku. Dadaku terasa hangat setiap melihat senyumannya. Mendengar namanya saja aku sudah berdebar-debar. Jujur aku tak mengerti apa yang terjadi padaku. Apa sebaiknya aku bercerita kepada Yuuka-chan ya?

.

Hai! Maaf ya Yuu-chan baru update. Soalnya Yuu-chan kehabisan kuota dan harus menunggu hari senin untuk mendapatkan wifi di sekolah :( . Tapi karena kebaikan hati dari neechannya Yuu-chan, Yuu-chan bisa update hari ini dengan hotspot darinya 😂😂😂. Maaf ya kalau ceritanya sedikit membingungkan #kaloadayangnggakngerti.

Pokoknya thankyouu buat yang mau baca cerita Yuu-chan ini. Hehehe. Kalo ada kritik / saran, bilang aja ya.

My Precious Day With Akashi SeijuurouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang