9. Date

232 30 2
                                    

Hari ini aku sudah siap untuk pergi ke taman bermain bersama Sei. Aku berangkat menuju sekolah pukul 09.30. Sembari berjalan, aku membeli eskrim coklat untuk cemilan. Kupikir aku akan sampai duluan, ternyata disana sudah ada Sei yang sedang bersender di pohon. Ia memakai kemaja merah kotak-kotak dengan jeans berwarna biru tua.

"Sei! Ohayou!"Seruku. Dengan senyum yang tak tertahankan, aku menyapa Sei.

"Ohayou [Name]."

"Sudah menunggu lama?"Tanyaku padanya. Ia menggeleng.

"Baru dua puluh satu menit tiga belas detik sebelum kau menyapaku tadi."Jawabnya. Aku aku tertawa garing. Sei bahkan sampai menghitung detiknya.

"Seharusnya kau datang jam 10 tepat saja. Kau jadi menungguku lama kan."Ujarku.

"Tak masalah. Yang masalah itu, jika aku yang membuatmu menungguku"Ucapannya membuat pipiku merona. Aku menunduk dan dia tertawa sembari mengelus rambutku.

"Sudah-sudah. Ayo kita berangkat."Aku mengangguk, lalu menggandeng tangan Sei spontan. Ia sempat tersentak dan menatapku. Tapi ia tersenyum. Apa perbuatanku itu salah ya?

.

Kita menaiki kereta ke Tokyo. Sebenarnya, aku sedikit bingung. Bukankah di Kyoto juga ada taman bermain? Aku hanya terdiam dan menatap pemandangan dalam diam.

Satu jam kemudian kita sampai di stasiun daerah Tokyo. Saat kita keluar dari stasiun, sudah ada sebuah mobil berwarna hitam yang menunggu. Setelah melihat Sei keluar dari stasiun, pria yang berada di samping mobil langsung membukakan pintu untuk kita berdua.

"Ayo masuk [Name].."Aku langsung memasuki mobil yang menurutku sangat luas ini.

Sejujurnya aku merasa canggung berada di mobil ini hanya berdua dengan Sei. Karena ini pertama kalinya aku menaiki mobil bersama pria selain dengan saudaraku dan supirku.

Perjalanan berlangsung cukup lama dan tanpa sadar aku tertidur. Semalam aku tidak mendapat tidur yang cukup karena terlalu bersemangat pergi ke taman bermain. Aku turun dari mobil mewah milik Sei dan menatap taman bermain yang merupakan tujuan kami.

Sei menarik tanganku dan membawaku melewati pintu gerbang VIP, dimana orang-orang tidak perlu mengantri dan menunggu pembelian tiket lagi.

"[Name], aku menyerahkan semua pilihan padamu."Mendengarnya aku merasa begitu bersemangat dan aku segera menarik Sei menuju permainan yang paling disukai kakakku saat ia ketaman bermain beberapa tahun silam. Roller Coaster.

Namun saat mencapai tempat permainan, aku meneguk air liurku sendiri. Permainan itu tidak seindah yang diceritakan kakakku. Permainan itu mengerikan. Orang-orang akan dibawa berputar 360° dengan kereta berkecepatan tinggi. Aku berfikir berulang kali akan menaiki permainan itu atau tidak. Namun aku tidak enak pada Sei karena sudah menariknya sejauh ini.

"Kau tidak perlu melakukannya jika kau tidak mau. Sudah kukatakan, aku menyerahkan semua pilihan padamu, jika kau tidak ingin menaikinya, maka kau hanya perlu memilih yang lain."Sei tiba-tiba berujar. Aku menatapnya, lalu ia hanya tersenyum.

Akhirnya aku memilih untuk menaiki komidi putar. Aku menaiki sebuah kereta kuda. Dan Sei menaiki sebuah kuda putih di sampingku. Aku jadi teringat dongeng Cinderella. Sei seperti pangerannya dan aku seperti Cinderella. Wajahku memerah sendiri memikirkannya.

Lalu aku mengajak Sei menaiki cangkir putar. Namun aku melihat ada sebuah stand yang menghadiahkan sebuah boneka berbentuk rubah merah sebesar anak berumur 5 tahunan. Aku terpaku beberapa saat karena melihat boneka yang begitu lucu itu.

"Jika kau bisa memasukan bola basket ini ke dalam ring dari three point sebanyak lima kali, maka kau bisa mendapatkannya."Ujar paman penjaga stand sambil tersenyum simpul. Aku sedikit kecewa karena aku belum mahir menembak walau aku pernah diajari Sei waktu itu.

"Boleh kucoba paman?"Sei memberikan sejumlah uang pada paman itu dan mengambil bola basket yang disodorkan oleh paman itu.

"Sei, ganbatte yo!"Seruku. Sei tersenyum dan memasukan bolanya. Bolanya masuk dengan sempurna! Aku terus menyemangati Sei. Dan hasilnya ia berhasil memasukan semua bola kedalam ring! Paman itu memberikan boneka rubah itu padaku dan aku memeluknya erat. Sei sempat berbincang dengan paman itu, dan kulihat paman itu terlihat bahagia.

Setelah melihat jam, ternyata kami melewati jam makan siang. Sudah pukul 1 lewat sepuluh menit. Kami memutuskan untuk masuk ke salah satu cafe di taman bermain ini. Sei memesan seporsi Pasta Fettucini Carbonara dan segelas Ice Cappucino. Aku memesan seporsi Steak Tenderloin dan segelas Chocolate Milkshake.

Sembari menunggu pesanan, aku memperhatikan sekeliling. Mataku bersirobok dengan seseorang yang sangat tak asing buatku.

"Yuuka-chan!"Seruku. Ia melambaikan tangannya berlari kecil menuju meja kami.

"[Name]-chan, kami tak menyangka akan bertemu denganmu. Ah, ada Akashi-senpai juga. Konichiwa, senpai."Ujar Yuuka-chan.

"Konichiwa, Kanzaki-san, Kuroko."Aku sempat bingung mendengar perkataan Sei. Namun setelah mencernanya, dan melihat sebuah surai berwarna biru di samping Yuuka-chan, aku baru menyadari bahwa disitu ada Kuroko-san.

"Ah, konichiwa Kuroko-san. Maaf, aku tidak melihatmu tadi."Ujarku sambil menunduk.

"Tidak apa, aku juga sudah terbiasa."Kuroko-san dan Yuuka-chan duduk dimeja kami. Tadinya yang aku duduk bersebrangan dengan Sei, berpindah ke sebelah Sei karena Yuuka-chan ingin duduk di sebelah Kuroko-san. Mereka juga memesan makanan. Dan pesanan kami datang bersamaan.

Setelah menghabiskan makanan, kami berbincang banyak. Sei sedang ke kasir untuk membayar, Kuroko-san sedang ke toilet dan aku hanya berdua dengan Yuuka-chan.

"Ne ne, apa kau dan Akashi-senpai sudah menjadi sepasang kekasih sekarang? Kalian kencan sampai ke Tokyo, aku tidak pernah menyangkanya."Ujar Yuuka-chan tiba-tiba.

"E-eh, ki-kita bukan sepasang kekasih kok! Kita hanya jalan-jalan ke taman bermain! B-bukan kencan!"Seruku panik. Lalu aku memainkan ujung rambutku. "A-aku belum tahu apa aku menyukai Sei atau tidak. Aku juga belum tahu Sei menyukaiku atau tidak."Bisikku pelan. Yuuka-chan tersenyum dan ingin membalas sesuatu, namun Sei sudah kembali. Begitu pula dengan Kuroko-san.

'Kau berhutang cerita padaku [Name]-chan.'Ujar Yuuka-chan tanpa suara.

"Suya, [Name]-chan, Akashi-senpai! Bagaimana kalau kita double date?!"Celetuk Yuuka-chan tiba-tiba. Aku yakin Yuuka-chan sedang merencanakan sesuatu yang entah baik atau buruk untukku kedepannya.

"Kenapa tidak?"Tanya Sei. Kuroko-san juga mengangguk. Aku tidak bisa dan mungkin menolak.

.
.
"Terimakasih karena sudah membuatnya tersenyum. Aku akan memberimu hadiah yang tak terduga karena telah membuatnya tersenyum bahagia."
.
.

___________________________
I'm backkk! Siapa yang kangen ama Yuu-chan? Gaada ya? 😂😂 Maafkan Yuu-chan yang tidak mengupdate-update cerita ini. Aku tukang PHP maaf 😭😭😭 Yuu-chan panjangin part yang ini dan part 10  sebagai permintaan maaf. Maaf banget maaf :'( Bingung mau lanjutinnya gimana, Yuu-chan itu pikun akut, jadi gampang lupa. Pokoknya sorry buat semua yang udah nungguin cerita ini. Thank you juga buat KanazawaYuuka yang udah bantuin cari konsep buat cerita ini. Double update hari ini khusus buat dia. Laf laf 💕

My Precious Day With Akashi SeijuurouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang