Part 1 : Unpleasant Beginning

235 8 3
                                    

HAI! How are you guys? Maaf yaa lama banget aku liburnya. Hehehehe.... sekarang aku datang dengan 21 chapter cerita yang aku berharap as always kalian suka >_< Aku coba untuk update lebih dari 1 chapter perharinya. Hope you guys enjoy it!!!!      

Aku membuka mataku dan mengerjap-ngerjapkannya beberapa sekali sampai pandanganku jelas. Ah ya, hari ini hari pertama di kelas Senior, aku akan lulus SMA tahun ini. Aku harus melakukan yang terbaik!

"Pagi, Justin! Ayo cepat siap-siap, kamu hampir terlambat!" kata Lorreley bersemangat. Lorreley adalah nanny-ku sejak kecil sampai sekarang. Wanita cantik berketurunan Amerika Latin bisa dibilang dia satu-satunya orang dirumah ini yang sangat sabar kepadaku. Dia sendiri sudah berumur lebih dari 50 tahun dan merupakan salah satu pelayan terlama yang ada dirumah ini.

"Ya," jawabku malas lalu berjalan kekamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Setelah selesai, aku berjalan keluar kamar dan melihat Lorreley sudah menyiapkan baju untukku. "Lorreley, dimana Flanel merah kesukaanku?" tanyaku.

"Emm.. kurasa Nyonya Elli sudah membuangnya," kata Lorreley agak takut.

"Kenapa??" tanyaku marah.

"Beliau bilang, beliau tidak suka modelnya," kata Lorreley.

"Astaga! Aku yang menggunakannya, bukan dia! Cari baju seperti itu, atau apalah. Yang mirip, aku mau baju itu secepatnya!" kataku kesal lalu memakai baju yang sudah disediakan Lorreley.

"Jangan marah-marah...," Lorreley mencubit pipiku dan aku menghela nafas kesal.

"Atur saja juga model celana dalamku!" aku menghentakkan sepatuku dan berjalan keluar kamar.

Aku berusaha mengatur wajahku dan duduk dimeja makan. Ayah dan ibu sudah ada disitu. "Pagi," kataku pelan lalu mengambil roti dan selai.

"Selamat pagi," jawab mereka.

"Justin, mulai saat ini kamu serius disekolah ya? Kamu harus lulus dengan nilai yang baik," kata Ibu senang.

"Ibumu benar, Nak," kata Ayah.

"Aku selalu berusaha yang terbaik. Akan lebih baik kalau aku bisa melakukannya dengan caraku sendiri," kataku lalu mulai makan. Aku menatap bangku kosong disebelahku lalu menghela nafas.

Ayah dan Ibu terlibat pembicaraan ringan, mengenai bisnis, angka saham, dan apalah itu. Bagiku, pembicaraan seperti itu sudah biasa. Aku juga perlahan-lahan mengerti tentang itu, bukan hal yang sulit ketika kamu mendengarnya tiap hari.

Aku menghabiskan gigitan roti terakhirku dan meminum segelas susu. "Aku berangkat," kataku lalu mengambil tas-ku.

"Hati-hati," kata mereka bersamaan.

Aku melangkah ke arah Ferarri-ku yang sudah dipanaskan oleh Hunter, dia salah satu pekerja khusus untuk Mom. Dia sudah lama sekali ikut keluarga kami, bahkan sebelum aku lahir. Dia tidak banyak bicara, tapi aku sendiri tidak terlalu berminat bicara dengannya. Kembali ke fakta pertama, aku hanya bicara banyak dengan Lorreley.

Anyway, namaku Justin Bieber. Ayahku Derrick Bieber, dan ibuku Elli Bieber adalah pemilih perusaha besar Bieber Company. Perusahaan itu bergerak dibidang mesin otomotif dan cukup sukses menurutku. Sudah dua generasi perusahaan ini bergerak dan aku akan jadi penerus ketiga nanti.

Kekayaan dan popularitas Ayah membuatku juga jadi popular disekolah. Sejak awal SMA, aku terkenal hanya mengencani gadis-gadis populer saja. Satu hal, hubungan itu hanya bertahan paling tidak 1 bulan. Aku banyak menyakiti hati gadis tapi.. entahlah, kurasa mereka hanya sedih karena aku tidak akan lagi memberikan mereka uang jajan.

Nobody ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang