I should go

1K 16 4
                                    

Selesai belanja
"Kita makan yuk" ajak Leo
""Krruuuuk"" perut Dinda berbunyi, Dinda tersenyum tak berdosa kepada Leo
Ketika Pesanan datang tiba-tiba
""Prang"" piring Di depan Leo berjatuhan wanita di depan Leo kejang-kejang dan pingsan
Leo membawa Dinda ke rumah sakit
"Maaf anda tidak boleh masuk silahkan tunggudi luar" cegah seorang perawat kepada Leo yg mencoba menerobos pintu UGD.
Telepon Leo berbunyi
"Ya pah, Leo di rumah sakit orang yg mau Leo kenalin ke Papah masuk rumah sakit" telepon pun terputus
Dinda di pindahakan keruang ICU dengan segala macam alat penunjang kehidupan. Leo tidak selalu bisa menemani Dinda 24 jam karena Leo harus mengurus usahanya juga.
Seminggu berlalu
"Sudah kamu pulang aja, kamu terlihat kurang baik, Dinda masih butuh kamu lebih lama" karel menenangkan Leo
"Iya yah"
Pagi haru
" permisi Dok" Karel memasuki ruangan Dokter
"Saya ayah dari pasien yg bernama Dinda
" Dinda terkena peradangan selaput otak, Pak" jawab dokter
"Berapa lama dia akan melewati masaa komanya" tanya Karel
" kita tidak bisa mengetahuinya secara pasti Pak, belum ada kemajuan pada diri pasien" jelas dokter
"Saya ingin memindahkannya ke sweetland Dok, agar dia bisa mendapatkan perawatan yg lebih baik, tapi beri tahu pemuda yg selalu menemani Dinda itu bahwa dia telah tiada" mohon Karel
"Bukankah dia putra anda pak" tanya Dokter heran
" besok apakah kita bisa memindahkannya" tanya Karel
" ya tentu saja Pak" mennyanggupi perkataan Karel
" kalau begitu terima kasih Pak, saya permisi dulu" berlalu meninggalkan dokter
Karel mengambil handphonenya dan menelpon sesorang
"Leo, Dinda telah meninggalkan kita,, jasadnya telah di ambil keluarganya"
Jelas Karel pada Leo
Tidak ada jawaban apapun dari Leo. Karel tau Leo sangat terluka jadi Karel memutuskan sambungan teleponnya

Pov Leo
"Maafin gue Din, semua gara-gara gue, Loe sekarang udah pergi ninggalin gue, bahkan jasad Loe aja nggak bisa gue temuiin" tangis Leo
"Apa jasad" Leo baru menyadari bahwa ayahnya tadi mengatakan bahwa Ibu Dinda telah mengambil jasadnya, "Dinda nggak pernah cerita soal ibunya sama gue," kesal Leo.
Leo menelpon seseorang
"Ian gue ke cafe Loe yaa, sekarang, ok" telepon terputus
- di cafe
"Ian Dinda punya Ibu nggak," tanya Leo
"Ya punyalah emang Dinda mau lahir dari mana, emang kenapa Dinda baik-baik aja kan" tanya Rian mengoyang Leo
"Dia udah nggak ada, Ibunya udah membawa dia" jelas Leo
"Loe tahu ibunya di mana" sambung Leo
Rian hanya menggelengkan kepalanya.

Dua minggu berlalu sejak kepergian Dinda, Leo hanya menyibukkan diri dengan pekerjaannnya.

Pov Dinda
Dinda belum sadar dari komanya
"Pak bagaimana keadaan anak saya" tanya pria paruh baya yg tidak lain adalah Karel di ruang dokter
"Belum ada perkembangan yg baik Pak, kemungkinan untuk sembuh dan pulih itu sedikit sekali karena virus itu menyerang sudah menyerang indera penglihatan dan telinga sebelah kirinya, jika dia sadar kadang emosinya akan sulit terkendali.
2 minggu kemudian
Pov Karel
" Cindy sudah menunggu kamu, kapan kamu akan melangsungkan pernikahanmu" tanya karel pada Leo terus saja sibuk pada layar laptopnya.
"Pah, bisakah kita jangan membahas ini dulu, Leo butuh waktu untuk ini semua " jawab Leo
" jika kamu tidak ingin menikah katakan, jangan mengantungkan perasaan seseorang bahkan semua orang seperti ini," tegas Karel
"Pah, ini proyek besar Leo harus memenangkan tender ini agar cukup untuk hidup kami nanti" jelas Leo pada ayahnya

Dinda sadar dari massa komanya, rambutnya semakin menipis penglihatannya jauh lebih buruk dari biasanya, wanita bersama pria berseragam putih terlihat samar-samar dan mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu di depan ruangan tempat Dinda di rawat.
Karel segera pergi ke sweetland setelah mendengar Dinda sadar dari komanya
"Dinda, bagaimana kabarmu" tanya pria berjas hitam bersuara di depan Dinda
" saya merasakan lebih baik, Bapak siapa" jawab Dinda.
"Gunakan ini (memberikan kaca mata) tadi dokter menitipkan ini kepada saya"
"Pak Karel, bagaimana Bapak bisa di sini" tatap Dinda dengan kebingungan
"Saya yg membawa kamu ke sini, ini sweetland" jelas karel
"Tapi saya harus berkata jujur kepada kamu, saya mengatakan kepada Leo kalau kamu sudah tiada, Karel akan saya jodohkan dengan anak sahabat kecil saya, anaknya bisu, saya ingin dia menikah dg Leo, bukan saya bermaksud untuk memisahkan kamu dengan Leo, tapi Cindy tak akan bisa mendapatkan pasangan karena kekurangannya, dan saya memohon kepada kamu untuk menjauhi Leo, dan buatlah kamu dan Leo tak bisa bersatu walau saya tahu Leo sangat mencintai kamu, begitu juga sebaliknya, saya akan memberikan apa saja yg kamu pinta , saya berjanji" sambung karel berlutut di depan tempat tidur Dibda dan melipat tangan memohon
"Pak saya sangat mencintai Leo, tapi rasa cinta saya kepada Leo tak sebesar cinta saya ke ayah saya, iya saya akan menjauhi Leo Pak, Terima kasih sudah mengobati saya" Dinda menangis
Karel pun kembali berdiri
"Terima kasih saya akan kembali 4 hari lagi, kamu harus menjalani pengobatan dengan sebaik-baiknya agar dapat kembali bekerja di kantor saya" sambung Karel sambil tersenyum
"Baik, terima kasih Pak" mencium tangan Karel,
Karel pergi
Malam hari
Dinda bangun dari tempat tidurnya untuk berjalan-jalan, rumah sakit tampak lengang sambil membawa kantong infusnya Dinda, berjalan dengan perasaan sedih kalau cerita cintanya berakhir tak bersama.
Dinda sampai di atas gedung rumah sakit Dinda berpikir pergi adalah jalan terbaik
Dinda menutup mata dan merasakan dinginnya angin menusuk kulitnya ketika waktu terasa berhenti
" woi mau ngapain lo" suara bariton memecah keheningan malam itu
"Kalo Loe mau mati, tunggu sebentar ya, gue mau turun nanti gue yg jadi tersangka atau saksi malas banget, mau mati aja harus nyusahin orang" celetuk pria itu
Perasaan putus asa Dinda berubah jadi kekesalan yang membara
Ketika Dinda menutup mata dan memantapakan hatinya dengan jalan yang dipilihnya ini
"Tuhan peluk aku bersamamu" (batin Dinda)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang