3. Amba, Ambika, Ambalika

839 20 0
                                    

Dari perkawinan Raja Santanu dan Permaisuri Satyawati lahirlah sepasang putra kembar yang tampan. Yang terlahir lebih awal bernama Citragada, sedangkan putra yang satunya bernama Citrawirya. Kehidupan keluarga kerajaan Hastinapura saat itu benar-benar diliputi oleh kebahagiaan. Dua puluh tahun kemudian, Raja Santanu mangkat. Bisma sangat berduka atas kepergian ayahandanya tercinta. Sebelumnya Sang Raja berpesan pada Bisma untuk menjaga adik-adiknya yang masih membutuhkan bimbingan, dan juga meminta padanya agar selalu menjaga Hastinapura. Bisma memang sangat menyayangi kedua adiknya tersebut, dan begitupun dengan Citragada dan Citrawirya yang juga sangat menghormati Bisma. Citragada dikenal memiliki kemampuan bela diri yang hebat, sedangkan Citrawirya yang dikaruniai kecerdasan tinggi lebih tertarik mempelajari ilmu politik dan kenegaraan.

Pangeran Citragada akhirnya naik tahta sebagai Raja Hastinapura menggantikan ayahnya. Bisma Dewabrata sendiri yang menyematkan mahkota kerajaan kepada adiknya tersebut. Penobatan Citragada sebagai Raja Hastinapura sekaligus sebagai wujud terpenuhinya syarat yang diajukan oleh Ibu Ratu Satyawati pada Raja Santanu beberapa tahun yang lalu. Dalam menjalankan roda pemerintahan Hastinapura, Citragada banyak menerima bimbingan dan masukan dari sang kakak, Bisma, yang memang sudah sangat faham dengan seluk beluk urusan kenegaraan.

Pada suatu ketika, Citragada berkunjung ke negeri Kosala untuk menghadiri pertemuan para raja. Dalam perjalanan pulang, rombongan kerajaan Hastinapura tiba-tiba diserang oleh kawanan Denawa. Mereka adalah golongan makhluk gaib berwujud mengerikan. Tubuh tinggi besar, rambut gembel panjang, mata merah bersinar, hidung yang besar, serta gigi bertaring. Umumnya Denawa memang berwatak jahat, sangat bengis, dan tidak menyukai manusia. Dalam pertempuran yang berlangsung dengan sengit itu, para Denawa akhirnya berhasil dibasmi oleh pasukan Hastinapura. Namun sayang, Citragada terkena tembakan panah beracun hingga membuatnya tak berdaya. Para punggawa berusaha keras untuk menyelamatkan Citragada, namun nyawa Raja muda itu tak dapat tertolong lagi.

Kematian Citragada sontak menggegerkan istana Hastinapura. Ibu Satyawati seperti tak percaya bahwa putranya telah tiada. Bisma Dewabrata pun sangat terpukul dengan kematian Citragada yang begitu cepat. Sepeninggal Citragada, maka sang adik, Citrawirya kemudian diangkat sebagai Raja Hastinapura. Citrawirya memang seorang pangeran yang cerdas dan cakap. Hanya saja ia memiliki jasmani yang lemah hingga sering sakit-sakitan. Agar peristiwa yang menimpa Citragada tak terulang lagi, maka kini Bisma selalu menyertai Citrawirya manakala ia harus melawat ke negeri yang jauh.

Suatu ketika Kerajaan Kasi menyelenggarakan suatu sayembara untuk mencari jodoh bagi ketiga putri Raja Kasi yakni Dewi Amba, Dewi Ambika, dan Dewi Ambalika. Ketiga putri itu memiliki paras yang sangat cantik sehingga mengundang minat para raja dan ksatria untuk datang mengikuti sayembara tanding tersebut. Ibu Satyawati mendengar kabar mengenai sayembara akbar tersebut. Kebetulan memang sudah saatnya bagi Citrawirya untuk memiliki permaisuri. Maka Ibu Suri lantas meminta kesediaan Bisma untuk memboyongkan ketiga putri Kasi tersebut untuk Citrawirya. Bisma menyanggupi permintaan Ibu Satyawati. Maka dengan mengendarai kereta kencana berangkatlah ia ke Negeri Kasi untuk mengikuti sayembara atas nama Raja Hastinapura.

Setelah menempuh perjalanan panjang, sampailah Bisma di Kerajaan Kasi. Namun sayangnya, Bisma datang terlambat. Sayembara itu telah usai ketika Bisma baru saja tiba disana. Pemenang dari sayembara tersebut adalah seorang raja sakti bernama Salwa dari kerajaan Swantipura. Dewi Amba sendiri sebenarnya sudah sejak lama memendam rasa suka pada Raja Salwa. Makanya ia sungguh bahagia ketika melihat Salwa berhasil memenangkan Sayembara itu. Ketika Salwa baru saja hendak membawa pulang ketiga putri itu ke negerinya, Bisma datang menghadap Raja Kasi. Semua orang disana jelas mengetahui siapa Bisma Dewabrata termasuk juga Raja Salwa.

"Salam, Yang Mulia," ucap Bisma. "Saya datang kemari atas nama Raja Hastinapura.

"Diberkatilah engkau, putra Gangga yang perkasa," ucap Raja Kasi. "Seperti yang kau tahu bahwa sayembara ini telah berakhir, dan ketiga putriku telah menentukan pilihannya pada Raja Salwa."

Mahabharata DewanagariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang