Raja Pandu Dewanata memerintah Hastinapura dengan adil dan bijaksana. Sang Raja bercita-cita ingin menyatukan seluruh Bharatawarsa di bawah panji Hastinapura. Pandu adalah seorang pemimpin militer yang ulung, seperti halnya Bisma Dewabrata. Ia telah berhasil meraih banyak kemenangan di medan perang, hingga Hastinapura dapat menguasai banyak kerajaan seperti Dasarna, Anga, Kalinga, Magadha, dan lain-lain. Pandu Dewanata berhasil membawa Hastinapura pada puncak kejayaan. Di bawah kepemimpinannya, Hastinapura semakin meneguhkan citranya sebagai kerajaan adidaya.
Dari perkawinannya dengan Dewi Kunti, Pandu Dewanata dikaruniai tiga orang putra. Sedangkan dari Dewi Madri, Sang Raja memperoleh sepasang putra kembar. Putra-putra Pandu tersebut kemudian dikenal sebagai Pandawa Lima. Mereka bukanlah manusia biasa karena Dewata telah menganugerahkan keistimewaan pada para putra Pandu saat mereka dilahirkan. Dewi Kunti memang kembali mempergunakan Aji Aditya Hardaya pemberian Resi Durwasa demi membantu proses kelahiran putra-putranya. Dengan kekuatan mantra suci tersebut, Kunti memanggil Raja Para Dewa, Batara Guru, dan memohon padanya agar berkenan memberikan karunia atas keturunannya. Batara Guru mengabulkan permintaan Dewi Kunti, dan kemudian mengirimkan tiga Dewa untuk mendampingi proses kelahiran putra-putra Kunti, sekaligus melimpahkan berkatnya. Ketiga Dewa itu adalah Dewa Dharma, Dewa Bayu, dan Dewa Indra.
Saat Dewi Kunti melahirkan putra pertama Pandu, Dewa Dharma, Sang Dewa Kebijaksanaan, datang untuk memberkati bayi tersebut. Atas karunia Sang Dewa, bayi itu terlahir dengan keistimewaan yakni berdarah putih, sebagai tanda bahwa raga bayi itu telah disucikan untuk selama-lamanya. Sang Dewa berkata bila bayi tersebut sampai pada masa dewasanya akan tetap dalam keadaan suci dan bersih dari segala dosa, dan ia akan menjadi seorang manusia yang arif bijaksana. Bayi tersebut kemudian diberi nama Yudistira. Dewi Kunti kemudian melahirkan dua orang putra lagi, yakni Bima dan Arjuna. Bima terlahir dengan membawa keistimewaan yang dicurahkan Dewa Bayu, Sang Penguasa Angin. Sedangkan putra ketiga, Arjuna, mendapat limpahan berkat dari Dewa Indra, Sang Pemimpin Para Dewa, sekaligus Dewa Perang. Tak lama berselang, permaisuri kedua Raja Pandu yakni Dewi Madri melahirkan sepasang bayi kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa. Bayi-bayi Madri tersebut juga terlahir dengan keadaan istimewa karena telah diberkati oleh Dewa Kembar Aswin, Sang Dewa Pengobatan. Madri memperoleh anugerah dari Dewa Aswin ketika ia berkunjung ke Kahyangan.
Sementara itu, Dewi Gandari istri dari Destarata merasa iri hati tatkala melihat Dewi Kunti telah melahirkan Yudistira. Gandari lalu berdoa pada Dewata agar dirinya lekas dikaruniai keturunan, dan ia berharap bisa memiliki banyak anak. Namun Dewata tak kunjung mengabulkan keinginan Gandari. Bahkan setelah Kunti melahirkan putra keduanya, Bima, Gandari belum juga menampakkan tanda-tanda kehamilan. Merasa marah dan kecewa, Gandari dengan ditemani kakaknya, Sangkuni kemudian melakukan ritual pemujaan pada Batari Durga, Sang Penguasa Alam Bawah Setra Gandamayit. Sang Ratu Denawa mendengar keluh kesah Gandari.
"Janganlah engkau merasa bersedih, Gandari," kata Batari Durga. "Aku bukanlah seperti penguasa Jongringsaloka yang pilih kasih, karena aku adalah Ratu yang murah hati."
"Dengarlah, Gandari. Tak lama lagi engkau akan melahirkan seratus orang anak. Masing-masing dari mereka akan menerima berkah dari Alam Gandamayit. Maka bahagiakanlah hatimu, Gandari."Gandari merasa sangat senang karena doanya telah dikabulkan oleh Batari Durga. Rasa iri hati dan kecewa telah membuatnya gelap mata hingga ia memilih untuk berpaling ke sisi gelap Kahyangan. Meski demikian ia bertanya-tanya dalam hati bagaimana bisa ia nanti melahirkan seratus orang anak. Namun Gandari tak mau ambil pusing. Ia siap menerima segala konsekuensi akibat dari perbuatannya tersebut. Batari Durga sendiri sebenarnya memiliki kepentingan tersembunyi. Ia mengetahui Langit Jongringsaloka telah menurunkan seorang manusia pilihan melalui rahim Dewi Kunti. Batari Durga yang merasa dendam pada Batara Guru tak bisa tinggal diam melihat Para Dewa menancapkan dominasi mereka di mayapada. Sang Batari ingin menunjukkan pada seluruh umat manusia di muka bumi bahwa ia pun layak untuk disembah dan dipuja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabharata Dewanagari
FantasyMahabharata Dewanagari adalah cerita fantasi yang menceritakan perebutan tahta kerajaan Hastinapura, yang dihiasi kisah-kisah perjalanan hidup tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Cerita dimulai dari kehidupan Raja Santanu sampai dengan akhir hayat pa...