Syahdan, di sebuah desa di tepi sungai Yamuna tinggalah keluarga nelayan dengan kepala keluarga bernama Dasabala. Ia memiliki seorang putri bernama Satyawati. Satyawati memiliki paras yang cantik jelita. Namun sayang ia mengidap suatu kelainan yang membuatnya dijauhi oleh para lelaki. Gadis itu sejak lahir telah menderita penyakit aneh yang menyebabkan badannya berbau amis seperti ikan.
Satyawati setiap hari bekerja sebagai penarik perahu yang menyeberangkan orang di sungai Yamuna. Pada suatu ketika ada seorang Bagawan bernama Parasara yang berdiri di tepi sungai Yamuna dan hendak menyeberang. Sang Bagawan kemudian meminta bantuan Satyawati untuk menyeberangkannya. Di atas perahu, Parasara diam-diam memperhatikan Satyawati dan muncul rasa ketertarikannya pada gadis tersebut. Mereka lantas bercakap-cakap dan saling memperkenalkan diri. Namun memang tak bisa dipungkiri Parasara merasakan ada sesuatu yang mengganggu sedari tadi. Ia mencium bau amis khas aroma ikan yang begitu menyengat hidung. Parasara segera tahu bahwa bau tak sedap itu berasal dari badan si gadis penarik perahu tersebut.
Satyawati lalu menceritakan perihal penyakitnya pada Parasara. Dikatakannya juga bahwa Ayahnya berpesan jika ada lelaki yang mampu menyembuhkan penyakitnya tersebut maka ia berhak menjadi suami Satyawati. Mendengar hal tersebut maka Parasara menyatakan bahwa ia sanggup menyembuhkan penyakit Satyawati. Sejenak Sang Bagawan merapal mantra suci lalu diusapnya kulit Satyawati. Ajaib, saat itu juga bau amis di badan Satyawati hilang dan berganti dengan aroma wangi yang semerbak hingga dapat tercium sejauh seratus Yojana.
Mengetahui sang putri telah terbebas dari penyakitnya maka bergembiralah Dasabala. Sesuai dengan janjinya maka ia pun merestui Parasara menjadi suami Satyawati. Selama beberapa waktu, Parasara tinggal di tepi sungai Yamuna bersama Satyawati. Dari perkawinan mereka lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama Abyasa. Bertolak belakang dari kedua orang tuanya yang berparas sempurna, Abyasa memiliki penampilan yang menakutkan serta berkulit hitam legam. Meski demikian ia dikaruniai sifat mulia dan berhati suci. Parasara dan Satyawati begitu menyayangi Abyasa. Sang Bagawan meramalkan bahwa putranya tersebut kelak akan menjadi penentu dari kelangsungan Dinasti Kuru yang saat ini bertahta di Hastinapura. Bersama Putra Gangga, Dewabrata, kelak Abyasa akan memiliki andil besar dalam melestarikan kejayaan Hastinapura.
Beberapa tahun kemudian, Parasara berniat untuk kembali meneruskan perjalanannya dalam menyebarkan ajaran spiritual kepada umat manusia. Sebelum pergi, Parasara meminta pada Satyawati agar mengijinkannya untuk membawa serta Abyasa, agar kelak sang putra dapat mengikuti jejaknya sebagai Bagawan. Satyawati akhirnya merelakan kepergian Parasara dan Abyasa, dan ia berharap suatu saat mereka dapat kembali berkumpul bersama. Satyawati kembali pada kesibukannya sebagai penarik perahu di sungai Yamuna. Setelah mendapat karunia dari Parasara hingga membuat badannya mampu memancarkan aroma wangi yang begitu menakjubkan, maka Satyawati kini namanya menjadi tersohor di Yamuna. Banyak orang mulai membicarakan tentang dirinya.
Baiklah, untuk sementara mari kita tinggalkan sejenak cerita mengenai Satyawati, dan kembali pada kehidupan Raja Santanu. Sepeninggal Dewi Gangga, Sang Raja kembali lagi pada kesibukannya menjalankan roda pemerintahan di Hastinapura. Kehadiran sang putra tercinta, Dewabrata cukup dapat mengurangi kesedihannya atas kepergian Sang Dewi. Dewabrata dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh Raja Santanu. Saat beranjak dewasa, Pangeran Hastinapura itu tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa. Dewabrata sangat berbakti terhadap orang tuanya. Ia juga memiliki sifat yang mulia serta berjiwa ksatria yang tinggi.
Dewabrata benar-benar dipersiapkan oleh ayahandanya sebagai calon pewaris takhta Hastinapura. Ia mendapatkan pendidikan dari para mahaguru pilihan yang mengajarinya berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat berharga. Salah satunya adalah seorang mahaguru yang sangat sakti bernama Resi Parasurama yang mengajarkan Dewabrata ilmu perang dan kemiliteran. Maka setelah menyelesaikan pendidikannya, Dewabrata semakin meneguhkan kodratnya sebagai manusia setengah dewa. Ia menjadi salah satu ksatria paling sakti dan paling disegani di Arcapada. Dewabrata ahli dalam berbagai modus peperangan, dan ia dikenal sebagai pemanah ulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabharata Dewanagari
FantasyMahabharata Dewanagari adalah cerita fantasi yang menceritakan perebutan tahta kerajaan Hastinapura, yang dihiasi kisah-kisah perjalanan hidup tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Cerita dimulai dari kehidupan Raja Santanu sampai dengan akhir hayat pa...