Chapter 2

1.8K 87 15
                                    

Ditengah keheninganan malam yang terasa sepi bagi sebagian orang tapi tidak untukku, aku menjemput kebahagiaan. Aku menyibukkan diriku dengan menulis, tentang cinta. Aku sedang jatuh cinta dengan teman kelasku. Kami memang akrab, bahkan sangat akrab. Jadi dapat ku simpulkan bahwa mungkin dia juga menyukaiku. Aku senang, karena banyak perhatian yang kudapat. Aku bahkan lebih senang menghabiskan waktu dengannya daripada sekedar bermain truth or dare ataupun duduk-duduk di kantin bersama sahabatku.

Ya, jatuh cinta memang terkadang membuat orang lupa akan sekitarnya.
Dering ponsel berbunyi. Ada panggilan tak terjawab dari Ujan. Sesegera mungkin aku menelponnya kembali, namun tak satupun diangkat olehnya. Aku semakin penasaran dibuatnya. Lalu aku kirimkan beberapa pesan singkat untuknya. Satu jam, dua jam, tiga jam berlalu namun aku tak kunjung mendapatkan balasan. Hingga akhirnya aku menyerah, aku lelah. Aku beranjak ke tempat tidurku, kurasa aku harus beristirahat sepenuhnya malam ini. Namun beberapa langkah ku tinggalkan, ponsel ku kembali berdering. Ada pesan masuk.

"Tadi kepencet, sorry ya. Udah malem, lo tidur sana jangan terus-terusan penasaran. Malam pelangi."

Aku tersenyum kegirangan. Ujan aneh. Sikapnya tak terduga, mengejutkan, membuatku sering tersenyum, ketawa, menangis yang berlebihan. Layaknya orang strees, bisa dibilang. Malam ini, meski aku telah coba pejamkan mata namun semuanya terasa sia-sia. Hatiku terus bersorak kegirangan dalam keheningan malam. Hanya sebuah nama yang terus mengitari pikiranku.

Sebuah nama,
Ujan...

*****

Dua part dulu yaa, please kasih vomment hihi.

UJAN DAN PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang