Chapter 5

833 51 3
                                    

"Hei??!?! Lo kenapa bengong, nangis pula..." Ujan menggoyang - goyangkan tubuhku dengan sangat kencang, namun aku masih diam seribu bahasa.

"...."

"Gue cuma bercanda kali, gue itu cuma baca judulnya doang. Yang "about you, from your secret admirer." Judulnya bagus kok hehe."

"..."

"Serius gue bercanda tadi, cuma buku diary yang lo sampul warna cokelat muda ini memikat hati banget, pengen gue baca..." Ujan memutuskan kalimatnya. Sementara aku menatapnya dengan tajam.

"Lo pasti enggak mengizinkan gue kan? Jadi nih, ambil." Ujan menyerahkan buku diary itu padaku dengan senyum yang sedikit memaksa, dengan senang aku menggamitnya kembali. Ini ulah kecerobohanku.

"Lo nemu dimana?"

"Di perpus kemarin, lo ninggalin buku ini gitu aja sementara hp aja lo inget." Katanya.

Senyum sumringah merekah di bibirku. Aku pikir, Ujan tengah lancang mengambilnya namun perkiraanku salah besar. Ku rasa dia memang baik bahkan sangat baik padaku.

"Belum waktunya, Jan untuk lo tahu semua isi dalam buku ini. By the way, thanks loh ya." Ucapku seraya memeluk tubuhnya, hangat.

"Gue ngerti kok sama keadaan temen gue yang jomlo bin aneh satu ini." Ucap Ujan seraya mengacak - acak rambutku pelan. Dia menggoda ku dengan ucapannya. Menyedihkan.

"Ya, aku tahu kita teman, Jan. Cuma teman." Gumamku dalam hati.

---

Gilakk. Capek. Semoga viewersnya bertambah deh aamiin! Semoga senang dengan kelanjutan cerita dua anak SMA.

UJAN DAN PELANGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang