9. Lost Virginitas

22.5K 71 0
                                    

Disudut ruangan yang hening Narine menatap kesal ke arah Fabian yang sedang bercengkrama bahkan berphoto mesra dengan para gadis dipesta itu.
Kebanyakan dari mereka adalah model majalah yang sering ia sewa untuk keperluan bisnisnya.
Betapa menyebalkan setelah merasakan sikap Fabian yang terkadang hangat lalu mengabaikannya ketika mereka berada dilingkungan bebas.
Dia hanya baik saat dirumah saja,selebihnya ia selalu bersikap semaunya.
Bahkan sekarang tanpa malu ia membiarkan dirinya dipeluk para gadis seksi itu sambil memegang minuman mereka.

Seorang pelayan membawa minuman tepat dihadapan Narine, tanpa banyak tanya ia langsung mengambil dua gelas wine dan meminumnya sekaligus.
Beberapa menit kemudian ia merasa dirinya seperti melayang dan pusing,meracau tak menentu.

Dengan langkah goyah ia menghampiri Fabian yang sedang bercengkrama dengan teman-teman wanitanya.

" Hey, Fabian mari kita pulang,aku pusing mau tidur." Ucap Narine dengan setengah sadar sambil memeluk posesif tangan Fabian.

Ia benar-benar tidak ingin melihat wanita lain merangkul mesra bosnya. Mendadak dirinya menjadi posesif.Bukankah itu hak pria itu? Siapa dia bisa memeiliki perasaan tak suka?Narine yang sadar akan posisinya tetap tak peduli. Ia tetap memaksa Fabian untuk menuruti kemauannya.

Beberapa teman wanita Fabian dan rekan bisnisnya memperhatikan Narine.Mereka berbisik seolah ingin tahu siapa gadis mabuk yang berani merangkul posesif itu.
Tak sedikit diantara mereka yang memperlihatkan wajah tak sukanya dan ingin menghempaskan rangkulan Narine dari tubuh Fabian.

Fabian tidak ingin rekan-rekannya tahu siapa Narine sebenarnya.
Ia hanya ingin orang mengenali Narine sebagai asisten pribadinya,bukan wanita yang sedang berhasil mencuri perhatiannya.
Tapi kali ini mau tidak mau Fabian harus mengutamakan Narine dihadapan banyak orang.
Ia tidak ingin gadis cerobohnya ini mengalami sesuatu hal yang buruk.
Tanpa berpamitan Fabian langsung meraih Narine dan membopongnya keluar dari area pesta.
Gadis itu benar-benar mabuk berat,ia mengoceh tak menentu.
Lalu meminta security untuk mengambilkan mobil nya ke halaman lobby.
Tak lama kemudian Ia memasukan Narine kedalam mobil di jok depan.

Fabian masuk dan segera menancapkan gas meninggalkan gedung pesta.

Sepanjang jalan Narine meracau tidak jelas,bahkan tidak terdengar apa maksudnya.
Fabian hanya sesekali menatapnya lalu kembali fokus mengemudi.

"Hei..gadis ceroboh cepat bangun kita sudah sampai rumah." Ucap Fabian berusaha membangunkannya.

"Hemmmm...kepala ku pusing aku mau tidur." Rengek Narine sambil memalingkan muka ke arah jendela mobil.

Fabian kewalahan melihat sikap Narine, ia langsung keluar mobil dan membuka pintu mobil sebelah kiri.
Dilihatnya gadis ceroboh itu sedang tertidur pulas.
Fabian memperhatikan sejenak wajah polosnya. Lalu membuka seatbel dan menggendong tubuh Narine.

"Kau terlihat kecil tapi ternyata tubuh mu berat juga." Ucap Fabian membenarkan posisi Narine di punggungnya dan berjalan memasuki rumah.

Sedangkan Narine ia hanya menyenderkan wajahnya di balik punggung Fabian.

Fabian melihat rumah masih terlihat seperti saat ia tinggalkan tadi , mungkin John belum kembali.
Ia berjalan menaiki tangga masih dengan posisi dimana Narine tertidur di balik punggungnya.
Setapak-demi setapak ia melewati tangga dengan langkah sedikit berat.Tiba di kamar ujung yang tak lain kamar Narine.
Fabian membuka kenop pintu yang beruntung tidam di kunci pemiliknya,biasanya Narine selalu menguncinya.
Perlahan ia berusaha duduk melawan arah dan menurunkan Narine ke atas ranjang secara perlahan dan membaringkannya.

Dilepas nya beberapa aksesoris dan high heels yang masih menghiasi tubuh Narine.Lalu meletakan tas yang Narine bawa di atas nakas.
Ia pun menyelimuti tubuh Narine dengan bed cover berwarna biru.

Struggle In The Dark ( Novel Dewasa 21+ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang