Pagi hari menyongsong. Terik matahari yang masuk dari celah pintu terbuka membangunkan Tuan Katsuyori yang tengah bergumul selimut hangat dalam keadaan bertelanjang dada.
Di celah pintu itu, Putri Sayo berdiri, bayangan gelapnya menghalangi sinar yang baru saja menyorot Tuan Katsuyori.
"Putri...," panggil Tuan Kaysuyori.
Putri Sayo, gadis yang setelah malam kemarin sudah menanggalkan keperawanannya itu menoleh dengan menampakkan wajah haru dan bahagia sekaligus. "Terbangun, ya?" ucapnya, setetes airmata turun dari sebelah matanya yang tak luput dari pandangan mata Tuan Katsuyori.
"Kau menangis?" suara lembut Tuan Katsuyori menjelaskan betapa cemasnya ia pada Putri Sayo.
"Ah, tidak...,Aku hanya merasa... Aku benar-benar tidak bermimpi berada disini sekarang. Meski di tentang oleh kakak. Aku beruntung bisa bersamamu...." air mata gadis empat belas tahun itu berlinangan dan mengalir pelan. Bias Mentari memantul dari bulir-bulir air matanya yang mengalir.
Perlahan Tuan Katsuyori memakai pakaian kimono tidur. Pandangannya tak lepas dari sosok wanita bertubuh mungil di depan matanya. Kemudian Pria berusia tiga puluh dua tahun itu menghampiri Puteri Sayo dan memeluk lembut tubuh gadis itu dari belakang.
"Putri...," panggilnya lirih.***
Dentingan suara alat musik Koto mengalun Indah hingga terdengar ke seluruh penjuru puri. Dimana suara itu berasal dari kediaman Putri Sayo. Yang mana Puteri Sayo sedang memainkan alat musik itu dengan hikmat.
"Bunyi yang sangat merdu. Siapa ya?" tanya seorang pelayan wanita. Penasaran dengan suara Indah yang di hasilkan alat musik Koto tersebut.
"Itu Nyonya," kata pelayan satunya memberitahu. "Dia seperti menghilangkan bayangan gelap yang menimpa keluarga Takeda disini. Nyonya benar-benar datang membawa musim semi."
Kala itu Tuan Katsuyori sedang berada di ruangan lain tak jauh dari kediaman Putri Sayo. Pria itu langsung terburu menuju ke kediaman Putri Sayo. Ia begitu tertarik dengan suara dentingan alat musik Koto yang di mainkan Putri Sayo.
Tuan Katsuyori menunggu di pintu ketika suara dentingan itu hampir berakhir melodinya. Ia mengamati putri Sayo dalam diam. Tampak serius.
Tak lama kemudian musik itu berhenti, mana kala Putri Sayo menyadari Tuan Katsuyori sudah berada di pintu sedang mengamatinya.
"Ada apa? Permainanku jelek, ya?" Putri Sayo memandang pria itu dengan cemas.Pria itu tak lantas memberi jawaban apapun tentang permainan Putri Sayo. Ia hanya bergeming sambil mengamati wajah Putri Sayo lekat-lekat. Lalu tiba-tiba Tuan Katsuyori mendekat, dimana pria itu kemudian memeluk Puteri Sayo dengan erat dan posesif.
"Tuan?" Putri Sayo keheranan dengan sikap aneh suaminya itu.
"Aku harus membangun kembali keluarga Takeda untuk Putri," katanya tiba-tiba. Suara Tuan Katsuyori terdengar lirih dan bersungguh-sungguh. Namun di balik itu semua, Putri Sayo memahami apa yang sebenarnya pria itu rasakan. Bahwa kelangsungan klan keluarga Takeda saat ini sedang terancam.
***Pada tahun 1578, Uesugi Kenshin yang bertarung melawan Nobunaga meninggal. Berawal dari itu, segalanya mulai berubah. Peperangan antara pewarisnya langsung meledak.
Disana, juga terjadi peperangan antara anak angkat Kenshin. Hojo ada disisi Kagetora yang memiliki hubungan darah...
Sementara Katsuyori sebaliknya, ada disisi Kagekatsu.Kakak dan Suami bermusuhan. Hasilnya, aliansi antara Takeda dan Hojo bubar.
Karena peperangan antara pewaris Uesugi ini, Hojo menjalin hubungan dengan Tokugawa dan menyerang Takeda. Takeda dalam posisi terpojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feodal Story
Historical FictionCerita Adaptasi dari manga Yumi Kayama yang berjudul Toki o Kaketa Shoujo Tachi (Girls Diary). Berisi kisah-kisah cinta wanita zaman Feodal Jepang (zaman perang) Kisah cinta, politik dan perang turut menyertai kehidupan para wanita di zaman itu. Dim...