Byur byur byurrr
Putri Sayo menyirami tubuhnya dengan air dingin dari sumur dekat kuil. Melakukan ritual Mizugori yang sangat berbahaya jika di lakukan saat musim dingin. Harapannya hanya satu. Melindungi keluarga Takeda dari segala marabahaya. Meski nyawa menjadi taruhannya.
Ritual itu berlangsung selama beberapa hari. Walaupun pelayan sudah seringkali melarang. Sayo tetap melakukan ritual tersebut. Sifatnya yang keras kepala tak bisa di hentikan.
Guyuran-guyuran air itu mengalir, terasa dingin menusuk kulit, membuat tubuh Sayo bergetar dan giginya bergemeletakkan. Tetapi karena tekad yang kuat, putri Sayo menahan segala kedinginan itu dengan sekuat tenaga."Selamatkan keluarga Takeda" tulisnya dalam permohonan.
Setelah ritual itu selesai, mendadak putri Sayo jatuh tak sadarkan diri di kuil.
***
"Putri..."
Suara bass dan lembut seorang pria membangunkannya. Suara yang ia kenal. Suara hangat yang selalu membuatnya rindu.
Perlahan-lahan Putri Sayo membuka matanya. Wajah buram yang pertama terlihat itu langsung ia kenali. Seperti mimpi.
Katsuyori tersenyum lega. "Syukurlah kau sudah sadar...."
Putri Sayo terperanjat dari tidurnya begitu tahu Katsuyori yang ia lihat bukanlah mimpi. Namun tindakannya yang tiba-tiba bangun itu membuat kepala Sayo kembali tersengat rasa sakit. Ia pun di baringkan kembali oleh Katsuyori pelan-pelan.
"Jangan memaksakan diri," kata Tuan Katsuyori. "Tidurlah."
"Aku … kenapa...?" tanya Sayo, suaranya terdengar serak.
"Aku dengar dari Yoshino. Kau melakukan Mizugori di kuil. Putri pingsan karena capek akibat kedinginan setelah memberikan surat permohonan."
"Ya … aku … memohon agar Tuan selamat."
Katsuyori tersenyum tipis. "Terima Kasih."
Sayo langsung berbinar melihat Katsuyori tersenyum. Ia menyangka bahwa apa yang ia lakukan tidak sia-sia. "Kalau begitu doaku didengar dewa, ya?"
Katsuyori terdiam. Ia mengalihkan pandangannya, bersamaan dengan senyum yang menghilang. Ia sendiri tidak bisa mengatakan apapun kecuali menelan pil pahitnya sendiri atas kekalahan yang baru saja ia alami di Medan perang karena pengkhianatan.
"Putri, ayo sama-sama mulai dari sekarang...," ucap Katsuyori mantap.
Katsuyori kembali karena pengkhianatan beruntun anak buahnya dan juga orang-orangnya yang kabur.
Ia bertekad mencoba membangun kembali. Dan sekali lagi pergi ke puri.
***
Tanggal 3 Maret 1582
Katsuyori dan Sayo bersama tujuh ratus anak buah keluar dari puri Shinpu menuju puri Iwadono.
Masuk ke puri dengan bangga beberapa Bulan lalu, sekarang mereka melakukan perjalanan untuk menghindari musuh.
"Kau baru sembuh dari sakit, jangan memaksakan diri dengan tidak naik kuda," ucap Katsuyori di tengah-tengah iringan perjalanan menuju puri Iwadono.
Sayo tersenyum lebar walau wajahnya masih terlihat pucat. "Sakit? Berikutnya aku pasti dapat menjadi kekuatan tuan," ucapnya penuh semangat. "Puri Iwadono berbatasan dengan Hojo. Kalau kita bisa pergi kesana, kakak bisa menolong kita."
Mendadak Katsuyori diam. Matanya melebar menatap Sayo.
Sayo sudah menafsirkan kemungkinan Katsuyori salah paham. Ia pun menjelaskan segalanya dengan terperinci agar Katsuyori tidak salah paham terhadapnya. "Mungkin aku telah lancang, aku telah menulis surat pada kakak, kakak juga tidak dendam pada tuan yang terlibat dalam peristiwa keluarga Uesugi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Feodal Story
Historical FictionCerita Adaptasi dari manga Yumi Kayama yang berjudul Toki o Kaketa Shoujo Tachi (Girls Diary). Berisi kisah-kisah cinta wanita zaman Feodal Jepang (zaman perang) Kisah cinta, politik dan perang turut menyertai kehidupan para wanita di zaman itu. Dim...