Sore itu ketika Putri Toku sedang memetik bunga di taman puri dekat ruang duka Kojiju. Ia bertemu dengan Nobuyasu. Mereka berpapasan. Tetapi pria itu berjalan begitu saja melewati Putri Toku dengan wajah yang datar menuju altar doa abu Kojiju.
"Tentang Kojiju.... Yukino di asingkan ke wilayah Koshu," ucap Nobuyasu usai memanjatkan doa. "Puteri..., persis seperti yang Puteri katakan, dia mata-mata Takeda.... Sebagai pemilik puri, aku tidak langsung ke tempat Tuan Putri. Aku memastikan terlebih dahulu kebenaran desas-desus itu. Aku tidak memperhatikan wanita yang sangat mencintaiku. Sepertinya aku di besarkan dengan penuh kemanjaan." Nobuyasu menertawai dirinya sendiri.
Putri Toku sempat tak percaya dengan penjelasan Nobuyasu. Pria itu mengakui kesalahannya. Walaupun terlambat, tetapi itu sudah membuat Putri Toku merasa akan ada harapan untuk kembali.
"Sekarang... mungkin kau akan mengabaikanku..., maafkan aku! aku sangat jahat!" Nobuyasu memaki dirinya sendiri.
"Tuan...." Putri Toku memanggil Nobuyasu dengan lirih.
"Aku yang bodoh ini... masih pantaskah di panggil tuan?"
Puteri Toku sempat tak bisa berkata-kata saat Nobuyasu menjelaskan segalanya. Ia terlalu sibuk menahan air matanya yang terlanjur jatuh. Hatinya terenyuh. Ia sudah tidak peduli apapun yang di katakan Nobuyasu. Ia hanya ingin memeluk tubuh pria itu. Pria yang selama ini ia rindukan. Pria yang selama ini telah membuatnya sakit. Ia hanya ingin memeluk pria itu, hanya itu. Ia tidak peduli seperti apa Nobuyasu. Karena ia hanya mencintai Nobuyasu.
"Aku ... aku... adalah isteri Nobuyasu. sampai kapanpun, apapun yang terjadi...."
"Tuan Putri."
Sebuah kecupan ringan di bibir mengawali hubungan mereka yang mulai membaik. Hari itupun Nobuyasu bermalam di kediaman Putri Toku dan menikmati tiap cinta yang di berikan Putri Toku padanya yang sempat hilang di telan kegetiran hidup. Di malam itu Nobuyasu tidak ada henti-hentinya mengucap cinta untuk Putri Toku. Tentu saja, Putri Toku sangat bahagia. Karena ia yang paling merindukan itu.
***
3 Agustus 1579
"Hei, kalau lari bisa terpeleset, sayang!" Putri Toku memperingatkan putri kecilnya yang berlari terlalu cepat.
Tetapi bukannya putrinya yang terjatuh, malah Putri Toku yang justru terjatuh karena terlalu tergesa-gesa mengejar putrinya.
"Kyaaa!"Bruukkk
Nobuyasu terkekeh.
"Sepertinya lebih berbahaya bagi Puteri," ucap Nobuyasu sembari membantu isterinya berdiri.Toplak toplak
Terdengar suara-suara tapak kaki kuda di luar puri. Bukan satu melainkan puluhan. Entah dari mana asalnya, tapi suara itu menimbulkan tanda tanya besar bagi Nobuyasu dan Putri Toku.
Sesaat setelah mendengar suara tapak kaki kuda, seorang pelayan datang memberi kabar.
"Tu... tuan muda!" pria itu terlihat kalap.
"Ada apa? sepertinya ada suara pasukan berkuda..., " Nobuyasu menerka.
"Ayah tuan datang!"
"Ayah?"
Nobuyasu dan Putri Toku menegang.
Tuan Ieyasu memimpin pasukan...? Batin Putri Toku.
Seakan itu adalah pertanda. Putri Toku baru sadar tali sandalnya terputus.
***
Pertemuan mendadak itu membuat perasaan Putri Toku gelisah. Ia menunggu di dalam kediamannya sambil menenangkan pikirannya dengan merangkai bunga. Namun tiba-tiba...,
KAMU SEDANG MEMBACA
Feodal Story
Historical FictionCerita Adaptasi dari manga Yumi Kayama yang berjudul Toki o Kaketa Shoujo Tachi (Girls Diary). Berisi kisah-kisah cinta wanita zaman Feodal Jepang (zaman perang) Kisah cinta, politik dan perang turut menyertai kehidupan para wanita di zaman itu. Dim...